6. in awe of anderson

918 132 38
                                    

"Iya kita sekarang temenan, makasi ya dah mau jadi temen arsy"

Bryan mengeratkan genggaman tangan nya dan menarik tubuh arsy sedikit lebih dekat kearahnya, sementara arsy berusaha menyesuaikan pernafasannya. Bryan menatap arsy dengan tatapan tajam sambil tersenyum miring.

"Tapi gue mau lebih dari temen"

Deg.

"Ma.. Maksudnya? "
Tanya arsy bingung dengan apa yang di katakan bryan barusan.

"Ya... Sahabat misalnya, kan lebih dari temen" Ujar bryan berusaha meyakinkan arsy.

"Oh sahabat, kirain.. "

"Emang lo mikir apa? "
Arsy melirik bryan sekilas dan mengalikan pandangan nya kearah lain.

"Ngga mikir apa apa sih"
Arsy langsung melepaskan genggaman tangan bryan dan beranjak masuk duluan kedalam mobil.

Bryan hanya memperhatikan punggung arsy yang semakin jauh dari pandangan nya. Kedua sudut bibir bryan terangkat naik.
"Lucu" Bryan langsung mengekori langkah arsy menuju mobilnya.

*****************

Disisi lain jason dan evan sedang bersantai dirooftop apartemen nya. Evan terlihat santai duduk dikursi sambil menatap langit sore semarang. Sementara jason menarik nafas nya dalam dan menghembuskan nya pelan, jason terlihat sangat rileks menghirup udara segar di atas rooftop.

Tidak lama kemudian...

"Lama ga lo berdua nunggu?"

Evan dan jason menoleh kesumber suara.

Erick.

Jason tersenyum lebar kearah erick, berdiri dari tempat duduknya dan memeluk erat teman nya itu, hal yang sama juga dilakukan oleh evan.

"Duh rick lo tambah ganteng aja sih"
Ujar jason tanpa mengubah ekspresi bahagianya.

"Apasih, sama aja gue. Dari dulu emang dah kentang kaya gini, lo kali jas tambah ganteng ya kan"
Jason hanya menggeleng pelan, sekuat mungkin jason menahan tawanya.

"Ga lah, si evan nih makin hari makin handsome ya ga van"
Ujar jason sambil memukul pelan bahu evan.

"Halahh apasih lo berdua!"
Erick dan jason hanya terkekeh geli mendengar respon evan.

"Oh iya masalah bryan, gue hampir lupa" Senyum yang tadinya terukir diwajah ketiga laki laki tersebut perlahan memudar. Jason mempersilahkan erick duduk di tempat yang telah ia sediakan.

"Jadi gimana? Mental bryan makin parah? " Tanya evan dengan raut wajah serius.

Erick menghela nafas pelan dan menyeruput teh nya.
"Ya gitulah, gue ga bisa berbuat banyak juga van, jas. Tergantung bryan nya , bisa atau ngga ngubah dirinya sendiri"
Erick meletakan cangkir di meja dan melanjutkan kata katanya.
"Lo tau sendiri anak broken home kaya bryan, dia ga bakalan mudah ngilangin sifat psiko dalam dirinya. Apalagi kalo banyak orang yang mau nyelakain dia dan orang terdekatnya, sifat kaya gitu susah diilangin! "

Jason dan evan saling menatap bingung, jason menghela nafas pelan sambil menggaruk dahi nya yang tak gatal. " Obat yang lo bilang bisa merangsang jaringan otak yang putus itu mana? Kata lo ampuh! " Cetus jason

"Ya awalnya gue kira bryan terganggu mental, atau sakit jiwa. Tapi pas gue coba berapa kali masukin tuh obat kemakanan atau pun minuman nya hasilnya tetep nihil! Bryan ga ngalamin gangguan mental apapun! Itu emang sifat dia yang mendarah daging! "
Jelas erick dengan nada bicara sedikit meninggi.

COOL PSYHOPATH [SELESAI✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang