39 :: Berpura-pura

781 105 3
                                    

Series 1 :: Kita Putus!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Series 1 :: Kita Putus!

"Lo ngapain sih? Apa lagi yang lo rencanain Sam? Stop ikut campur urusan gue." Sana melepaskan rangkulannya.

Pemuda itu terdiam sebentar. "Ini ngelepasin lo setidaknya dari satu tuduhan."

"Tuduhan apa? Kita 'kan emang udah putus Samudra? Kenapa lo tiba-tiba main pura-pura kayak gini lagi?"

"Lo harus lakuin sesuatu."

"Gue bakal lakuin sesuatu tanpa ikut campur lo."

Samudra tersenyum. "Lo ternyata keras kepala juga ya, selama ini kenapa lo selalu pura-pura tenang pas sama gue?"

Sana tidak menjawab pertanyaannya, ia malah balik memberi pertanyaan pada pemuda di depannya itu. "Kenapa lo repot-repot mau bantuin gue? Bukannya lo harusnya seneng karena orang yang dorong pacar lo dapet hukumannya sekarang? Acara lo kembali ke masa lalu bukannya berhasil?"

"Gue balik ke masa lalu bukan untuk lampiasin dendam siapapun."

Sana menghela napasnya, gadis itu ingin kehidupan masa lalunya yang tenang dan damai tanpa terikat dengan hal-hal menyebalkan seperti ini. Ia memilih berbalik dan berjalan meninggalkan Samudra. Dirinya berjalan dengan suasana hati yang kesal, meski sudah dibantu, tapi ucapan Samudra akan membuatnya masih terikat dengan pemuda itu.

Kenapa waktu itu Sana setuju pergi ke taman dan menceritakan semuanya sih?

••

Sana melirik jam tangannya. "Buru, lo mau ngomong apa?"

Gadis itu tentu masih ingat bahwa Sean membawakannya bakso sepulang dari panti. Kalau terlalu berbicara dengan Samudra, pasti makanannya dingin dan jadi kurang sedap lagi. Ia menatap Samudra dengan kesal.

"Gue cuma ngira kalo ada kesalahpahaman di pikiran lo, kenapa lo jadi berubah dingin semenjak kejadian di tangga?"

"Kenapa lo penasaran banget sama itu sih? Bukannya itu udah jelas karena lo?"

"Karena gue?"

Sana menatapnya, apa benar pemuda ini tidak tahu apa-apa? Apa ia hanya berbohong dan menutupi hal-hal seperti biasanya?

"San?"

"Ck, oke-oke, gue ceritain kejadian di tangga waktu itu."

Sana menceritakannya dengan detail, bagaimana ia bisa bertemu dengan Renjani yang sedang menaiki tangga dan menyapa Sana yang buru-buru turun untuk memberikan jaket milik Samudra. Gadis itu berhenti saat Renjani memancing amarahnya karena bicara hal-hal buruk tentang Sana. Ia berulang kali berkata bahwa Sana hanyalah gadis bodoh yang tidak mengerti situasi, ia berulang kali menekankan bahwa Samudra menyukainya.

Sana tahu, ia sungguh tahu tanpa perlu diberitahu oleh Renjani. Gadis itu terus memancing emosi sampai-sampai pada titik akhir ia berbicara tentang kembalinya ia ke masa lalu. Gadis itu berkata bahwa ia dan Samudra sudah sepakat untuk membalas Sana. Semuanya sudah direncanakan bahkan di hari dimana Samudra meminta Sana jadi pacarnya.

Itu membuat Sana kesal, ia menahan amarahnya. Namun, yang lebih membuat kesal, gadis itu tiba-tiba tersenyum penuh arti dan menjatuhkan dirinya sendiri lalu berteriak sehingga semua orang datang termasuk teman-temannya yang membelanya itu.

"Gue enggak rencanain apapun sama Renjani sumpah." Samudra tiba-tiba menyela, dia tidak terima dengan cerita berputar-putar ini. Sejak kapan ia pernah merencanakan sesuatu dengan Renjani? Ia melakukan semuanya sendiri selama ini. Ia mencegah dan mengambil keputusan ini sendiri.

"Gue enggak tahu siapa yang bohong disini."

"San sumpah San, gue enggak—"

"Oke simpen aja argumen lo, lagian juga udah enggak penting lagi gimana sebenernya, lo cukup enggak ikut campur aja, gue bakal benahin semuanya."

Samudra menatapnya lesu. "Gue bakal bantu—"

"Enggak usah."

Sana kemudian buru-buru pergi meninggalkan Samudra dan pulang ke rumahnya. Tanpa sadar pemuda itu bertekad untuk melakukan sesuatu sebelum semuanya makin runyam. Dia tidak peduli lagi dengan apa yang akan menimpa mereka di masa depan.

••

"Katanya lo udah putus? Gimana sih San, kisah lo enggak jelas banget, pusing gue ngikutinnya." Sana memijit pelipisnya, ia juga tidak tahu. Cessa menawarkan camilannya dan Sana menerimanya begitu juga dengan Gea yang tiba-tiba nimbrung dan mendengarkan cerita-cerita Sana.

"Tapi dari cerita lo, gue enggak nyangka aja anak kayak Renjani punya dendam kesumat, emang lo enggak inget gitu San lo dulu pernah ngapain?" Sana menggeleng, mana mungkin ia ingat kejadian sebelum kembali ke masa lalu, kecuali ia pernah melakukan sesuatu sebelum masuk ke sekolah menengah atas yang favorit ini, tapi apa?

Ia menyandarkan punggungnya pada bangku, melihat langit-langit kelasnya yang berwarna putih polos. Ia mengingat-ingat apakah Renjani pernah hadir di kehidupannya jauh sebelum itu? Apa pernah Sana berbuat buruk padanya dulu?

Suara dentingan ponsel membuatnya tersadar dan segera memeriksanya.

Jafar
Wkwkwkkw, ada yang lagi pusing

Sana
Berisik lo

Jafar
Mau tahu sesuatu enggak San?
Tapi enggak gratis,
Makan-makan aja sih

Sana
Enggak, makasih.

Jafar
Wah, nyesel nih pasti nanti xixi

Sana
Sejak kapan ketawa lo xixi?

Jafar
Sejak lo enggak nerima tawaran gue
Dah Sana
Selamat pusing sama masalahnya xixi

Apa yang mau disampaikan Jafar ya?

Apa Sana iyakan saja?

Tidak, pasti bocah itu hanya main-main seperti biasanya. Semuanya yang Jafar tahu 'kan sudah ia ceritakan semua waktu itu. Lebih baik Sana fokus dengan bagaimana menghadapi Renjani yang memutarbalikkan fakta berulang kali.

[]
2 part ✨

MTF : Kita Putus! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang