51 :: Hari Terakhir Semua Cerita Ini

1K 115 4
                                    


Series 1 :: Kita Putus!

Dingin.

Renjani bahkan tidak memakai sweter atau jaket dan sekarang hanya berdiri di depan restoran berjam-jam. Ia tidak tahu harus ke mana? Ke rumah? Rumahnya juga dingin. Rumahnya sepi.

Ia hanya menatap mobil-mobil yang lewat, kalau ia menunggu di sini, semuanya akan baik-baik saja?

Rambutnya bergerak karena angin yang berembus, kakinya juga ikut bergerak. Dilihatnya jam di ponsel yang terus menunjukkan waktu yang berjalan semakin cepat. Kalau ia bertindak seperti dulu, apa semuanya kembali ke masa lalu? Tapi untuk apa ia kembali ke masa lalu lagi?

Renjani kembali mundur, berjongkok. Ia melihat awan yang semakin mendung dan merasakan angin yang semakin kencang. Di cuaca seperti ini, apa hal buruk akan terjadi?

Pikirannya melayang ke masa SMP, di mana tidak ada kebahagiaan. Semua cacian dan hinaan selalu Renjani dapatkan. Meskipun masa SMP berat, ibunya ada. Sekarang bagaimana? Bagaimana cara Renjani bertahan jika ia sudah tidak punya siapa-siapa? Sekarang hanya ada ibu tirinya yang selalu bekerja dan ayahnya yang hanya memberikan uang tapi tidak pernah pulang ke rumah.

Hujan mulai turun perlahan,

Renjani sama sekali tidak beranjak dari sana. Gadis itu menadahkan tangannya membiarkan air hujan membasahi tangannya yang sudah dingin sejak tadi. Membiarkan badannya juga terkena air hujan yang meluncur semakin deras. Ponselnya berbunyi di saku roknya, alarm kecelakaannya.

Namun, tidak terjadi apa-apa.

Suasana di kota ini tetap sibuk menghindari hujan. Hanya Renjani yang berjongkok sendirian seperti orang kehilangan, tapi Renjani memang kehilangan. Ia kehilangan rasa hidupnya.

Tiba-tiba ia merasakan hujan tidak lagi membasahinya, kepalanya mendongak melihat payung transparan yang melindunginya dari hujan. Ia melihat siapa pemiliknya, seseorang dengan sweter merah yang begitu cantik sedang melihat ke arahnya dengan tatapan sendu.

Sana.

Dia sangat cantik.

Dia juga baik.

Namun, kenapa ia jadi salah satu orang yang jahat dalam hidup Renjani?

Di samping kanannya terdapat Samudra, pemuda baik hati yang sangat menjunjung tinggi berbalas budi. Bahkan ia memperlakukan Renjani dengan amat baik sekali, tapi kenapa pemuda itu ditakdirkan dengan Sana yang ia benci?

Di samping kirinya terdapat Jafar yang tengah memegang tas jinjing yang sudah Renjani buang. Renjani tersenyum kecil, bertanya-tanya berapa lama ia mengobrak-abrik tempat sampah karena penasaran dengan tas itu?

"Ren.."

Suara lembut ini, suara khawatir yang ditujukan untuk seseorang. Renjani tidak bisa menjawab apapun, gadis itu bahkan tidak bergerak sedikit pun.

"Lo harus baca ini." Sana menyerahkan selembar kertas lusuh yang sudah sedikit terkena tetesan air. Mungkin itu dari air hujan yang tiba-tiba turun. Renjani menerimanya, ia tidak tahu kenapa ia langsung menerima kertas itu dari musuhnya.

Tulisannya berantakan.

Namun, ia tetap membacanya.

Kata demi kata,

ia baca.

Sebuah surat yang paling tidak masuk akal yang pernah Renjani terima. Dan sebuah surat yang tulisannya paling berantakan yang pernah Renjani terima.

Renjani tidak bisa menahan tangisnya, ia menunduk dan bersembunyi dalam dekapannya sendiri. Sasha kembali ke masa lalu dan mengalami sakit hanya untuk Renjani? Sebesar itu permintaan maafnya padahal di masa sebelum kembali ke masa lalu ia belum pernah berjumpa lagi? Dan Renjani malah membalaskan dendamnya, membuatnya merasakan kesakitan lagi.

Lantas, apa sekarang Renjani si pemeran antagonis dalam kehidupannya?

Gadis itu sesenggukkan, Sana berjongkok dan memeluknya meskipun ia kebasahan.

"Kenapa? Kenapa semua alur kehidupan yang coba gua jalanin berujung begini?" Renjani berucap sembari menangis, hujan yang turun sedikit meredam suaranya. Namun, Sana yang berada di dekatnya mendengar dengan jelas nada gadis itu yang penuh kesedihan.

"Kalau aja gue dikasih kesempatan untuk kembali ke masa lalu, sekali lagi aja..." Sana menunduk mendengar itu. Ia menimang apa yang harus dilakukan, hingga akhirnya gadis itu mulai membuka mulutnya.

"Gue, bisa kembali ke masa lalu."

Renjani menatapnya tidak percaya, tapi sama sekali tidak ada kebohongan di mata Sana. Gadis itu terlihat bertekad. Ia tersenyum sedikit pada Renjani, lalu membisikkan sesuatu yang tidak di dengar oleh kedua pemuda yang berdiri itu.

"Tolong kasih tahu di mana alamat Samudra pas SMP ya, ayo kita sama-sama pergi ke masa lalu."

Selesai membisikkan itu, Sana mendongak dan melihat Samudra yang juga kini menatapnya.

Hangat.

Tatapan Samudra sangat teduh dan nyaman, seakan ia tidak akan pernah pergi dari sisi Sana selamanya. Namun, kini kelihatannya Samudra akan pergi dari kehidupan Sana untuk sementara.

"Samudra..

...ayo kita putus."

[]

MTF : Kita Putus! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang