"Oh Kami ma- mau pindahan Pak. Dibagasi cuma ada baju baju dan perlengkapan Pakaian" Tambah Jason berusaha Meyakinkan.
"Boleh saya Cek? "
Deg.
Sontak Evan dan Jason langsung diam tak berkutik, Keringat dingin bercucuran dari dahi Jason, begitu juga Evan. Keduanya juga tidak menyangka jika kejadian seperti ini akan menimpa Mereka.
"Boleh pak, Silahkan"
Jawab Erick Santai.Evan dan Jason menoleh kearah Erick tak percaya, bahkan wajah Erick terlihat biasa saja. Sangat berbeda dengan Mereka berdua. Polisi langsung beranjak kearah bagasi Mobil, membuka bagasi pelan dan menemukan 2 Koper hitam yang tertumpuk rapi. Sesekali Polisi melirik Ketiganya dari belakang. Saat Polisi mengecek Koper yang dibawa oleh Mereka...
"Gimana pak? " Tanya seorang polisi yang lain.
"Iya benar, isinya cuma Pakaian. Koper satunya juga sama" Ujar Polisi yang memeriksa Koper tersebut.
"Kalo Karungnya Pak? " Tambah Polisi satunya sambil menunjuk Karung di Kursi tengah samping Erick.
Polisi mendekat kearah Erick dikursi Tengah, dan Mengintip sedikit bagian atas Karung. "Sama Kain semua ini Isinya, tapi pak kenapa banyak sekali membawa bahan Pakaian? "
Erick tersenyum miring penuh kemenangan "Oh itu semua Pakaian milik Sepupu Saya pak. Maklumin aja Sepupu Saya suka Menjahit. Jadi perlu banyak Stok Kain" Ujar Erick berusaha Meyakinkan.
"Yasudah, Silahkan melanjutkan perjalanan. Maaf menganggu sebentar" Ujar polisi sambil tersenyum tipis. Evan hanya mengangguk dan langsung menginjak pedal Gas nya.
"Gila! Kok bisa sih ada Baju di atasnya? Gw inget banget kalo itu Ga ada Baju- baju sama sekali! " Ujar Jason tak percaya. "Dan Lo juga Rick! Kenapa ga bilang sih kalo udah Lo siapin semuanya? " Erick sekuat tenaga menahan tawa Nya "Tuh malah Ketawa! Kurang ajar Lu! " Tambah Jason Kesal.
"Udah Jas, setidaknya Kita Ga dicurigain. Btw Baju Siapa yang Lo taro di atas Bangke? " Tanya Evan.
"Baju Diruang Tengah, yang masih di dalem Rak Baju" Mendengar Perkataan Erick, Sontak Jason dan Evan Berteriak bersamaan.
"APA!? "
"Lah salah ya? " Jawab Erick polos.
"Hoddie Jeqlo Gue Astaga!! "
Ujar Jason kesal sambil mengacak Rambutnya prustasi."Baju Prada Gue"
Tambah Evan lemas."Yaudah Cuci aja ntar"
Cetus Erick Santai"Ogah! "
Teriak Keduanya bersamaan."Yaudah kalo ogah"
"Bryan lagian kenapa Ga beresin sendiri aja sih, cape Gue ngurusin ginian terus! " Keluh Evan kesal.
"Lo tuh Sepupunya Van, kalo bukan Kita siapa lagi yang mau urus masalah kaya gini? Dan Bryan juga dah percaya kan sama Kita? Udah Lo jalanin aja"
Jelas Erick sambil menyentuh bahu Evan dari belakang."Ada bener nya sih Van yang dibilang ama Erick. Tanpa Kita Bryan juga Ga bakalan bisa apa apa" Tambah Jason.
"Tapi Gue ga yakin, Gue kaga yakin kalo apa yang Kita lakuin sekarang bakal terus berjalan mulus" Jason dan Erick masih menyimak perkataan Evan dengan seksama "Maksud Gue, Gue takut Identitas Kita ujung- ujung Nya bakal Kelacak sama Polisi! Dan itu juga bakal ngebahayain Nyawa Bryan! Apalagi kalo Polisi tau Identitas Bryan tuh Psiko! Bisa di Hukum mati Bryan woy! "

KAMU SEDANG MEMBACA
COOL PSYHOPATH [SELESAI✅]
RandomDendam yang terus-menerus dirasakan, rasa sakit dan kehancuran yang menjadi awal mula kematian dan kehilangan nyawa. Bisakah ini berakhir? INSPIRED BY: RUMAH DARA ( MACABRE )