1 Minggu kemudian...
Karena permintaan Sofie, Diandra jadi ikut menemani Alvaro ke rumah sakit untuk mengontrol kondisi tangannya yang juga hari ini tangan cowok itu sudah boleh lepas dari gips.
Pulang sekolah Diandra dan Alvaro langsung menuju ke rumah sakit tanpa pulang ke rumah untuk menganti seragam mereka. Mereka ke rumah sakit diantar oleh supir Alvaro. Alvaro masih belum diperbolehkan menyetir sendiri oleh Sofie. Padahal menurut Alvaro tangannya sudah tidak nyeri lagi.
"Jangan melakukan kegiatan yang berat-berat dulu ya, biar tulang tangan kamu segera pulih kembali."
"Dok, ini beneran sudah tidak apa-apa kan gips anak saya dilepas?" tanya Sofie.
"Iya Bu. Alvaro sudah tidak memerlukan memakai gips lagi. Namun, meski begitu Alvaro harus tetap berhati-hati kalau mau beraktivitas menggunakan tangannya,"
Ini yang Sofie khawatirkan. Anaknya itu kan nakal, terlalu aktif tidak bisa diam. Takutnya nanti Alvaro langsung pergi balapan. Aduh, membayangkan saja Sofie sudah ingin pingsan saja.
"Dengar itu Al, kamu jangan banyak tingkah. Tangan kamu itu belum sembuh total, ingat!" kata Sofie memperingati.
Diandra yang berada disamping cowok itu hanya diam saja. Ia hanya menjadi pendengar yang baik.
"Ini resepnya Bu, bisa di tebus di apotek rumah sakit. Obatnya diminum secara teratur ya, ada antibiotiknya juga jadi diminum sampai habis. Lekas sembuh Alvaro."
Alvaro tersenyum tipis. "Makasih dokter," jawabnya.
Setibanya mereka di apotek rumah sakit Sofie segera menyerahkan resep itu untuk di tebus.
Saat ini mereka bertiga sedang duduk di bangku rumah sakit menunggu obat.
"Diandra,"
"Iya Tante," jawab Diandra lembut berbeda sekali dengan Diandra kalau berbicara dengan Alvaro, selalu ngegas. Ya gimana Alvaro suka memancing emosi sih!
"Semalam Al cerita kamu pacaran ya sama Al?"
Diandra meringis malu, sedangkan Alvaro malah mengangkat tangannya dan merangkul mersa pundak gadisnya.
"Pacar Al gemesin ya Mah kalau lagi malu-malu gini." Diandra mencubit paha Alvaro. Dasar Alvaro ini, Diandra kan jadi tambah malu.
"Sakit sayang," ucap Alvaro.
Sofie tersenyum lebar. Doanya terkabul. "Tante senang sekali kamu jadi pacarnya Al, jagain Al ya Ndra. Kalau nakal jambak aja itu jambulnya."
"Iya tente."
"Alvaro Joevanda Atmawijaya!" suara petugas farmasi memangil nama Alvaro.
"Mamah ambil obat kamu dulu."
***
"Tante gak pulang bareng kita?"
"Gak sayang, Tante tadi kesini diantar pak Rohim. Lagi pula Tante mau ke kantor Papa Raka dulu kasih makan siang." Sofie menunjukan tak kecil berisi bekal makanan yang ia bawa.
Kemudian Sofie menatap putranya penuh peringatan. "Kamu antar Diandra pulang setelah itu jangan pergi kemana-mana langsung pulang istirahat!"
Alvaro mengembuskan napasnya pelan. Kaya anak kecil saja ia di atur-atur.
"Iya, Mama ku sayang."
"Tante pergi dulu ya sayang, sampai ketemu lagi calon mantu." Sofie mengelus pipi putih Diandra.
Diandra hanya tersenyum. "Iya Tante hati-hati."
Gadis itu melambaikan tangannya ketika mobil Sofie lewat di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANDRA ✔
Teen FictionFollow dulu baru baca ❤ #Rank 1 On Emosi [15 Februari 2021] #Rank 4 On Diandra [20 Maret 2021] #Rank 1 On Diandra [04 September 2021] #Rank 15 On Masa Lalu [20 Maret 2021] #Rank 2 On Badboy [03 September 2021] #Rank 5 On SMA [03 September 2021] Ked...