31 :: Kesialan

867 120 0
                                    

Series 1 :: Kita Putus!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Series 1 :: Kita Putus!

Sana tidak mengerti.

Ia tidak mengerti kenapa beberapa hari ini kesialan selalu menimpanya?!

Oke mungkin untuk terjatuh di koridor adalah hal yang biasa, tapi terjatuh karena lantai sangat basah dan licin itu tidaklah biasa. Pak Budi--yang biasanya mengepel lantai koridor sekolah-- selalu mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Bahkan Sana memuji betapa bersihnya ia bekerja. Dan hari itu, tidak disangka. Sana terjatuh di koridor dekat perpustakaan dimana ia akan meminjam buku untuk pelajaran bahasa Indonesia. Bukan hanya itu, Sana berulang kali mengalami hal-hal buruk seperti sepatunya yang hilang saat pelajaran olahraga dan melakukan roll depan di matras, Sana yang kehilangan Sean di depan gerbang dan saat ditanya pemuda itu berkata bahwa seseorang menghampirinya dan memberitahu bahwa Sana sudah pulang.

Mungkin dia ceroboh, untuk hal-hal seperti terjatuh, kehilangan sepatu, tersiram jus mangga, dan hal-hal lainnya selama seminggu ini. Namun hari ini, Sana yakin bawa itu bukan kecerobohannya. Gadis itu meminta Samudra menemuinya di halte bus, Sana sengaja meminta Samudra bertemu di halte bus saat mereka tengah bertemu di kantin dimana sebagian siswa berada disana dan menghabiskan waktu untuk mengantre atau menikmati makanan mereka. Sana merasa harus memancing seseorang, mencoba mengetahui apakah nanti Samudra akan datang atau pergi seperti Sean yang diberitahu Sana sudah pulang duluan padahal gadis itu sudah menunggu setengah jam di depan gerbang. Sana memang menyuruh Sean untuk mengambil motornya terlebih dahulu karena gadis itu harus menyerahkan beberapa tugas remedial ke ruang guru.

Dua puluh menit, Sana sudah mengabaikan beberapa bus yang lewat untuk menunggu Samudra. Kalau hari ini Samudra tidak datang, itu berarti seseorang benar-benar mengerjainya selama seminggu belakangan. Kalau besok saat Sana tanya dan Samudra berkata bahwa seseorang memberitahu bahwa Sana sudah pulang, itu berarti seseorang benar-benar mengerjainya selama seminggu belakangan. Kalau--

"Sana."

Gadis itu mengerjap, tidak menyadari Samudra yang berada di depannya. Pemuda itu tidak membawa kendaraan, kemana perginya motor kesayangan Samudra itu?

"Lo, jalan kaki?"

Samudra mengangguk polos. "Motornya gue tinggal di sekolah, kenapa lo mau ketemu?"

Sana bergumam tidak jelas, ia merutuki dirinya sendiri kenapa bisa ia tidak memikirkan opsi kalau Samudra akan datang? Ia hanya ingin memastikan, Sana berpikir Samudra tidak akan datang. Gadis itu sebenarnya tidak punya alasan lain untuk bertemu dan hanya ingin memastikan bahwa ia dikerjai, tapi sekarang Samudra datang? Lantas apa yang harus Sana bicarakan?

"Katanya lo udah pulang." Mengerti bahwa gadis itu kebingungan, Samudra berbicara memecah keheningan. Gadis itu menoleh, lalu mengeryit minta penjelasan lebih dalam. "Kata cewek tadi, lo udah pulang."

Gotcha! Pemikiran Sana ternyata terbukti, di setiap langkahnya bukan kesialan yang menemani tapi memang ini disengaja oleh seseorang yang Sana tidak tahu siapa. Spekulasi memang sudah ada di kepala, tapi ia belum benar-benar mau mengambil kesimpulan.

"Terus, kenapa lo kesini kalo udah dibilangin gue udah pulang?"

Samudra menyandarkan punggungnya, dia tidak sadar dengan badannya yang tinggi itu. "Sana yang malesan pasti lebih milih ngirim pesan ke gue ketimbang nyuruh-nyuruh orang buat sampein."

Gadis itu tercengang, bahkan Sean yang sudah sejak kecil bersamanya iya-iya saja saat mengalami hal seperti ini, tapi Samudra tahu? Meskipun di bagian Sana malas, gadis itu sedikit kesal, tapi memang iya. Sana akan memilih mengirim pesan jika benar-benar sudah pulang.

Senyumannya sedikit ia tampilkan, Sana tersenyum pada Samudra yang kini menatapnya tenang. "Makasih udah dateng Sam."

Samudra bangkit dari sandarannya, mengangguk lalu menepuk kepalanya. "Gue balik ke sekolah dulu."

Sana terdiam, melihat Samudra yang berdiri dan melangkah meninggalkannya. Bahkan meskipun Sana belum memberikan jawaban kenapa ia meminta Samudra kesini, Samudra tidak bertanya lagi dan memilih pergi seolah tahu situasi? Apa ini sama dengan masa dimana Samudra belum kembali ke masa lalu atau pemuda itu memang peka dengan perasaan seseorang?

Sana menghembuskan napas dan mengusap wajahnya. Seharusnya saat ia sudah bisa putus dengan Samudra waktu itu, semua keanehan pergi. Pergi menjauh dari Sana yang sudah tidak terlibat apa-apa. Jelas sekali Sana tidak pernah berurusan dengan Renjani di masa sekarang ini, dan tentu saat Samudra menjelaskan bahwa ia yang mendorong Renjani, Sana berhati-hati. Sana tidak pernah berbicara intens dengan gadis yang langganan jadi peserta olimpiade itu, Sana menghindari. Sana tidak ingin menjadi penyebab kecelakaan seseorang lagi. Setidaknya kejadian Samudra kembali ke masa lalu ini tidak hanya mengubah jalan cerita Samudra dengan Renjani si pemeran utama yang membuat kejadian tidak masuk akal menjadi nyata, tapi juga mengubah jalan cerita Sana agar tidak menjadi seseorang yang buruk.

Dirinya sedikit bersyukur akan hal itu. Namun, sedikit juga merasa kecewa karena ia sendirian yang menyukai Samudra. Sana tidak mengerti kenapa ia menjawab mau pacaran dengan Samudra padahal gadis itu dekat saja tidak. Seolah Sana memang sudah menyukai Samudra. Dari dulu. Seolah itu memang yang ia harapkan, tapi kapan? Kapan tepatnya Sana menyukai Samudra?

Ia penasaran, apa di masa sebelum Samudra kembali, Sana menyukai pemuda itu?

••

Samudra menatap ponselnya, keluaran terbaru. Bukan, bukan pamer. Samudra hanya seharusnya tahu sejak ia mendapatkan ponsel ini semuanya mulai berubah. Pemuda itu tidak pernah mendapatkan ponsel baru di kehidupan sebelumnya, tapi mendapatkan pesan pertama yang membuatnya tertawa kalau mengingatnya kembali.

Sebuah pesan entah dari siapa dengan foto profil bunga berwarna-warni yang sepertinya ia foto sendiri. Orang itu mengakui kalau dia seorang perempuan yang satu sekolah dengannya. Awalnya Samudra merasa risih, tapi gadis itu menerima semua cerita Samudra yang entah mengapa bisa-bisanya ia berkeluh kesah pada perempuan yang ia tidak tahu siapa. Itu adalah hal berbahaya, tapi Samudra menceritakannya dengan nyaman dulu. Gadis itu merespon dengan baik, menyapa dengan baik, bercerita dengan baik, semua hal yang ia bawa selalu menarik. Samudra tidak tahu siapa gadis itu hingga ia berkata bahwa ia adalah gadis terpintar di sekolahan mereka.

Pemuda itu langsung tersadar, satu-satunya orang, Renjani. Itulah mengapa Samudra mendekati gadis dengan pembawaan yang anggun. Mengajaknya berkenalan dengan cara yang tidak biasa di koridor sekolah. Samudra yang tidak peduli dengan sekitar tiba-tiba menghampiri gadis itu dan menyapa.

"Halo cewek paling pinter."

Dan sekarang gadis itu sudah tidak dalam jangkauannya lagi. Renjani memilih alur yang harusnya tidak begitu, tapi itu karena Samudra yang memulai lebih dulu. Pemuda itu harusnya merasa kehilangan dengan teramat sangat, tapi kenapa ia merasa ini sudah semestinya terjadi? Ia memang kehilangan, tapi ada yang mengganjal. Sesuatu di hatinya yang tidak nyaman.

"Samudra, makan dulu."

"Iya."

[]

Bab 1-32 ada dan lengkap kan ya? Soalnya lagi-lagi kepencet batalkan publikasi padahal mau pratinjau T-T

MTF : Kita Putus! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang