"Udah mau pulang?"
Keempatnya langsung menoleh kesumber suara..
Bryan
Sementara Nadien terlihat gugup, Bryan yang menyadari hal itu hanya sedikit memiringkan kepalanya dengan tatapan tajam plus dingin.
"Kita belum makan lho" Tambah Bryan. "Kamu juga belum kenalan kan dengan saya?" Tanya Bryan sambil menatap Nadien dari atas kebawah.
"Ga-ga apa Bryan, makasi. Tapi saya harus ke.."
"Darimana anda tau nama saya?" Potong Bryan cepat, seketika Nadien langsung kehabisan kata-kata..
"Oh tau dari Jason ya kayaknya" Tambah Bryan berusaha memberi Nadien celah untuk mengelak..."Iya tadi Jason sebut namamu, dan pas saya nyebut Bryan tadi cuma nebak-nebak aja.." Jawab Nadien gugup, lalu Bryan hanya tersenyum miring sambil menjilat bibir bawahnya.
"Oh begitu, yaudah mau pulang kan? Lang, anter temen mu" Suruh Bryan, sementara Gilang hanya mengangguk paham. Namun saat Gilang hendak berdiri..
"Ga apa Bryan, Gilang, Gue pulang naik taxi aja ga apa.." Ujar Nadien sambil tersenyum paksa.
"Lah, kan kamu kesini dijemput. Masa pulang naik taxi" Ujar Bryan sambil menaikan satu aslinya..
"Ga apa Bry, yaudah gue pulang dulu"
Tanpa menunggu respon keempatnya, Nadien langsung pergi meninggalkan villa prasetyo.Sementara Bryan masih diam ditempat nya sambil menatap lurus kearah pintu keluar. Tanpa ia sadari, sudut bibir kirinya terangkat naik. "Mencurigakan" Gumamnya pelan.
**************************
Disisi lain, Nadien duduk didalam taxi sambil melihat kearah jendela mobil. Entah apa yang dirinya pikirkan, tapi dia hanya tidak percaya jika Arsy yang dimaksud adalah Arsy teman dekat mantan nya.
Nadien menghela nafas pelan sambil memejamkan mata beberapa detik.
"Ya tuhan, kenapa jadi serumit ini"Tidak lama kemudian, dering ponsel menyadarkan Nadien dari lamunan nya. Ia meraih ponsel dari dalam blazer dan melihat nama penelpon " Haikal.." Gumamnya pelan, tanpa menunggu lama, Nadien langsung mengangkat telpon tersebut.
"Ha-halo Kal?"
'Lo dimana? Gue tunggu dimarkas, cepet! Ada yang harus dibicarain!'
Setelah mengatakan itu, Haikal langsung memutus sambungan telpon secara sepihak. Sementara Nadien hanya menghela nafas pelan lalu mengerutkan dahi bingung.
"Ada apa lagi.."__________________________________
Saat sampai dimarkas Haikal, Nadien langsung masuk kedalam markas tersebut..
Dirinya melangkah perlahan dan masuk kedalam ruangan berpintu kayu berwarna merah. Saat ia masuk, Haikal sudah duduk dimejanya, menatap Nadien sambil tersenyum tipis.
/nadien mendekat kearah haikal.
"Kenapa Kal?"
"Ga apa, jadi gimana? Udah ada perkembangan mengenai posisi Bryan?" Tanya Haikal sambil menatap Nadien dingin penuh arti.
"Be-belum, gue belum tau keberadaan mereka, masih dalam.."
"Bukan nya lo ketemu sama si Gilang ya tadi? " Potong seseorang dibelakang Nadien, siapa lagi kalau bukan Sharon.
"Dan Gilang kan temen deket Arsy, gue yakin lo dah tau dimana keberadaan mereka" Mendengar perkataan Sharon, Haikal menatap Nadien tak suka. Sementara Nadien hanya melirik Sharon malas..
KAMU SEDANG MEMBACA
COOL PSYHOPATH [SELESAI✅]
De TodoDendam yang terus-menerus dirasakan, rasa sakit dan kehancuran yang menjadi awal mula kematian dan kehilangan nyawa. Bisakah ini berakhir? INSPIRED BY: RUMAH DARA ( MACABRE )