9. Dia

4.6K 408 45
                                    


Kalau ada typo bilangin in ya hehe

Pagi ini langit sedikit mendung, mungkin sebentar lagi akan turun hujan.

Banyak siswa-siswi SMA Merah Putih yang masih berlalu lalang di koridor. Kelas masuk pukul 07.00 dan sekarang pukul 06.35 wajar kalau masih banyak siswa-siswi yang berada di luar kelas.

Mobil yang di tumpangi Diandra cs terlihat memasuki kawasan parkir.

Mitha turun terlebih dahulu di susul Diandra dan Nessa.

Mereka berjalan beriringan, dengan Diandra yang berada di tengah-tengah. Seperti biasa Diandra cs selalu menjadi pusat perhatian anak-anak SMA Merah Putih.

"Guys kalian pernah dengar nggak pengusaha namanya Raka Atmawijaya?" Tanya Dianra.

Diandra teringat pembicaraannya dengan Pak Robert tempo hari.

"Raka Atmawijaya...." Mitha bergumam.

"Anjir selera lo ternyata om-om gitu ya?" ujar Nessa dengan terkikik.

"Serius bisa nggak sih Nes, enak aja ngatain selera gue om-om lo pikir gue cabe-cabean."

"Haha sorry elah ... iya tau gue kalau nggak salah dulu waktu ulang tahun perusahan Papa gue dia juga ada disana, mungkin teman Papa gue. Kenapa emang Ndra?"

Mereka kini telah sampai di kelas, dan duduk di bangku masing-masing.

Dianra memutar tubuh nya ke belakang mengadap Mitha dan Nessa.

"Kemaren gua ketemuan sama Om Robert katanya gua di suruh cari tau siapa itu Raka Atmawijaya."

Mitha dan Nessa saling mengangguk paham. Mereka telah mengetahui jalan hidup sahabatnya. Diandra tak pernah menutupi apapun dari mereka. Karena bagi Diandra Mitha dan Nessa adalah keluarga yang saat ini dia punya.

"Bentar-bentar kok gue nggak asing ya sama nama belakangnya. Raka Atmawijaya sama kaya namanya si Alvaro ya kan? Nama dia kan Alvaro Joevanda Atmawijaya."
Diandra membulatkan matanya mendengar ucapan Nessa.

"Apa mungkin Alvaro itu ada hubungan saudara sama Raka Atmawija gitu ya Ndra," ucap Mitha.

"Pagi ... ciyeee ciyee tadi gue denger kaya ada yang sebut nama gue, kangen ya? " ucap Alvaro dengan alis yang dinaik turunkan.

Diandra memutar bola mata nya malas. Pagi-pagi harus bertemu manusia sok kecakepaan ini dan sialnya mereka harus duduk bersebelahan. Membuat emosi Diandra naik turun.

"Perlu di bersihin deh kaya nya itu telinga lo, orang nggak ada yang sebut-sebut nama lo pede banget." jawab Diandra ngeles.

Alvaro memanyunkan bibirnya. Perasaan tadi jelas banget mereka sebut-sebut nama gua. Pikir Alvaro.

Alvaro duduk di bangkunya. Memerhatikan Diandra yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Lo kok makin cakep aja sih, gue jadi nggak tahan buat pacarin lu."

Mata Diandra melotot mendengar ucapan polos manusia yang mirip kadal buntung ini.

"Jangan banyak mimpi, mana sudi gue pacaran sama cowo playboy kaya lo."

Mitha dan Nessa yang sedari tadi mendengarkan obrolan absurd dari keduanya pun tak luput selalu tertawa geli. Mereka membayangkan kalau Diandra dan Alvaro jadian pasti setiap harinya akan ada perang.

Nessa memberikan kode lewat gerakan bibir kepada Diandra untuk bertanya tentang Raka Atmawijaya.

Diandra menangkap kode itu.

DIANDRA ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang