24 :: Tidak Semuanya Terlihat Baik

1.1K 139 16
                                    

Series 1 :: Kita Putus!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Series 1 :: Kita Putus!

Sana menghela napasnya, seharusnya ia membeli buku lanjutan ketiga dan keempat hari itu. Sudah dua hari dan jelas saja ternyata Samudra membeli untuk dirinya sendiri. Sial, kenapa Sana terlalu percaya diri?

Gadis itu berjalan gontai menuju kelasnya, raut wajahnya juga tampak menyeramkan. Sayup-sayup terdengar suara beberapa perempuan mengobrol. Sana mengetahui suara siapa ini, ia memilih bersembunyi di balik pintu kelas yang terbuka. Entah kelas berapa ini, yang penting Sana sembunyi dulu. Ia sendiri tidak mengerti kenapa tiba-tiba bersembunyi saat mendengar suara Renjani, biasanya Sana akan melewati gerombolan perempuan yang tengah mengobrol dengan santai tanpa peduli apa yang dibicarakan mereka. Namun kali ini, Sana ingin tahu.

"Katanya lo jadian sama Reno?" Loh? Sejak kapan berita itu tersebar? Bukannya mereka berdua merahasiakannya?

Sana mengintip sedikit, melihat ekspresi Renjani yang terlihat bangga. "Iya." Suaranya lembut, seperti biasanya. Renjani yang baik.

Mereka semua terperangah. "Wah gila, jago banget bisa dapet Reno."

"Ah tapi Reno juga beruntung dapet Renjani, ya 'kan?" Timpal seorang gadis dengan kacamata hitam yang tebal. Renjani nampak malu-malu, membuat teman-temannya menggodanya lagi.

"Bukannya lo juga deket sama Sam ya? Kayak pacaran malah."

"Eh sembarangan lo, dia 'kan pacarnya Sana."

Renjani tersenyum. "Iya gimana sih, dia 'kan pacar Sana, enggak mungkin gue deket sama dia, cuma temen olimpiade aja kok."

Hei. Apanya yang teman olimpiade, kalau dia tahu Samudra dari masa depan dan kembali lagi ke masa menyebalkan ini karena dia, pasti jalan ceritanya lain. Tanpa sadar, Sana kesal.

Gadis yang berambut sebahu itu menyeruput jus kemasan. "Keliatan banget Samudra bosen sama Sana, dia keliatan lebih cocok sama Renjani."

"Iya bener juga sih, gue jarang banget liat interaksi mereka berdua di sekolah."

"True."

Samudra tidak bosan dengan Sana tahu! Ya ampun dia kesal. Rasanya dia ingin menjelaskan bahwa Samudra memang tidak menyukainya dari awal. Eh sebentar, bukannya itu lebih parah? Sana menghela napasnya, iya benar lebih parah fakta yang sebenarnya.

Renjani tersenyum, kali ini terlihat lebih bahagia. "Ya enggak tahu, tapi yang jelas 'kan sekarang masih pacar Sana."

Oke, sampai sekarang belum ada yang tahu kalau mereka sudah putus. Sana juga tidak tahu ini bertahan sampai kapan. Mungkin sampai Samudra mendapatkan Renjani? Yah mungkin begitu.

"Kalo misalkan nih ya, Samudra sama Reno suka sama lo gimana? Misalkan aja nih misalkan, lo pilih yang mana?"

"Jangan misalkan dong, kayaknya Samudra emang suka Renjani hahaha."

Oke. Saatnya mengepalkan tinju.

Maaf tidak jadi, karena nyatanya begitu.

Ya ampun Sana tidak tahu harus bagaimana. Ia kesal, tapi memang kenyataannya 'kan kalau Samudra suka gadis itu?

Sana sudah lelah, percakapan ini hanya membuat ia kesal. Gadis itu mulai keluar dari balik pintu, tapi tiba-tiba terhenti karena mendengar ucapan Renjani yang membuatnya sungguh terkejut.

"Tapi beberapa bulan yang lalu, udah lama sih waktu Sam baru jadian sama Sana, dia bilang ke gue kalo gue enggak boleh pergi dari dia." Renjani menatap Sana yang jelas-jelas sudah keluar dari balik pintu. Hanya posisi Renjani yang kebetulan menghadap Sana. Ketiga temannya itu, benar-benar fokus pada wajah Renjani dan dengan posisi yang membelakangi Sana sehingga tidak melihat gadis itu yang berdiri kaku. Renjani mengeluarkan senyumnya dan menatap Sana dengan tatapan yang aneh. "Kira-kira, itu maksudnya apa ya?"

Dan gadis itu melenggang pergi tidak peduli, melewati mereka. Ketiga teman Renjani nampak terkejut melihat Sana yang lewat, mereka langsung berpikir kira-kira Sana denger enggak ya? Ah enggak pasti.

Tanpa tahu, Renjani sudah tahu Sana bersembunyi disitu sejak awal.

••

Ini tidak bisa dibiarkan. Maksudnya, iya Sana sudah selesai dengan Samudra. End. Tamat. Seharusnya begitu, tapi kenapa rasanya ia masih punya urusan dengan Samudra? Biar Sana beritahu, durasi Sana mengirim pesan dengan Samudra sangat singkat. Begitupula dengan durasi telepon, bertemu, ataupun pergi bersama. Singkat sekali. Namun, kenapa Sana bisa menyukai pemuda itu? Hei tidak masuk akal. Samudra bahkan hanya bernapas saja kelakuannya.

"Gue rasa, Sana sakit."

"Iya kayaknya." Gea menyetujui ucapan Cessa sembari memakan permen burger yang kata Cessa dari Jafar. Memang, pemuda itu kemarin membagikan sebungkus permen burger pada siapa saja yang ia temui. Tidak tahu karena apa, Jafar memang aneh 'kan?

Sana menggebrak meja, membuat semua orang di kelasnya terkejut. "San! lo sadar 'kan? Lo enggak kenapa-napa 'kan?'

Gadis itu mengerjapkan matanya. "Iya enggak kenapa-napa, tadi ada nyamuk."

"Nyamuk ditepuk San, bukan gebrak meja."

"Itu nyamuk raksasa, seukuran botol tupperware lima ratus mili."

Gea mengecek dahi Sana. "Enggak panas."

"Ngaco lo, gue sehat beneran Ge."

"Oke oke, santai San."

Suara derap kaki yang terburu-buru terdengar memasuki kelas Sana. Itu Toyo, Toyo yang terengah-engah menemui Sana entah karena apa. Pemuda itu terlihat berkeringat bahkan belum sanggup untuk berbicara apa maksudnya kemari dan berdiri di depan Cessa.

"San! San!"

"Kenapa sih?"

"Gawat!"

Cessa menyodorkan botol minumnya pada Toyo yang membuat pemuda itu segera menatap Cessa. "Aw baiknya Cessa.."

"Fokus Toyo!"

"Oke gue minum dulu, ini dari Cessa soalnya." Bisa-bisanya ia benar-benar minum terlebih dahulu padahal tadi ia sudah menyebutkan kata gawat. Anak ini memang tiada duanya.

"Jadi gini, Sean sama Garda dipanggil ke ruang kepsek karena di ruang latihan ada bekas rokok banyak banget, padahal 'kan kita anak baik apalagi gue."

Sana bangkit dan menarik rambut Toyo pelan. "Lo jangan bercanda woi."

"Aduh aduh San, gue serius." Toyo kesakitan dan melepaskan tangan Sana dengan pelan. "Cepetan kita ke ruang kepsek, gue enggak tahu kenapa ruang latihan bisa begitu."

Ruang latihan?

[]

MTF : Kita Putus! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang