8 :: Tenang, Garda.

1.4K 170 9
                                    

Series 1 :: Kita Putus!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Series 1 :: Kita Putus!

Sana menghela napas, gadis itu menelungkupkan wajahnya di atas meja kantin. Bisa-bisanya hari ini ulangan dadakan biologi dan di bab yang Sana tidak kuasai sama sekali. Matanya sedari tadi mencari-cari Samudra, berniat mengulang waktu dan belajar sebentar saja agar tidak dapat nilai nol. Setidaknya bisa menjawab beberapa soal. Namun, sedari tadi Samudra tidak terlihat padahal ini sudah jam istirahat.

"Nyari siapa sih?" Tanya Cessa mengipas-ngipasi dirinya dengan kipas tangan berwarna merah muda yang baru ia beli kemarin sore katanya. Gadis itu menyeruput jus mangga seolah tidak peduli dengan hasil ulangannya yang teramat sangat buruk.

Sana duduk dengan benar. "Samudra."

Cessa menyemburkan minumannya, beruntungnya Sana cepat-cepat menghindar. "Sumpah San gue lupa! Tadinya gue mau cerita kalo kemarin gue liat Samudra sama Renjani pulang bareng, lo tau 'kan rumah gue deket sama rumah Renjani?"

"Kebetulan ketemu kali."

"Tapi itu udah malem, dan dua duanya masih sama-sama pake seragam sekolah, lo enggak curiga?" Sana menopang kepalanya lelah. Kalau begini, niatnya ingin bertemu Samudra jadi berubah. Tadinya ingin mengulang waktu dan memperbaiki hasil ulangannya, jadi ingin bertanya apa yang Samudra lakukan kemarin. "Oh iya gue juga ketemu Garda aww, pertama kalinya Garda nganterin gue pulang."

Sana hanya tersenyum mengangguk-angguk, ia berdiri tiba-tiba saat melihat Samudra yang baru saja duduk di bangku kantin paling pojok dengan Banu dan Alean. Ia berjalan menghampirinya, gadis itu menatap Samudra lekat membuat Cessa buru-buru berdiri dan berjalan di belakangnya. Apa yang akan dilakukan Sana? Apa ia akan membuat keributan disini karena cerita Cessa?

"Sam."

"Kenapa?" Sana terdiam membisu, dalam hatinya berteriak ingin bertanya apa yang Samudra lakukan kemarin dengan Renjani? Tapi mulut gadis itu terkunci saat sudah menatap matanya, Sana tidak bisa bertanya.

"L-lo...

...hari ini pulang bareng?"

Sana menghela napas, bagaimana bisa ia malah bertanya begitu? Sana payah. Payah. Payah.

"Iya, tunggu gerbang kayak biasa." Samudra segera berbalik dan kembali mengobrol dengan Banu dan Alean. Sana menunduk, kenapa bisa ia sebodoh itu? Kenapa juga ia punya keinginan bertanya tentang apa yang dilakukan Samudra? Padahal Sana tahu jelas, Samudra tidak akan pernah memberikan jawaban yang Sana minta.

Gadis itu meninggalkan kantin dengan perasaan yang bercampur-campur. "San! Tungguin gue!"

Sana berjalan cepat sekali menuju kelas, Cessa bahkan harus sedikit berlari untuk menyeimbangkannya. Ia duduk di bangkunya dengan amarah, menatap jendela dan berteriak.

"Ei, lo kenapa San? Enggak kesurupan 'kan?" Beberapa orang menatapnya aneh, Sana hanya bisa menampilkan cengirannya sambil menggeleng-geleng.

"Ah enggak-enggak, udah lanjutin aktifitas kalian."

MTF : Kita Putus! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang