BAB 30

16.2K 1.4K 197
                                    

||"Zira's B&D"||
.

HAPPY READING!!
.
.

"Ah, ini... Bekas jahitan dari luka tembak, Zizi." Jawab Reza dengan pandangan mata mengarah ke Christian.

"Luka tembak... yang kakak dapatkan 6 bulan yang lalu," lanjut Reza tanpa mengalihkan tatapannya dari Christian.

                                      
                                                           

Flashback on...

"Reza, kamu di sini aja, biarin daddy sama Ryan yang ngurus. Kamu juga Lucio, kondisi kamu belum pulih. Lebih baik diam di sini, dan jangan memperburuk keadaan." Perintah Anita tegas kepada anak dan keponakannya itu.

"Tapi mom, Reza har--," Reza menghentikan ucapannya ketika mendengar pembicaraan anggota medis yang melewatinya.

"....pasien itu pasti kaya banget, bahkan yang gue dengar tuh, keluarga pasiennya bayar biaya lebih dari 2 miliar untuk pakai helipad di rumah sakit ini." Ujar salah satu suster yang lewat. Suster itu sedang bergosip dengan rekannya.

"Serius 2 miliar? Banyak amat! padahal helipad rumah sakit ini gratis dipakai kalau keadaannya mendesak,"

"Nah, pasien itu gak punya penyakit serius, malah kondisinya udah membaik. Kalau gak salah, pasien itu ngidap hipotermia. Pasien itu mau pindah rumah sakit,"

'2 miliar? Helipad? Hipotermia? Zira?' Batin Reza bertanya-tanya.

"Maaf menganggu, kalau bisa saya tau, siapa yang anda bicarakan sejak tadi?" Tanya Reza pada kedua suster itu.

Kedua suster itu menatap Reza heran, "Ada yang bisa saya bantu, tuan?" Tanya salah satu suster.

"Tidak, maaf sebelumnya karna saya menyela pembicaraan anda berdua, sepertinya saya mengenal orang yang kalian bicarakan tadi. Apa benar, pasien yang kalian bicarakan, pasien yang ada di ruangan ini?" Tanya Reza sambil menunjuk ruangan yang terakhir kali ditempati oleh Zira.

Suster itu menganggukkan kepalanya, "Ya, benar."

Tanpa mengulur waktu lagi, Reza langsung saja berlari meninggalkan Lucio dan Anita yang meneriaki namanya.

Reza mengerti sekarang, keluarga itu akan membawa Ziranya menggunakan helikopter.

Reza menekan tombol lift itu berkali-kali dengan cepat. Karena tidak sabar menunggu, Reza memilih menaiki tangga darurat.

Reza menghentikan langkahnya sejenak untuk mengatur pernafasannya yang terasa sesak setelah menaiki enam lantai. Reza kembali melanjutkan langkahnya dengan cepat.

Reza sempat melirik sejenak ke bawah melalui celah ketika mendengar suara langkah kaki yang cukup cepat. Ia dapat melihat Albert yang diikuti Ryan dibelakangnya.

Reza merasa sedikit lega setelah sampai ke lantai paling atas. Ia segera membuka pintu bercat merah itu.

Reza menghalau sinar matahari menggunakan telapak tangannya. Ia berusaha menyesuaikan intensitas cahaya matahari yang membuat pandangannya sedikit memburam.

Dorr

Sebuah peluru menancap tepat di lengan kanannya setelah bunyi tembakan yang memekakkan telinga itu terdengar.

Reza terhuyung ke belakang. Untung saja Reza dapat menjaga keseimbangan badannya ditambah Albert yang sudah siaga menahan tubuhnya agar tidak menggelinding hingga ke bawah.

Zira's Brothers & DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang