38 :: Menceritakan Semuanya

815 112 4
                                    

Series 1 :: Kita Putus!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Series 1 :: Kita Putus!

"Lo pulang sendiri?" Sana mengangguk saat ditanya Cessa, Sean tidak bisa mengantarnya pulang hari ini karena ada urusan di panti asuhan tempat tinggalnya dulu. "Yaudah hati-hati."

Gadis itu tersenyum mengangguk. "Lo juga."

Cessa menaiki sepeda motor yang dibawa oleh kakaknya, tumben sekali mereka berdua akur bahkan sampai kakaknya mau menjemputnya sepulang sekolah. Sana berjalan meninggalkan gerbang dengan pelan, sudah terlalu sore bagi anak-anak sekolah masih berkeliaran. Sana harus pulang sesore ini karena tugas kelompoknya dengan Cessa dan kawan-kawan yang tidak bisa diganggu gugat.

Ia mengambil ponselnya dari tas dan menyambungkannya dengan earphone tanpa kabel agar bisa leluasa mendengarkan lagu-lagu kesukaannya. Ponselnya ia taruh di saku rok setelah memilih lagu pertama. Hari-harinya memang sedikit berubah, Sana yang tidak pernah dibenci terang-terangan seperti ini mendadak muncul sebagai kandidat terkuat orang yang paling tidak disukai di sekolah. Namun, itu tidak benar-benar menganggunya. Yang harus dilakukannya adalah meluruskan semua ini, tapi terlalu dini untuk berkoar-koar kalau Renjanilah yang menjebaknya.

Dia harus melakukannya perlahan.

Alunan musik yang menenangkan tiba-tiba menghampiri telinganya, lagu kedua membuatnya merasakan suasana damai di sore hari begini. Deru kendaraan yang lalu lalang ia abaikan kecuali bus yang baru saja tiba di hadapannya. Sana masuk dan duduk di bangku yang kebetulan kosong. Padahal biasanya sore begini pasti bus-bus ramai karena jadwal pulang kerja. Beruntungnya Sana dapat bangku di pojok depan.

Sean
Udah nyampe rumah?

Sana
Baru naik bus, lo gimana?
Udah kelar?

Sean
Udah otw pulang
Tadinya mau balik ke sekolah kalo lo masih disana

Sana
Gue udah naik bus, telat lo

Sean
Wkwkwkw
Sorry, gue mampir dulu deh beli bakso
Kalo udah nyampe rumah kabarin cil

Sana
Sip bos!

Sana tersenyum melihat pesan teks dari pemuda itu yang tahu saja kalau dirinya lapar sepulang sekolah. Ia mengecek media-media sosialnya yang cenderung sepi karena sudah lama tidak menggunggah apa-apa. Mungkin satu jepretan lumayan untuk mengisi laman media sosialnya. Ia lalu memotret jalanan dari jendela bus yang besar, memberi fotonya sedikit sentuhan efek 90-an lalu mengunggahnya di media sosial.

Tak lupa juga ia mematikan kolom komentar.

Rute menuju halte dekat rumahnya tinggal satu halte lagi, Sana bersiap-siap berdiri untuk turun di halte selanjutnya. Ia mengirim pesan pada Sean bahwa ia hampir sampai. Sean menjawabnya dengan stiker wajahnya yang ia buat sendiri. Sean memang pengkoleksi stiker, bahkan stiker Toyo yang kedapatan tidur di kelas pun ada.

MTF : Kita Putus! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang