23. Ajakan Alvaro

1.7K 149 7
                                    

Semangat, besok sudah hari Senin aja 👻 vote ya!

***

"Tarik sis semongko 🍉"

Kini tinggal aku sendiri
Hanya berteman dengan sepi
Menanti dirimu kembali
Di sini kuterus menanti

Suara Chirs dan Andi yang seperti petir menyambar membuat Diandra berdecak malas.

"Gak sadar banget suaranya bikin telinga orang sakit."

Kelas sedang kosong. Bu Meyda, guru Fisika mereka sedang izin tidak mengajar karena sakit. Jadi keadaan kelas 12 IPA A tidak terkendali.

Suasana semakin riuh saat Alvaro dan anak cowok di kelas tersebut ikut-ikutan berjoget tidak jelas sambil bernyanyi.

"Gue mau tidur gak bisa jancok!" Omel Nessa yang duduk di bangku belakang Diandra.

Sedangkan disebelah Nessa ada Mitha, gadis itu tengah memoleskan bedak dengan tangannya yang memegang kaca kecil.

"Gue pengen ke kantin deh," ucap Diandra.

"Jangan, Ndra." Larang Nessa.

Diandra memutar bangkunya kebelakang. "Lah kenapa coba?"

"Nanti ketemu Pak Madun. Mau lo? Males gue ketemu Pak Madun baukk."

Mitha menjitak kepala Nessa.

"Astaghfirullah sungguh berdosa kau anak muda. Jangan gitu Nes, biar bau Pak Madun itu guru kita. Dan guru itu harus dihormati."

Diandra memutarkan bola matanya malas. "Sok bener lo Surti!"

Anak cowok kembali berulah. Kali ini mereka bermain tiktok di handphone Andi. Alvaro di depan memandu teman-temannya untuk berjoget. Cowok itu sangat bersemangat meliuk-liukan pinggulnya.

Diandra memandang ngeri Alvaro. Sekarang dia jadi berfikir, Alvaro yang gesrek kaya gitu kok laku ya dipasaran. Banyak cewek yang suka. Mantannya banyak lagi.

"Woy Jono goyangnya yang semangat dong biar enak. Jangan lemes gitu," ujar Alvaro kepada salah satu temannya.

"Ambigu lo Al," Chirs tertawa.

Andi mengikuti jejak Alvaro. Dengan semangat menggebu dia bergoyang di sebelah Alvaro.

"Lihat nih gue Jon. Udah kaya Inul Daratista lagi goyang ngebor." Ujar Andi.

Emang gesrek semua.

Pak Madun yang kebetulan melewati kelas mereka menggeram marah karena keadaan kelas begitu gaduh.
Perlahan Pak Madun membuka pintu.

"Bagus ya bagus malah pada asyik joget-joget kalian!" Teriak Pak Madun sambil terus berjalan perlahan masuk ke kelas.

Suasana yang tadi gaduh kini hening. Alvaro menelan ludah susah payah. Cowok itu malas di hukum lagi. Tadi pagi sudah dihukum oleh Pak Madun membersihkan toilet karena Alvaro telat masuk sekolah.

Kalau ini nanti dihukum membersihkan toilet lagi, bisa-bisa Alvaro ketularan bau seperti Pak Mandun. Eh....

"Siapa ketua kelas disini?" Tanya Pak Madun. Wajahnya masih nampak menyeramkan.

Chris mengangkat telunjuknya ragu-ragu.

"Saya Pak," cicit Chirs.

"Saya tahu bu Meyda sedang izin tidak bisa mengajar, seharusnya kamu sebagai ketua kelas mendatangi guru piket agar di beri tugas."

Para gadis di kelas itu menikmati drama yang sedang berlangsung. Untung saja mereka tidak ikut-ikutan gesrek seperti anak cowok.

Chirs menyenggol-nyenggol lengan Alvaro agar cowok itu ikut membantu. Tapi, Alvaro malah diam dan menunduk seolah-olah dia takut pada Pak Madun. Padahal mah Chirs juga tahu Alvaro sedang berpura-pura. Mana ada sejarahnya sang badboy bejad seperti Alvaro ketakutan.

DIANDRA ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang