Inaza memasukan dua buah silet ke saku hoddienya, sementara Husein hanya membawa sebuah kapak berukuran sedang.
"Kak Inaza mau kemana? Kok pake hitam semua? Terus kenapa topi hoddienya juga dipake? " Tanya Lauren polos kepada kakak perempuan nya.
Sementara Inaza memasang masker diarea mulutnya lalu menunduk, dan kemudian dirinya mengelus pelan rambut Lauren "Beli permen, nanti kak Inaza pulang bawain kamu permen yang banyak, oke? " Lauren yang terlalu polos hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.
Bryan keluar dari dalam kamarnya sambil membawa sebuah pisau, dan kelihatan nya baru diasah.
Inaza dan Husein ingin beranjak pergi, namun tangan kanan nya langsung di tahan Bryan. Inaza yang sedikit terkejut langsung menoleh kearahnya.
"Bawa Za, dan pastiin lo pake pisau ini buat ngabisin dia" Bisik Bryan.Inaza yang paham hanya mengangguk pelan dan langsung menyusul Husein yang sudah berada didalam mobil Xpander putih miliknya.
Arsy yang penasaran ingin keluar dari pintu depan, namun Bryan langsung menghalangi dan meletakan tangan kanan nya sebagai penghalang dipintu. Bryan melirik Arsy sekilas,lalu mulai angkat bicara.
"Mau kemana?" Tanya nya dinginSementara Arsy hanya menelan ludahnya dan menjawab seadanya
"mau liat Yasmin sama yang lain diluar.." Jawab Arsy sambil menunjuk kearah Yasmin didekat mobil Pajeronya."Udah diem sini aja*bryan menyentuh pucuk kepala Arsy* urusan orang dewasa ini" Ujarnya sambil tersenyum tipis. "Masih kecilkan? " Tambah Bryan lalu menoleh kearah Arsy dibelakangnya.
"Dah gede ya jangan ngawur" Jawab Arsy cepat.
Bryan tersenyum miring lalu mengulurkan jari kelingkingnya kearah Arsy " Baikan? "Arsy hanya melirik kelingking Bryan,lalu Bryan kembali angkat bicara " Bakal gue jelasin semuanya, asal maafin kesalahan gue dimasa lalu. Cape tau, terus-terusan diem-dieman kaya sekarang"
Arsy menghela nafas pelan lalu menyambut uluran kelingking Bryan menggunakan kelingkingnya.
"Iya, ga perlu jelasin. Arsy udah dikasih tau Evan tadi, Arsy yang salah, terlalu egois, gamau dengerin penjelasan Bryan" Jawabnya sambil tersenyum tipis " Arsy dah dewasa, Bryan ga perlu selalu ngehawatirin Arsy terus"Bryan melepas tangan nya dari Arsy, lalu beralih menangkup pipinya.
"Gue sayang sama lo Ci, jangan tinggalin Gue lagi" Tambahnya sambil memasang raut wajah datar."Me too"
Bryan menarik pinggang Arsy lebih dekat kearahnya, Lalu wajah Bryan juga semakin mendekat ke Arsy. Tapi...
"Ehem! Maaf menganggu, numpang lewat ya.. " Suara Yasmin terdengar dari belakang Bryan, dan tentu nya Bryan harus menghentikan aksinya.
Bryan berdecak kesal dan melirik Yasmin yang masuk kearah ruang tengah. "Mengesalkan"
Sementara Arsy hanya tersenyum miring sambil berusaha menahan tawanya. "Bryan" Panggilnya.
Saat Bryan menoleh kearah Arsy..
Cup
Arsy mencium bibir Bryan sekilas lalu setelah itu Arsy menyentuh bibirnya menggunakan telapak tangan, dan ia langsung berlari kearah Yasmin di ruang tengah.

KAMU SEDANG MEMBACA
COOL PSYHOPATH [SELESAI✅]
RandomDendam yang terus-menerus dirasakan, rasa sakit dan kehancuran yang menjadi awal mula kematian dan kehilangan nyawa. Bisakah ini berakhir? INSPIRED BY: RUMAH DARA ( MACABRE )