22. Penguntit

1.8K 162 9
                                    


Vote dan coment 🤗

***

Diandra bukan tipe manusia yang suka sekali memamerkan kebaikannya. Mungkin untuk sebagian orang yang hanya sekedar mengenal, Diandra adalah sosok perempuan kasar, suka clubing dan pemabuk. Bahkan di SMA Merah Putih Diandra terkenal dengan sifat arogannya, suka menindas, dan masih banyak lagi anggapan buruk tentang Diandra oleh orang-orang.

Tapi Diandra tak mempermasalahkan semua itu. Bagi Diandra biarkan saja mereka beranggapan seperti itu. Mereka tidak mengenal Diandra yang sebenarnya.

Lagi pula Diandra tidak suka mempunyai banyak teman. Sudah cukup Diandra mempunyai Mitha dan Nessa. Karena bagi Diandra, manusia itu banyak yang munafik, di depan seolah-olah malaikat di belakang dia seperti iblis. Benar bukan?

"Kak Diandra ...." Panggil bocah perempuan berpita pink.

"Hai, Dahlia." Tangan Diandra terulur menyambut pelukan Dahlia.

Senyum hangat masih menghiasi bibir Diandra. Membuat Alvaro bahkan Radit terkagum-kagum dengan dia. Wajar saja, mereka baru sekali ini melihat Diandra bisa kalem seperti itu.

"Akhirnya kakak datang juga. Aku nungguin kakak loh."

Diandra mengelus sayang kepala Dahlia.

"Wah seneng deh ditungguin sama kamu," balas Diandra.

Dahlia itu sangat menyukai Diandra. Kata Dahlia, Diandra seperti princess yang di tontonnya. Sangat cantik, baik, dan manis.

Dahlia berharap jika ia tumbuh besar nanti bisa secantik Diandra.

"Oh iya kak, kemaren Dahlia dapat nilai 100 dong dari Ibu guru." Kata Dahlia dengan bangga.

"Aduh adek kakak pintar sekali."

Dahlia tersenyum malu-malu. Diandra yang melihat itu ikut tersenyum. Diandra bersyukur Dahlia tumbuh menjadi anak yang ceria serta pintar.

Tepat 6 tahun yang lalu Bunda Sarah menemukan keranjang di depan panti yang ternyata di dalamnya ada seorang bayi.

Dan yang memberikan nama untuk bayi mungil itu adalah Mamanya Diandra, Nina. Saat itu kebetulan Diandra dan Nina sedang berkunjung ke panti.

Sungguh tak tega rasanya melihat bayi yang tidak berdosa dibuang begitu saja oleh orang tuanya.
Apa mereka tidak memikirkan bagaimana jika bayi mereka sudah besar dan tidak mengetahui siapa Papa dan Mama kandungnya. Apa suatu saat nanti mereka tidak merindukan anaknya?

"Adek-adek, kak Mitha bawa banyak makanan loh buat kalian. Siapa yang mau ayo sini baris," kata Mitha dengan gembira.

"Aku mau ikut baris dulu ya kak," ucap Dahlia.

Diandra mengangguk.

Anak-anak panti mulai berbaris. Mereka nampak sangat bahagia karena kedatangan Diandra Cs.

Selain membagikan makanan Diandra Cs juga membagikan mainan dan peralatan sekolah. Perhatian sekali bukan?

"Ekhem."

Deheman Alvaro membuat Diandra menoleh.

"Kenapa?"

"Gue kagum sama kalian."

Diandra memandang Alvaro tak mengerti. "Kagum kenapa?" Kata Diandra cuek. Gadis itu lalu mendudukkan bokongnya di kursi.

Diandra terkekeh lirih saat matanya melihat anak-anak panti yang saling berebut mainan dengan tingkah lucu mereka.

DIANDRA ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang