Arsy tersadar didalam sebuah ruangan yang gelap, hanya ada cahaya dari lubang di sudut ruangan yang memberi penerangan. Arsy tersadar dengan posisi terlentang, ia melirik pergelangan tangan kanannya dengan kondisi berbayang.
Disekitar tangannya sudah lengket karna dipenuhi oleh darah, fikiran Arsy benar-benar kosong. sekarang ia tak tahu sedang berada dimana, dan apa yang akan terjadi dengan nasibnya setelah ini..
Pintu ruangan dibuka pelan, cahaya dari luar menyilaukan mata Arsy. Sosok seorang wanita berambut hitam sepinggang mendekat kearahnya, sementara Arsy berusaha mengatur nafasnya dengan tatapan yang masih berbayang..
"Hai Arsy, udah lama ga ketemu. Masih inget temen SMA lo ini kan? " Ujar wanita dihadapannya.
Sementara Arsy masih mengerutkan dahi tak paham, pengelihatannya perlahan makin jelas. Dan saat pengelihatannya sudah normal, dirinya terkejut melihat sosok dihadapan nya.
"Sha-sharon? Ngapain di-disini?"
Tanya Arsy gugup."Gue disini bantuin Haikal buat ngabisin lo Arsy!" Jawab Sharon sambil tertawa pelan.
"Ke-kenapa kalian nyakitin Arsy? Apa salah Arsy sama kalian!"
Mendengar perkataan Arsy, Sharon hanya tertawa kecil. Lalu detik berikutnya, Sharon menginjak pergelangan tangan kanan Arsy yang terluka menggunakan sepatu high heels nya. Tentu saja Arsy langsung berteriak sejadi-jadinya..
"AGHH SAKIT! SHARON TOLONG JAUHIN SEPATUMU DARI PERGELANGAN TANGAN ARSY! SAKIT SHARON! " Ujar Arsy memohon, tapi Sharon tidak menghiraukan teriakan Arsy dan masih tetap menginjak pergelangan tangan nya.
"Kenapa ini?" Ujar seseorang di belakang Sharon
Haikal.
"Oh biasa, tahanan kita satu ini terlalu manja! "
Bruk!
Sharon menginjak perut Arsy cukup keras, sementara Arsy memberikan reaksi sedikit kejang- kejang sambil menyentuh perutnya, dengan wajah pucat ditambah darah yang tak berhenti mengalir dari pergelangan tangan kanannya.
Haikal yang melihat hal itu hanya tersenyum miring, lalu dirinya berjongkok dan meraih tangan kanan Arsy. Arsy yang tidak mau disentuh sebisa mungkin menjauhkan tangannya dari Haikal...
"Gue ga mau nambah luka ditangan lo kok , lukanya mau gue obatin." Ujar Haikal berusaha menenangkan Arsy.
Sementara Arsy yang masih setengah takut berusaha percaya walau masih sedikit ragu. Dan ternyata benar, Haikal meraih perban dari saku blazernya dan melingkarkan nya dipergelangan tangan Arsy, ia berusaha menghentikan darah yang mengalir.
Sharon yang melihat hal itu sedikit tidak percaya " Kenapa lo bantuin dia Kal? Biarin aja dia mati!" Keluhnya.
Sementara Haikal tersenyum tipis, lalu dirinya berdiri dan mendekat kearah Sharon dibelakangnya. "Gue cuma ada urusan Bryan, dan bukan cewe ini. Walaupun dia berharga bagi Bryan, gue tetep ga bisa ngebiarin orang yang ga bersalah mati sia-sia" Jelas Haikal.
"Tapi gue ada urusan sama dia!"
"Shar, masalah lo cuma karna dia lebih berharga bagi Bryan dan lo merasa tersaingi. Lo seharusnya bisa main secara sehat tanpa harus ngebunuh dan ngehilangin nyawa dia.."
"Lo belain dia sekarang? Lo harus tau tujuan utama kita apa Kal!"
"Gue tau tujuan utama gue, tapi bukan ngebunuh cewe ini." Jawab Haikal sambil menatap Sharon tajam.
Setelah mengatakan itu, Haikal langsung keluar meninggalkan ruangan. Sementara Sharon yang tak terima hanya mengacak rambutnya kesal.
Lalu ia mengalihkan pandangannya kearah Arsy "Ga dimana-mana lo selalu dibelain orang, guna-guna lo kuat juga" Ujar Sharon dengan tatapan tak suka, lalu dirinya mengekori langkah Haikal dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
COOL PSYHOPATH [SELESAI✅]
AcakDendam yang terus-menerus dirasakan, rasa sakit dan kehancuran yang menjadi awal mula kematian dan kehilangan nyawa. Bisakah ini berakhir? INSPIRED BY: RUMAH DARA ( MACABRE )