3 :: Samudra dan Kebiasaan Tidurnya

2.3K 226 16
                                    

Series 1 :: Kita Putus!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Series 1 :: Kita Putus!

"Lo ngapain disini?" Sana terdiam, dirinya hanya melihati Samudra yang tengah merapihkan rambutnya. Dipikir-pikir, pemuda itu memang tidak ada duanya. Mau dilihat berapa kali dan dari sisi mana saja, Samudra tetap ganteng.

"Disuruh Ale bangunin, katanya lo suka ketiduran di perpus." Ujar Sana dan Samudra hanya mengangguk-angguk kalem, pemuda itu lantas membereskan buku-bukunya dan menaruh semuanya ke dalam tas hitam milik Samudra. Apa dia sudah mau pergi? Bukannya Samudra suka sekali di perpustakaan? Apa karena ada Sana?

Samudra berdiri dan hendak meninggalkan gadis itu, tapi Sana tiba-tiba memegang tangan Samudra yang membuatnya menoleh. "Kenapa?"

"Mau kemana?"

"Pulang." Samudra dengan pelan melepas tangan gadis itu. "Gue duluan."

Samudra melenggang pergi meninggalkan gadis itu yang masih berdiri di dekat meja baca dan melihatnya pergi dari kejauhan. Mengapa Samudra tidak mau tahu tentang bagaimana Sana akan pulang? Mengapa Samudra tidak berbasa-basi dan menanyakan bagaimana hari-hari gadis itu? Mengapa Samudra, seakan hanya temannya saja?

Sana menghela napasnya lelah, lalu duduk di bangku perpustakaan dan menjadikan tangannya sebagai bantalan kepala. Sepertinya cara terbaik untuk menghentikan semua ini hanyalah putus dari Samudra.

"Kenapa lo?"

Sana segera bangkit dan membenarkan duduknya saat melihat Banu duduk di sampingnya dan membawa beberapa buku ilmiah. Selain Alean, Banu juga merupakan teman dekat Samudra. Bedanya, Banu ini dinilai sebagai orang yang pendiam dibandingkan Alean. Alean, pemuda itu adalah orang yang ramah dengan siapa saja. Bahkan disaat pertama kali Samudra pacaran dengan Sana, ia sudah akrab dengan Alean.

"Enggak, lo ada tugas?" Tanya Sana dan Banu menggeleng. Banu sepertinya lebih parah dari Samudra, dia benar-benar pendiam dan bicara secukupnya ya?

"Samudra udah pulang." Ujar Banu tiba-tiba dan Sana menjawabnya dengan senyuman kecil.

"Iya, udah tahu kok."

"Oh." Jawab Banu. Sana tiba-tiba terpikirkan suatu hal saat melihat Banu, anak ini 'kan bisa dipercaya, kenapa tidak mencoba bertanya tentang Samudra pada Banu?

"Eum Nu, lo tahu enggak kenapa Samudra nembak gue?" Tanya Sana dan Banu sama sekali tidak menoleh dari bacaannya.

"Ya dia suka lo kali."

"Itu doang?"

"Terus lo maunya gue jawab apa?" Kali ini baru Banu yang pendiam itu menoleh pada Sana dengan tatapan matanya yang cuek. Banu sepertinya memang tidak peduli akan sekitar.

MTF : Kita Putus! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang