42. Perfect Day

1.5K 130 22
                                    

Sebelum baca tekan bintang dulu ya! Komen yang banyak 🧚

***

Malam harinya mereka mengadakan pesta barbeque di halaman belakang villa Gabriel. Malam ini langit begitu indah. Hamparan bintang berkelap-kelip di atas sana. Di tambah lagi Alvaro yang tengah memetik senar-senar gitar itu dengan lembut menambah kesan romantis semakin tercipta.

"Seru ya liburan ramai-ramai gini," ujar Melodi.

Gadis mungil itu sedari tadi sangat menikmati suasana liburannya. Ia bahagia menemukan teman baru. Di sekolahnya yang dulu walaupun Melodi anaknya ceria dan ramah, tapi ia hanya mempunyai beberapa teman saja. Itu semua bukan karena Melodi tak ingin berteman dengan yang lain, tapi sang Mama lah yang melarangnya. Mama Melodi tidak suka anaknya berteman dengan yang bukan levelnya. Iya, Melodi sebenarnya anak orang kaya. Papa tiri Melodi adalah seorang pengusaha.

Semakin dewasa, Melodi tak ingin dikekang lagi oleh sang Mama. Maka dari itu ia memutuskan untuk pergi dari rumah dan memilih mengekos. Agar bisa membayar uang kos dan makan sehari-hari, Melodi melamar kerja sebagai pelayan di salah satu cafe.

"Jelas seru dong, kan liburannya sama kita-kita." Jawab Mitha sambil membolak-balikkan daging dipanggangan.

"Oh iya Mel, lo bukannya kerja di cafe ya kok bisa ikut kita liburan. Apa bos lo gak marah, kan baru juga lo kerja di sana?"

Melodi mendekati Diandra yang bertanya kepadanya. "Aku awalnya juga merasa gak enak sama Pak Bos. Tapi waktu aku bilang minta izin karena ada urusan di luar kota Pak Bos mengizinkan ya udah deh aku bisa di sini sama kalian," jawab Melodi.

"Lagian aku melakukan ini biar bisa dekat sama om Gabriel," lanjut Melodi.

Nessa mengepalkan tangannya di depan Melodi. "Semangat terus luluhin hati si om haha ...."

Pembicaraan mereka terpotong karena Gabriel mendatangi mereka.

"Dian, gue mau lagi dagingnya dong."

Diandra yang ingin berdiri mengambilkan daging untuk Gabriel lengannya ditahan oleh Melodi.

"Biar aku aja kak," katanya.

"Saya mau diambilkan sama Diandra bukan kamu!" kata Gabriel pedas.

Melihat raut wajah Gabriel yang berubah murka, Melodi jadi takut kalau pujaan hatinya itu marah.

Melodi kembali duduk dan meminta Diandra yang mengambilkan daging untuk Gabriel.

Setelah Gabriel mendapatkan dagingnya, ia melirik ke arah Melodi yang tengah menunduk dan memilin ujung baju. Dalam hati Gabriel tak tega selalu membentak gadis kecil itu. Tapi, apa boleh buat. Dari pada Gabriel berbaik hati dan membuat Melodi besar kepala karena mengira Gabriel ada rasa dengannya. Lebih baik ia begini. Lagi pula menurut Gabriel mereka itu tidak cocok. Umur mereka terpaut jauh. Lagi-lagi Gabriel mempermasalahkan jarak umur mereka.

Jika kalian berada di posisi Gabriel apa akan melakukan yang sama?

Gabriel merasa lucu, tak mungkin kan ia nantinya akan jatuh cinta pada gadis kecil yang baru kelas 10 SMA. Apalagi sama Melodi yang cerewetnya membuat kepala Gabriel serasa mau pecah.

"Jangan galak gitu sama Melodi kak. Kasihan dia," bisik Diandra.

Gabriel hanya menaikan bahunya acuh.

Alvaro menghampiri mereka. "Ikut gue yuk Ndra." Ia menggenggam tangan Diandra.

"Eh- mau kemana?"

"Udah ikut aja."

Saat Diandra dan Alvaro hilang dari pandangan, Gabriel menghela nafasnya.

🌟

DIANDRA ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang