32. Hari Bahagia Alvaro

1.5K 136 12
                                    

Jangan lupa follow akun aku Rosecha_ terimakasih ✨

***

"Please kali ini aja lo bantuin gue." Diandra menatap tepat dibola mata Alvaro menyakinkan cowok itu supaya bersedia membantunya.

Alvaro mendekatkan wajahnya ke wajah Diandra. Biasanya disaat seperti ini Diandra akan memaki atau bahkan menghindar dari Alvaro, tapi kali ini dia diam saja.

"Gue bersedia bantu lo, asalkan lo jadi cewek gue."

Apa Diandra bilang Alvaro pasti tak akan langsung mengiyakan permintaannya.

"Heh! Mana bisa gitu," kata Diandra tidak terima.

"Ya bisa dong. Gimana mau di bantu apa gak?" Alvaro memainkan ujung rambut Diandra.

Masih saling memandang, Diandra membisu.

Alvaro memang pandai memanfaatkan keadaan. Kalau seperti ini Diandra bisa apa? Bila gadis itu menolak, langkah untuk balas dendamnya kepada Martin akan terhambat. Tapi, kalau Diandra menerima Alvaro sebagai pacarnya Diandra yakin hidupnya tidak akan tenang. Setiap saat Alvaro bisa mengganggunya.

"Kok malah diam. Jawab dong calon pacar ...." ucap Alvaro dengan nada rendah.

Alvaro menunggu saat-saat seperti ini. Saat dimana Diandra tidak bisa membantah permintaannya. Kemaren boleh saja Diandra menolak namun, kali ini Alvaro tidak akan membiarkan Diandra menolak lagi.

"Oke gue mau."

Mata Alvaro membulat, masih tidak percaya.

Meskipun tadi dia sangat percaya diri Diandra akan menerimanya. Tapi, mendengar kalimat setuju dari bibir gadis itu sendiri membuat Alvaro seperti berada dalam mimpi.

"Lo ... setuju jadi pacar gue?" Tanyanya tak yakin.

Diandra mengangguk.

"Bangsat gue seneng banget!" Alvaro berteriak membuat Diandra langsung menutup mulut cowok itu.

"Ini di rumah sakit bego."

Alvaro meringis. "Peluk gue dong, Ndra."

Mata Diandra langsung menajam. Belum ada lima detik mereka jadian Alvaro sudah berulah.

"Gak ada peluk-peluk."

Bodo amat deh tidak bisa peluk Diandra sekarang, nanti-nanti juga bisa kok. Pikir Alvaro.

Alvaro mengangkat tangannya untuk mengelus sayang kepala Diandra.

"Jadi pacar yang baik ya, jangan nakal. Kalau dibilangin sama gue nurut oke baby."

Ucapan Alvaro membuat Diandra ingin menangis saat ini juga. Ia berasa menjilat ludahnya sendiri. Sebelumnya kan Diandra sudah mewanti-wanti tidak akan jatuh dipelukan si playboy tengil itu.

Mitha dan Nessa pasti mengolok-oloknya habis-habis.

Alvaro menurunkan tangannya dari kepala Diandra. Menghembuskan nafasnya tanda lega karena Diandra tidak menolaknya lagi. Walaupun Alvaro tahu Diandra mungkin saja terpaksa menerimanya sebagai pacar, tapi dengan penuh kepercayaan diri ia percaya nanti Diandra juga pasti akan suka kepadanya. Kan cinta bisa muncul karena terbiasa. Alvaro berjanji akan selalu ada disamping Diandra dan membuat nyaman cewek itu.

"Kita kan udan pacaran nih panggil nya aku-kamu dong."

Diandra menggeleng tanda tak setuju. "Gue gak bisa Al, manggil kaya biasa aja kenapa sih? Gak biasa gue manggil aku-kamu an gitu."

DIANDRA ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang