Gabriel melangkah dengan gagahnya. Pesona Gabriel memang sudah tak di ragukan lagi. Apalagi saat ini ia yang memakai stelan jas, kharismanya benar-benar membuat kaum hawa klepek-klepek.
"Selamat pagi pak Raka, senang bertemu anda kembali." Gabriel tersenyum dan tangannya menyalami Raka.
Raka mengangguk. "Selamat pagi juga Gabriel. Silahkan duduk."
Gabriel datang ke kantor Raka bukan tanpa sebab, mereka sedang ada rapat untuk membahas kelanjutan kerja sama itu. Kemaren Gabriel menawarkan kepada Raka untuk menanamkan sahamnya di perusahaan Diandra. Dan seperti yang diharapkan Raka menerima permintaan tersebut.
"Saya pribadi ingin mengucapkan terimakasih kepada pak Raka karena menerima perusahaan kami sebagai partner."
"Tidak perlu berlebihan nak Gabriel. Saya rasa bekerja sama dengan perusahaan anda tidak ada ruginya. Di dalam dunia bisnis perusahaan anda sudah memiliki nama besar, jadi saya rasa dengan adanya kerja sama antara kita itu akan menambah omset untuk saham kita."
Meskipun Martin sempat datang ke perusahaan Atmawijaya dan marah-marah kepada Raka, tapi lelaki parubaya itu tetap kukuh dengan pendiriannya. Lagi pula Raka sudah berjanji pada Alvaro untuk menuruti kemauan Alvaro. Ia tak akan mengingkari janjinya itu.
Setelahnya baik Raka dan Gabriel mulai fokus dengan rapat.
***
"Jono ... Jono kalau gede mau jadi apa?" Alvaro bernyanyi dengan nada sumbang.
"Gue? kalau gede mau jadi bencongggg ...." Jono membalas Alvaro dengan nyanyian juga.
"Bego lo Jon haha," ujar Andi.
Di tempat duduknya Diandra memandang malas segerombolan calon penghuni RSJ itu dengan malas.
"Makin sarap aja mereka," celetuk Nessa.
"Dari tadi kelas kosong mulu tahu gini gue bolos aja tadi."
Diandra membuka bungkus permen miliknya kemudian melahap permen itu. Ia bosan, sedari tadi tak ada guru yang mengajar. Kata Chris selaku ketua kelas guru-guru sedang ada rapat.
Untuk sebagian orang memang suatu keberuntungan kalau jam kosong. Tapi entah kenapa bagi Diandra ia malah merasa malas. Ini karena anak cowok di kelas 12 IPA 1 saling ribut sendiri. Contohnya ya itu seperti Alvaro. Diandra mau tidur pun tidak bisa karena pada berisik.
"Eh iya gue mau cerita deh. Masa semalam Radit chat gue ngajak liburan bareng," curhat Mitha.
"Berani juga si Radit. Gue heran dulu waktu masih ngejar-ngejar Diandra dia paling cuma ngasih-ngasih coklat doang, ini sama lo ngegas terus ya Mit." Nessa tertawa mengejek Mitha.
Mitha menepuk pundak sahabatnya itu. "Halah lo iri kan? Sekarang kan lo jomblo haha ...."
"Hilih li iri kin? Sikiring kin li jimbli hihi," ujar Nessa kesal.
Mitha dan Diandra saling pandang kemudian menertawakan Nessa.
"Terus lo mau gak Mit diajak liburan Radit?"
"Gue tolak lah masa gue liburan berdua doang sama dia."
Dengan jail Nessa menggoda Mitha. "Yah kok ditolak sih? Kapan lagi liburan berdua sama ayang beb."
Mitha mendelikan mata. Entahlah ia juga bingung sendiri menghadapi Radit harus bagaimana. Kalau ia seperti Diandra yang akan mengamuk bila didekati Radit, Mitha tak mau seperti itu. Gadis itu tidak akan tega marah-marah sama Radit.
Setiap malam Radit tak pernah absen mengirimi Mitha pesan. Radit selalu perhatian pada gadis itu.
"Gue tuh bingung mesti gimana," gumam Mitha.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANDRA ✔
Teen FictionFollow dulu baru baca ❤ #Rank 1 On Emosi [15 Februari 2021] #Rank 4 On Diandra [20 Maret 2021] #Rank 1 On Diandra [04 September 2021] #Rank 15 On Masa Lalu [20 Maret 2021] #Rank 2 On Badboy [03 September 2021] #Rank 5 On SMA [03 September 2021] Ked...