47 :: Hampir Berakhir

816 107 10
                                    

Series 1 :: Kita Putus!

Renjani tidak mengerti kenapa Jafar bisa mengetahui tentang apa yang terjadi padanya. Tentang kembalinya ia ke masa lalu. Darimana ia tahu? Dari Samudra? Kenapa pemuda itu selalu saja melampaui apa yang Renjani kira-kira?

"Gue minta maaf."

Renjani menatapnya, ia tidak melihat kebohongan sama sekali dari kata maaf yang dilontarkan tadi.

"Buat apa? Permintaan maaf lo enggak mengubah apapun."

Pemuda tinggi itu sejenak terdiam, tatapannya masih saja melihat dalam mata Renjani yang ingin sekali ia tutupi. Angin dingin berhembus, cuaca yang tadi cerah sekali mulai mendung. "Lo mau apa?"

"Hah?"

"Apa yang lo mau?"

Apa yang Renjani mau? Lucu sekali Jafar bertanya begitu. Jelas saja Renjani ingin semua orang yang menyakiti masa lalunya ikut hancur, jelas saja Renjani ingin melihat bagaimana Sasha merasa tidak punya hari lagi seperti Renjani. Tentu saja ia juga ingin melihat Sana dihancurkan oleh rumor yang ia buat seperti dulu dan melihat ia kehilangan Samudra sama seperti Renjani kehilangan Samudra. Tentu saja ia ingin Jafar yang ingin membeberkan rahasianya dulu juga ikut hancur. Renjani ingin semua orang mengalami apa-apa yang ia alami.

"Semuanya udah selesai, lo udah lihat 'kan?"

Benar.

Semuanya sudah selesai.

Sasha sudah merasakan apa yang Renjani rasakan, ia mengalami hari yang buruk di SMA berkat Renjani. Sana sudah mendapatkan rumor yang membuat ia dibenci satu sekolah. Jafar sudah tidak punya reputasi.

Lantas apalagi sebenarnya yang Renjani lakukan?

"Lo nunggu Samudra ninggalin Sana?" Tanya Jafar sejenak berhenti. "itu enggak mungkin."

"Darimana lo tahu semua ini?"

"Apa itu penting sekarang? Apa nyari tahu gue bisa dapetin informasi ini penting buat lo sekarang?"

Renjani menatapnya dingin. "Apa yang lo mau?"

Jafar menghembuskan napasnya, mendongak melihat rintik hujan mulai turun sedikit demi sedikit. Angin dingin sama sekali tidak membuat mereka berdua beranjak dari sana. Apa yang Jafar mau?

"Lo bahkan enggak tahu apa yang lo mau." Renjani terkekeh sinis. "Emang enggak guna ngomong sama lo."

Renjani berbalik, ingin melangkah pergi untuk meninggalkan pemuda itu. Lagipula hujan sudah mulai turun dan daritadi ia memang sudah ingin pergi 'kan? Renjani berjalan sembari mengeluarkan payung kecil dari tasnya.

"Gue mau lo bahagia."

Ucapan itu membuatnya berhenti, berhenti berjalan dan berhenti membuka payungnya yang sudah ada di tangannya itu. Ia terdiam dan menatap Jafar yang tersenyum kecil. Tidak ada niat mengejek sama sekali dari raut wajahnya. Matanya seteduh awan yang mendung hari ini, dan senyumannya senyaman angin yang membelai anak-anak rambut milik Renjani.

"Gue mau lo lepas dari masa lalu yang membelenggu itu, gue mau pikiran lo tenang dan nyaman setiap hari, gue mau lo enggak nanggung beban berat itu sendiri." Ujar Jafar. "Gue udah bilang sejak SMP 'kan? Lo boleh minta bantuan gue, gue ada di kelas sembilan empat. Sekarang lo juga masih boleh minta bantuan gue, kita sekelas."

Renjani tidak menjawab pertanyannya, ia masih saja memegangi payungnya dengan erat padahal hujan sudah mengguyur deras. Renjani tidak tahu ia harus menjawab apa. Renjani juga tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

"Kasa.."

Gadis itu membuka payungnya meskipun dirinya sudah terlanjur kebasahan. Kini ia berjalan, dan tidak berbalik lagi. Renjani berjalan entah kemana, gadis itu tidak ingin pulang.

Ia juga mau bahagia,

tapi bagaimana?

Bagaimana cara Renjani bahagia jika hidupnya sudah dihancurkan sejak lama?

••

"Lo yakin?" Tanya Samudra yang mengantar Sana sampai ke depan gerbang rumah Renjani. Gerbang yang selalu ia datangi untuk sekadar menjemput gadis itu dulu.

Sana mengangguk. "Lo pulang aja."

"Nanti lo?"

"Gue bisa naik ojol."

Samudra khawatir, ia tahu bahwa bukan di sini dan bukan hari ini kecelakaan Renjani dan cekcok kedua perempuan itu terjadi. Namun, semuanya sudah berubah. Samudra tidak bisa lagi memprediksi kapan dan apa yang akan terjadi.

"Gue tunggu minimarket ya?"

Sana menghela napasnya. "Yaudah."

Pemuda itu mengangguk dan segera pergi menuju minimarket dekat rumah Renjani, memarkirkan motornya dan masuk ke dalam membeli beberapa makanan ringan untuk Sana nanti. Berbeda dengan Samudra, Sana terdiam dan mempersiapkan diri untuk semuanya. Hari ini, Sana sudah tahu apa yang terjadi. Semuanya sudah jelas, kekacauan baik di masa lalu ataupun sekarang saling berhubungan.

Ia menguatkan tekad untuk bertemu dengan Renjani. Namun, belum saja gadis itu mendekati pagar rumahnya, ia melihat seseorang dari kejauhan dengan payung biru yang padahal hujan sudah tidak turun dan ini sudah malam.

Gadis dengan seragam yang sama dengan Sana,

gadis yang sedari tadi hanya menunduk melihat jalanan yang ia lewati.

Renjani.

Ia berhenti saat melihat seseorang yang tidak diundang ada di depan rumahnya. Seseorang yang masuk dalam daftar yang ia ingin hancurkan. Seseorang yang saat ini menatapnya khawatir. Renjani terkekeh sinis, khawatir?

"Ngapain lo di sini?"

Sana terkejut mendengar nada suaranya yang sinis. Ia bukan Renjani yang dikenal sebagai malaikat sekolah, yang suaranya halus dan cara berjalannya sangat anggun. Renjani terlihat sangat berantakan, ia bahkan menatap Sana dengan tajam.

"Gue-"

"Ngapain lo di sini?!" Renjani menaikkan nada suaranya, tapi air mata gadis itu mulai terlihat membendung.

"Kenapa? Lo mau protes? Lo mau protes setelah tahu semuanya?" Ujar Renjani. "Lo mau protes kenapa gue pura-pura jadi lo dulu? Lo mau protes kenapa gue ambil Samudra?"

"Ren gue minta maaf."

"Kenapa semuanya minta maaf?! Kenapa dari dulu enggak ada yang nyadar dan minta maaf?! Kenapa disaat kehidupan kalian hancur kalian baru cari gue?!"

Sana ingin berujar, tapi mulutnya tiba-tiba menutup saat melihat siapa yang berada di belakang Renjani.

"Ren..."

Renjani tidak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya saat mendengar suara ini. Renjani tidak perlu berbalik untuk mengetahui siapa yang berdiri di belakangnya.

Ia hafal suara ini bertahun-tahun, suara yang membentaknya, suara yang meremehkannya, suara yang paling ia benci.

Sasha,

saudara tirinya.

[]

Halo, setelah hiatus sekian lama akhirnya author ini kembali lagi. Gimana cover barunya kece enggak?
Gimana juga part ini?

Semoga kalian masih antusias ya baca kita putus sebentar lagi T-T terima kasih atas 11K nya 🎉

Sampai jumpa di hari rabu ✨





MTF : Kita Putus! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang