the end

445 77 14
                                    

Saat Sharon hendak menyuntikan cairan tersebut keleher Arsy...

Bahunya disentuh oleh seseorang, Sharon yang terkejut langsung menoleh kebelakang.

Nadien.

"Na-nadien!?"

Sementara Nadien hanya tersenyum semanis mungkin, lalu ia menendang tubuh Sharon dari belakang sampai tersungkur ketanah.

Nadien melirik kearah kanannya dan meraih jarum suntik yang hendak disuntikan Sharon ketubuh Arsy tadi.

Nadien menduduki tubuh Sharon sambil tersenyum miring, lalu ia menyodorkan suntikan tersebut didepan wajah Sharon.

Sementara Sharon yang sedikit ketakutan hanya mengeluarkan keringat dingin.
"Ma-mau apa lo?! Jang-jangan macem-macem!" Gertak Sharon.

Sementara Nadien hanya tertawa remeh dan mulai ikut angkat bicara.
"Mauu kasih obat penenang biar lo ga gila lagi.."

Jlebbb

Nadien menyuntikan cairan tersebut tepat dileher Sharon sebelah kiri, seketika pandangan Sharon langsung memburam, ia merasakan tubuhnya seperti terbakar. Detik berikutnya ia pingsan dan tak sadarkan diri..

Senyum jahat Nadien mulai berubah menjadi senyum tulus, Nadien berdiri dan menghela nafas cukup berat.
"Huh, semoga aja setelah ini ga ada penderitaan lagi.." Ujarnya, dan saat Nadien hendak pergi..

"Nadien.."

Panggilan tersebut membuat Nadien harus menghentikan langkahnya..

Gilang.

Nadien terkejut karna Gilang yang memanggilnya, Nadien takut jika Gilang akan marah atas apa yang sudah dirinya lakukan..

Gilang mendekat kearah Nadien, Gilang menatap Nadien tajam. Sementara Nadien sama sekali tak berani menatap balik Gilang.

"Jahat lo Dien.." Cetus Gilang.

Sementara Nadien yang hendak memberikan pembelaan langsung dibekap oleh Gilang.

"Huss diem, gue dah tau semuanya. Lo ga perlu kasih pembelaan apa-apa lagi ke gue.." Tambahnya

Lalu Nadien langsung menepis kasar tangan Gilang yang menutupi mulutnya, dan dirinya langsung ikut angkat bicara.

"Gi-gilang ini bukan karna kemauan gue! Gue terpaksa karna.."

"Karna lo udah buat gue sayang sama lo." Sambar Gilang dengan kata-kata ngasal, sementara Nadien langsung menghentikan perkataan nya dan malah terfokus dengan ucapan Gilang.

"Apa?! Lo bilang apa!? Coba ulangin!" Suruh Nadien kepada Gilang.

Lalu Gilang mendekat dan berbisik ketelinga kiri Nadien. "Lo udah buat gue sayang sama lo" Ulangnya.

"Ga jelas, ngapain coba..."

"Emang cinta butuh penjelasan?"
Sambar Gilang sekali lagi, kali ini Nadien terdiam. Pipinya mulai memerah, sebisa mungkin ia menahan agar senyum diwajahnya tidak merekah.

Lalu Gilang mengambil tangan kanan dan kiri Nadien, setelah itu menggengam nya erat. Gilang menatap Nadien dengan tatapan lekat, sementara Nadien sebisa mungkin mengatur nafasnya.

"Gue sayang sama lo Dien, gue tau kesalahan ini kesalahan yang besar. Tapi setiap orang punya kesalahan, gue bakal bantu lo buat memperbaiki kesalahan tersebut." Jelas Gilang.

"Tapi, gue jahat. Gue bukan orang baik kaya Arsy ataupun Yasmin dan Inaza."

"Gue butuh lo, orang kaya lo yang harus gue perbaiki. Gue bakal lengkapi kekurangan lo, sejak kepergian lo dari hidup gue, gue ngerasa ada yang kurang. Dan saat lo kembali, gue ngerasa bahagia Dien,walau lo ngasih luka mendalam ke gue"

COOL PSYHOPATH [SELESAI✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang