24. Kencan?

1.7K 150 23
                                    

Follow Rosecha_

***

Ruangan ini di dominasi dengan warna abu-abu. Meja dan kursi yang bagai singgasana itu di impor langsung dari Eropa. Desain ruangan ini pun begitu mewah, mencerminkan bahwa pemiliknya merupakan sosok pengusaha yang sukses.

Pemilik ruangan ini adalah seorang lelaki yang berumur hampir setengah abad.

Mata lelaki itu meneliti setiap deret angka di laptopnya. Ia tidak akan membiarkan kesalahan sekecil apapun merusak reputasi kantornya.

"Masuk!" Ujarnya kepada seseorang yang baru saja mengetuk pintu.

"Permisi Tuan. Saya datang membawa kabar baru lagi."

Lelaki yang di panggil Tuan itu mempersilahkan salah satu anak buahnya untuk duduk.

"Non Melodi ternyata di daftarkan satu sekolah dengan Non Diandra, Tuan."

Brak

"Sialan, rupanya dia sengaja memasukan Melodi di sekolah yang sama dengan Diandra." Geram lelaki itu.

***

Diandra mengusap rambutnya yang basah sehabis keramas dengan handuk, kemudian melilitkan handuk itu ke kepala agar tetasan air di rambutnya tidak jatuh ke lantai.

Gadis itu melangkah keluar dari kamar mandi.

Sore ini Diandra akan menghabiskan waktunya dengan menonton drakor. Jika kalian bertanya apa Diandra lupa dengan janjinya untuk pergi bersama Alvaro. Ya, 100 persen jawaban kalian benar. Gadis itu lupa.

Diandra mengganggap ajakan Alvaro seperti angin lalu, yang tidak penting baginya. Jadi semudah itu dia melupakan janjinya.

Tapi berbeda dengan Diandra. Alvaro begitu girang karena akan pergi berkencan dengan pujaan hati.

Handphone Diandra berbunyi. Melihat di layar handphone yang menampilkan panggilan dari Alvaro, Diandra menghiraukannya. Tak ingin mengangkat.

Tok

Tok

Tok

"Non Dian, diluar ada tamu." Panggil Bibi Harti.

"Siapa Bi?" Diandra membuka pintu kamarnya.

"Bibi ndak tau non. Cowok non, ganteng. Mungkin pacar non Dian."

Diandra menggelengkan kepala.

"Aku gak ada pacar tau Bi."

Dengan malas Diandra menghampiri si tamu. Firasatnya mengatakan, acara maraton drakornya akan tertunda malam ini.

"Loh, kok belum siap-siap, Ndra?"

Tamu itu Alvaro. Dipandanginya Diandra yang masih menggunakan kaos oblong dan hotpants. Kepala gadis itu pun masih terlilit dengan handuk.

Alvaro bangkit dari duduknya.

"Jangan bilang lo lupa kalau kita mau pergi sore ini?"

Bola mata Diandra menerawang, mengingat-ingat.

Diandra berdesis pelan. "Gue lupa," kata Diandra santai.

Raut wajah Alvaro tiba-tiba menjadi datar. Kenapa Diandra bisa-bisanya tidak mengingat itu, padahal baru siang tadi di kantin Alvaro bilang. Apa memang tidak sepenting itukah Alvaro sampai tidak di ingat oleh Diandra.

Alvaro mencoba tidak ngambek. Cowok itu mengembangkan senyumnya.

"Ya udah siap-siap gih. Gue tungguin." ucapnya.

DIANDRA ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang