46 :: Membongkar Alasan Bagian Tiga

921 113 9
                                    

Series 1 :: Kita Putus!

"Uwah! Sana-ya!" Seseorang yang baru saja ingin membuka pintu kafe berseru ketika melihatnya turun dari motor. Gadis ceria itu menghampiri Sana yang tengah melepas helmnya. "Udah lama banget enggak ketemu lo! Sekalinya ketemu, lo cuma mau tanya-tanya sesuatu."

"Ah maaf-maaf Cecil, gue traktir deh."

"Jinja?! Oke baiklah." Cecil tersenyum senang, gadis itu benar-benar membawa aura kebahagiaan di sekitarnya. "Dia siapa lo?"

Mereka berjalan masuk ke dalam kafe dan berhenti di depan kasir. "Dia itu—"

"Pacar lo pasti, udah San gue udah tahu kalo lo pasti bisa ngegaet yang seganteng ini, mantep Sana, kali-kali kenalin gue dong sama temen-temen lo." Cecil memotong pembicaraan tiba-tiba dengan nadanya yang ramah. "Mba matcha satu sama eh— lo mau apa San?"

"Hazelnut, Sam mau apa?"

"Hazelnut juga."

"Idih, gue serasa nyamuk, mbanya semoga enggak jadi nyamuk ya." Canda Cecil, ia memang mudah dekat dengan siapa saja. Pembawaan diri yang santai dan ramah membuatnya punya banyak teman. "Oke mba jadinya matcha satu, hazelnut dua."

Setelah memesan mereka mencari bangku untuk duduk, Cecil mengajak mereka untuk duduk di bangku yang cukup nyaman. Di dindingnya terdapat mural-mural cantik yang pastinya cantik untuk latar belakang foto. "Sumpah San, ini kafe rekomendasi banget, karena di deket rumah gue ini satu-satunya kafe yang bisa dijadiin spot foto, harga minumannya juga murah terus—"

"Eum Cecil..."

"Ah iya! Gue lupa kalo lo mau tanya-tanya, maaf San." Gadis itu tertawa kecil. "Jadi, mau tanya apa?"

"Pesanan atas nama Sana!" Suara yang cukup kencang itu sekilas memberhentikan percakapan, Samudra berdiri dan berkata bahwa ia saja yang mengambil pesanan minuman milik mereka. Ia berjalan menuju kasir.

"Jadi gini, dulu gue pernah bilang ke lo pas smp buat hati-hati sama anak baru di sekolah lo 'kan?" Cecil menjawabnya dengan anggukan. "Lo bilang ke semua orang?"

Cecil terlihat berpikir terlebih dahulu, jarinya terlihat sedang menghitung-hitung berapa orang yang diberi tahu olehnya hal itu. "Enggak sih, cuma Roselia, Maent, Gelda, Sarah, Tias, Martha, terus siapa lagi ya? Aduh kayaknya banyak, tapi enggak semua kok San."

Sana menghela napasnya. "Terus lo tahu dia dapet perlakuan buruk atau enggak sesudah itu?"

"Karena gue enggak sekelas ya gue enggak tahu di kelasannya dia gimana, tapi kalo anak-anak lain kayaknya enggak peduli dan biarin semua rumor itu lewat." Jawab Cecil. "Lo mau gue tanyain ke temen gue yang sekelas sama dia?"

"Boleh."

"Oke tunggu bentar gue kirim pesan ke temen gue." Sana mengangguk, Samudra datang dengan tiga gelas minuman yang menyegarkan. Pemuda itu menaruh gelas-gelas di depan pemiliknya, harum aroma matcha dan hazelnut membuat mereka buru-buru mencicipinya. Enak. Kafe dekat rumah Cecil yang sangat di rekomendasikannya memang yang terbaik. Cecil selalu ahli dalam memberi rekomendasi. Gadis itu selalu tahu dimana tempat yang bagus, produk-produk tertentu, dan juga berbagai macam toko online.

"Pacar lo ganteng banget San, dia enggak punya temen yang bisa dikenalin gitu, yang cool gimana gitu."

"Ada Banu, ya Sam?" Samudra mengangguk, pemuda itu berhenti menyeruput minumannya.

"Tapi dia bakal ngamuk kalo nomornya tiba-tiba dikasih ke orang." Ujar Samudra yang membuat gadis itu ngeri.

"Kalo gitu yang fun aja, yang asik."

"Ada Alean, ya Sam?" Samudra lagi-lagi mengangguk. Mereka hanya mengulang-ulang nada percakapan saja. Ya ampun.

"Tapi dia bakal ribetin lo setiap detik setiap menit dan dia itu orang yang paling sibuk, lo pasti ngerasa kesel."

"Lo juga dulu sibuk."

"Ya sekarang enggak."

Ting nong!

Suara notifikasi ponsel milik Cecil membuat mereka menghentikan percakapan. Sana fokus pada gadis itu yang tengah menggulirkan layar dengan jarinya, membaca-baca perlahan dan terkejut kemudian. Ia memberikan ponselnya pada Sana agar Sana membaca pesan dari temannya yang sekelas dengan Renjani itu.

Anne
| Oh dia? Dia sih cuma dijauhin di kelas sama anak-anak
| Tapi si Risa sama temen-temennya sering banget jahilin dia
| Anak kelas udah bilang kalo jangan gituin orang seburuk itu tapi Risa enggak peduli, lo tahu 'kan dia anak orang kaya?
| Yang lain juga enggak mau ambil resiko berurusan sama Risa terlalu dalem, lagi juga anak baru itu punya banyak rumor, ngerebut pacar oranglah, bikin masalahlah, banyak dah pokoknya rumor tentang dia di kelas gue

Sana terkejut, separah ini?

Ucapannya untuk berhati-hati jadi separah ini? Kenapa tanpa sadar ia membawa mimpi buruk bagi orang lain sekali lagi? Bagaimana bisa selama ini ia hidup dengan tenang-tenang saja?

"San?"

"Sana, woi San?"

Sana tiba-tiba menatap Samudra. "Sam, ada satu hal terakhir yang harus gue lakuin, ada satu orang lagi yang harus gue temuin."

"Siapa?"

"Renjani."

••

"Renjani?"

"Sulit ya ngenalin gue Jaf?" Ia berdiri, pemuda itu benar-benar tidak mengenali sikapnya yang berubah drastis. Mungkin, mungkin jika ia lebih sedikit mengamati Renjani ia akan mengenali gadis itu.

Renjani duduk di sampingnya, halte bus yang sudah sepi karena Jafar terlambat pulang. Karena motornya yang sudah selesai dibetulkan itu disita oleh ayahnya, ia jadi harus naik bus umum setiap hari seperti ini. 

"Kenapa lo ngelakuin ini?"

"Ngelakuin apa?"

"Bikin rencana buat gue sama Sana, kenapa?"

Renjani terkekeh pelan. "Lo enggak ngenalin gue."

"Karena itu?"

"Lo ngedeketin gue cuma karena pengen ngalahin Samudra dan lo ngasih tahu ke Sana kalo gue yang pura-pura jadi dia, gue yang pura-pura jadi pengirim pesan yang disukain Samudra."

"Kapan gue ngelakuin itu."

"Lo enggak akan pernah tahu kapan, tapi lo udah boleh tenang, semuanya udah cukup, kalo aja Samudra beneran ninggalin Sana, itu udah cukup banget." Ucapnya. "Tinggal gue nunggu, apa kecelakaannya bakalan terulang."

Renjani terlihat menatapnya dingin, ia lalu berdiri berjalan menjauhi Jafar sampai pemuda itu tiba-tiba berujar sesuatu yang membuatnya berhenti.

"Itu kejadian, sebelum lo kembali ke masa lalu 'kan?"






[]

Wah gimana 4 partnya? Enggak kerasa udah mau final, semoga kalian masih betah sama cast-cast disini yang unyu sekali. Apalagi Toyo. Salam sayang dari Toyo piyuw piyuw ✨✨✨✨

MTF : Kita Putus! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang