28. Direstui

1.5K 152 22
                                    

Guys tadi jam 11 an aku kan lagi nulis chapter ini eh kepencet publikasi dong padahal belum selesai nulis😂 untung langsung sadar jadi langsung aku batalin wkwk

Btw notif nya muncul gak ya di hp kalian pas gak sengaja publikasi tadi? Maaf ya 🤭

Sebelum baca alangkah baiknya di vote dulu ✨ jangan lupa coment juga, terimakasih 🤸

***

Baru tiga hari berada di rumah sakit Alvaro sudah tak betah dan meminta untuk pulang. Padahal cowok itu belum sembuh total. Tapi, Alvaro tetap ngotot ingin pulang. Katanya di rumah sakit membosankan, ya walaupun susternya cantik-cantik tapi menurut Alvaro masih cantikan Diandra. Maklum saja Alvaro kan sedang bucin-bucinnya. Dengan kekuasan Raka Atmajaya, akhirnya Alvaro diperbolehkan oleh dokter untuk pulang asalkan ia rajin mengkontrol kaki dan tangannya agar cepat sembuh.

Siang sekitar pukul 14.00 WIB Alvaro sampai di rumah. Dengan dibantu Raka dan Pak satpam Alvaro berhasil sampai di kamarnya. Untung saja kamar Alvaro dilantai satu.

"Panggil Bibi nanti kalau kamu butuh bantuan, Mama mau mandi dulu sebentar."

Setelah Sofie keluar dari kamar Alvaro mengambil hp nya. Sesekali berdecih karena tak ada satupun notif dari Diandra.


Ditaruhnya handphone itu di atas kasur.

"Andai gue gak lagi sakit gini, udah gue samperin lo Ndra," ucapnya.

Alvaro ingin merebahkan tubuhnya tapi gagal karena hp nya berbunyi.

Bara

Nama itu muncul dilayar hp Alvaro.

"Hallo!" Sapa Alvaro kepada si penelepon dengan tak santai.

Di ujung sana Bara terkekeh.

"Gue kira lo udah mati. Ternyata masih bisa nafas haha...."

Alvaro diam.

"Dengar-dengar lo dirawat di rumah sakit ya? Rumah sakit mana? Perlu gue tengokin?"

"Gak usah banyak bacot."

Alvaro paham maksud Bara menelpon dirinya. Cowok itu jadi semakin yakin Bara adalah dalang dari kecelakaan yang dia alami.

"Ini peringatan kecil dari gue. Jangan macam-macam sama gue,"

Alvaro tertawa keras bermaksud menghina Bara.

"Lo pikir gue takut?"

"Yang penting gue udah ingetin lo-"

Klik.

Telepon diputuskan sepihak oleh Alvaro. Mendengar suara Bara membuat telinga Alvaro nyut-nyutan. Bara pikir dibuat kecelakaan gini Alvaro jadi takut gitu? Jawabannya tidak.

Tidak ada yang Alvaro takuti apalagi dengan Bara. Saat ini Alvaro akan bersikap tenang dulu sampai ia benar-benar sudah sembuh baru memberi pelajaran untuk Bara.

Rasa bosan menyerang Alvaro. Mama nya yang pamit untuk mandi belum juga kembali.

"Bik ... Bibi." Seru Alvaro memangil ART dirumah mewah itu.

Bi Nela, namanya. Lari tergopoh-gopoh karena panggilan tuan mudanya.

"Iya den,"

"Bi Nela panggilin Mama dong Al mau ngomong sama Mama,"

DIANDRA ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang