31. dinner

433 85 17
                                    

Arsy terlihat sangat tenang mengikuti rapat, dirinya hanya diam dan tidak banyak bicara. sebab,sebelum ke ruangan rapat,Bryan sudah menyuruh Arsy agar diam dan mendengarkan. Tidak perlu ikut angkat bicara.

sementara Bryan sibuk menjelaskan kepada bawahan nya yang lain, mengenai perubahan sistem kerja.

"Jadi, bagaimana menurut kalian semua? Apakah setuju dengan keputusan saya?" Tanya Bryan sambil melirik mereka semua satu persatu.

"Setuju pak" Koar semuanya bersamaan. Satu diantara mereka (Wisnu) angkat tangan dan mulai memberikan kritik kepada Bryan.

"Menurut saya pak, itu tidak perlu dilakukan. Karna sistem kerja kemarin masih sangat baik iyakan? Dan...kemarin tenang-tenang saja, tidak ada protes dari siapa-siapa. Kenapa sekarang tiba-tiba pak Bryan mengubah sistem kerja?"

Bryan menghela nafas pelan dan menatap Wisnu datar. "Karna pelaksanaan sistem kerja kemarin tidak bisa kalian lakukan secara baik, masih ada yang suka terlambat, ceroboh. Dan menurut sa.." Perkataan Bryan langsung di potong Wisnu cepat.

"Tapi pak! Sistem kerja ini menurut saya terlalu ketat. Dan makin hari semakin banyak saja peraturan disini!" Seru Wisnu tak terima.

Adam menggeleng kepala pelan dan ikut angkat bicara " Nu, kamu kerja disini sudah lumayan enak jadi staff manager keuangan. Itu juga berkat pak Bryan, dan jika kamu protes sama setiap peraturan pak Bryan. Berarti kamu ga patuh sama atasan."Jelas Adam meluruskan.

"Dari awal juga sa..."

BRAK!

Meja rapat dipukul kasar oleh Bryan, seketika seisi ruangan langsung terdiam, tidak ada yang mengeluarkan suara sama sekali..

Bryan mengepal kuat tangan kanan nya dan menunjuk kearah Wisnu.
"Saya memberikan peraturan baru agar kamu bisa bekerja lebih tertib!! Saya juga mempercayai kamu bekerja disini dengan resiko yang tinggi!!!"
Tegas Bryan dengan nada bicara meninggi, Wisnu yang sedikit takut hanya menunduk, tak berani menatap Bryan sama sekali.

Arsy yang duduk disamping Bryan hanya melirik sekilas, lalu Dirinya mengelus pelan paha kanan Bryan berusaha menenangkan nya.

Bryan melirik kearah pahanya, lalu menghela nafas seberat mungkin.
"Adam, ajak Wisnu keruangan pak Alberth. Minta kepada pak Alberth agar memberikan Wisnu surat pengunduran diri" Sementara Adam hanya mengangguk paham dan langsung mengajak Wisnu keluar dari ruangan rapat. "Baik, rapat kita akhiri sampai sini saja. Dannn selamat bekerja"

Setelah kepergian semuanya, kini tinggal Arsy dan Bryan didalam ruangan rapat. Arsy menghela nafas pelan dan menoleh kearah Bryan yang sedang merapihkan map-mapnya.

"Bry" Panggil Arsy dengan nada lembut. "Ma-mau ngomong"

"Apa hm? ngomong aja Ci "Jawabnya dengan nada dingin.

"Ke-kenapa Wisnu langsung dipecat? Kenapa ga dibicarain dulu baik-baik?" Tanya Arsy, sementara Bryan hanya tersenyum miring.

"Udah, dia pantes kok dipecat. Dari cara ngomong sama atasan aja ga sopan, udah ga usah dibahas lagi"
Jawab Bryan, Arsy hanya mengangguk pelan dan berniat keluar duluan meninggalkan ruangan rapat, tapi lagi-lagi tangan nya ditahan Bryan.

"Bentar" Arsy yang sedikit kaget langung menoleh kearah Bryan sambil mengerutkan dahi bingung."Barengan aja, gue amnesia lupa jalan" Tambahnya.

COOL PSYHOPATH [SELESAI✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang