40 :: Gerimis dan Datangnya Seseorang

822 114 7
                                    


Series 1 :: Kita Putus!

Rintikan air yang turun tak membuat Sana mengurungkan niatnya untuk menemui Jafar di salah satu kafe dekat sekolah yang membuatnya harus naik bus dan melewati beberapa halte. Gadis itu memakai tudung jaketnya, berjalan menyebrang menuju kafe yang sudah menjadi tempat perjanjian mereka berdua. Tidak disangka Sana akan percaya dengan tawaran Jafar yang sering main-main seperti biasanya.

Dirinya membuka pintu kaca, mencari-cari orang yang tengah berkirim pesan dengannya sedari tadi. Ia melihat Jafar yang sudah memesan minuman entah apa. Langkahnya pelan menuju Jafar, gadis itu membuka tudung jaketnya. 

"Gue kira siapa, cepet banget San." Dia tahu bahwa itu sarkas, mereka janjian pukul setengah tujuh dan Sana sampai disini pukul tujuh. Jalanan semakin ramai karena gerimis yang mulai menghilang saat Sana sudah masuk ke dalam kafe. "Gue udah pesen makanannya, tinggal lo yang bayar aja nanti ya."

Pemuda berbicara dengan sangat ringan seolah tidak ada beban lagi di dalam pikirannya. Sana sedikit kesal, tapi ia tahu ia juga datang kesini karena kemauannya sendiri. "Apa yang lo tahu Jafar?"

"Santai San, makan dulu." Ia menghela napasnya, bersabar. Mungkin memang benar kalau Jafar punya berita yang penting untuknya, dan bisa membuatnya menyelesaikan semua permasalahan rumit ini. Makanan disajikan, bermacam-macam yang ia pesan membuat Sana terperangah.

"Tenang, lo bayar setengah ya." Jafar tersenyum dan mulai melahap makanannya. Melihat Sana yang terdiam, ia tertawa pelan. "Ini juga buat lo San, makan aja."

Gadis itu tadinya ingin menggeleng, tapi setelah dipikir-pikir, kalau ia ikut makan juga 'kan tidak terlalu rugi. Sana pun ikut dalam acara menghabiskan makanan yang ada di meja itu. Mereka sangat hening sampai semua makanannya sudah habis, masing-masing meneguk gelas minuman. Benar-benar kenyang.

"Lo kenyang?" Sana mengangguk menjawab pertanyaan yang diajukan Jafar. Pemuda itu terlihat mengerti dan kemudian berujar. "Yaudah ayo pulang."

"Jadi nyebelin itu kebiasaan lo ya?" Jafar tertawa mendengar jawaban dari Sana yang seperti biasanya.

"Oke, oke santai." Jafar terlihat menyandarkan punggungnya pada bangku putih yang indah itu. Ia terlihat terdiam sebentar dan mulai berbicara. "Renjani satu SMP sama kita."

"Lo tahu darimana?"

"Kemaren gue ikut reuni dan ada satu cewek yang terus-terusan nyariin orang dengan nama Renjani, dia berulang kali nanya sama orang-orang yang dateng ke reuni itu, kalo enggak salah yang nyari Renjani itu namanya Sasha."

"Sasha? Lo yakin Renjani yang dimaksud itu Renjani yang kita kenal?"

Jafar mengangguk. "Kayaknya iya, lo harusnya dateng ke reuni itu, lo kenal sama si Sasha itu 'kan."

"Iya, tapi kalo Renjani temennya Sasha, kenapa gue enggak pernah liat dia?" Sana mengetuk-ngetuk dagu bingung. Ia mengingat-ingat siapa saja yang pernah berinteraksi dengan Sasha di sekolah tetapi ia tidak mengenalnya. "Tunggu, jangan-jangan Renjani anak yang suka pake sweter sama masker dan dipanggil bukan pake namanya."

Jafar menggeleng. "Dia namanya Kasa, gue pernah ketemu, dia bukannya pindah dari sekolah?"

"Lo yakin namanya Kasa?"

MTF : Kita Putus! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang