BAB 39 | B

12.5K 1.2K 280
                                    

°Zira's Brothers & Daddy°

Ambil posisi nyaman karena Part kali ini panjaaaang bangettttttt.
5286 words.

⚠️ ada (sedikit) adegan kekerasan, kasar. ⚠️

(Lanjutan part flashback.)

HAPPY READING!
.
.
.

Sejak awal, Tio dan istrinya telah mengincar Zira kecil karena ia memiliki fisik yang dapat menarik perhatian banyak orang. Terutama warna netra yang unik dan jarang ditemukan di Indonesia, yaitu biru gelap. Zira juga memiliki paras yang cantik dan imut, serta memiliki sikap yang mudah diatur. Maka, harga yang ditawarkan pun akan semakin mahal.

Mereka telah mempersiapkan semua rencana busuk itu secara matang sejak lama. Bahkan ketika mengajukan permohonan untuk mengadopsi Zira pada pengadilan dulunya, mereka menggunakan identitas palsu dan menyogok salah satu pekerja di sana untuk mempermudah proses mengadosi Zira.

Karena pada saat itu teknologi belum secanggih sekarang dan juga belum adanya pengawasan yang ketat, mereka dengan mudahnya dapat memenuhi kualifikasi menjadi orang tua angkat bagi Zira tanpa ada yang mencurigai.

Mereka tetap memperlakukan dan merawat Zira dengan baik agar mereka dapat menjualnya dengan harga yang cukup fantastis. Dan benar saja, mereka mendapatkan bayaran sebesar 1,3 Miliar setelah menjual Zira kepada Tio.

"Hiks...." Zira terisak pelan ketika pengawal itu mengurungnya di sebuah ruangan kecil. Ia memukul-mukul pintu ruangan itu dengan kuat. "Om! Buka pintunya! Papa! Ana takut... hiks," bahkan disaat seperti ini pun, Zira masih mempercayai Tio.

"Jangan nangis," celetuk seorang gadis yang sudah berdiri di dekat Zira. "Nama kamu siapa? Kenalin, aku Bianca. Kamu bisa panggil aku Aca." gadis itu memperkenalkan dirinya pada Zira.

"Hiks.... A-Ana," balas Zira sambil terisak pelan.

"Ana enggak usah nangis lagi, ya? Ada kakak sekarang. Ana nggak sendirian di sini." ujar Bianca berusaha menenangkan.

Zira menganggukkan kepalanya. "Ana kenapa bisa ada di sini?" tanya Bianca setelah mengajak Zira duduk di lantai semen yang berdebu akibat tidak pernah dibersihkan.

"P-papa hiks... yang bawa Ana ke s-sini. Papa bilang, papa m-mau ke kamar mandi sebentar, Ana lagi t-tunggu Papa jemput Ana di sini." jelasnya dengan lugu dan terbata-bata.

Bianca tersenyum miris setelah mendengar penjelasan Zira. Jelas-jelas orang yang dipanggil papa itu telah menjual Zira pada tuan pemilik mansion tempat mereka disekap. Orang itu hanya beralibi agar dapat kabur meninggalkan Zira di sini. Yang artinya, tidak mungkin orang itu akan datang kembali untuk menjemput Zira.

Bianca telah terkurung selama 19 hari lamanya di ruangan ini. Maka dari itu, ia mudah memahami situasi dengan cepat. Berbeda dengan Zira, ia tidak dijual, melainkan ia diculik ketika sedang bermain di taman dekat rumahnya tanpa diawasi oleh pengasuhnya.

"Jangan sedih lagi, ya? Kalau Ana nangis terus, Om galak yang berdiri di luar bakal marah." Bianca berusaha menenangkan Zira. Ia bersyukur, selama ia disekap, pengawal itu tidak akan menyakitinya jika ia menurut dan tidak membuat keributan.

Zira's Brothers & DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang