BAB 10

26.9K 2.2K 126
                                    

°Zira's Brothers & Daddy°

Keadaan Zira sudah mulai membaik saat ini. Hanya saja, ia belum sadar juga sejak tadi.

Zira sudah di pindahkan ke ruang perawatan. Tiana juga sudah datang ke rumah sakit.

Saat ini, mereka bertiga berada di ruangan itu menjaga Zira. Ruangan itu begitu hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan sedikit pun. Suara pintu ruangan yang dibuka, mengalihkan perhatian mereka semua.

Dokter Dian masuk, mengecek keadaan Zira lagi, lalu mengganti cairan infus Zira yang telah habis dengan yang baru. "Keadaan Zira mulai stabil, staminanya saja yang sedikit lemah."

"Sebentar lagi Zira akan sadar. Dia cukup kelelahan sekarang, biarkan dia istirahat lebih lama. Zira bisa langsung pulang nantinya, kalau sudah sadar." jelasnya.

"Terima kasih dok," kata Tiana.

"Kapan hasil tes itu keluar?" tanya Albert.

"Sekitar 4 hari, hasil tes itu akan diberikan." jawab Dian.

Reihand memelototkan matanya, menatap tajam Dian dan Albert. "Kenapa kalian ngelakuin tes itu tanpa izin dariku, hah?!"

Albert menaikkan sebelah alisnya, tersenyum sinis. "Aku gak perlu izin hanya untuk ngelakuin itu, kan?"

"Bentar-bentar, sejak kapan kalian menukar panggilan saya-anda kalian jadi aku-kamu? Kalian udah akrab?" tanya Dian heran.

"Gak!" jawab mereka berdua kompak.

Reihand mendengus, "Terserah!"

Dian langsung meninggalkan ruangan itu tanpa memerdulikan mereka.

Saat ini, tepat pukul empat sore, Reihand masih menggunakan pakaian kantornya. Ia berniat untuk pulang, membersihkan diri dan mengganti pakaiannya yang telah lusuh dan tidak nyaman.

"Bu Tiana, tolong jaga Zizi baik-baik. Saya pulang sebentar. Nanti saya balik lagi." perintah Reihand.

"Baik, tuan."

Reihand segera meninggalkan ruangan itu menuju parkiran, mengemudikan mobil ke mansionnya. Ia juga berniat memberi kabar mengenai Zira kepada Andara.

Tiana sejak tadi bergerak tidak nyaman. Ia tampak gelisah memikirkan keadaan anak-anak di panti. Ia menitipkan anak-anak panti pada tetangganya sebelum pergi ke rumah sakit.

"Bu Tiana, ada apa?" tanya Albert melihat kegelisahan Tiana sejak tadi.

"Tidak, saya hanya mengkhawatirkan keadaan anak-anak di panti."

"Anda bisa pulang melihat keadaan anak-anak panti. Biar saya yang menjaga Zira, di sini."

"Tidak bisa pak Albert. Saya ditugaskan pak Reihand untuk tidak meninggalkan Zira." Tiana menolak halus.

"Gak apa-apa, biar saya yang mengatakannya pada Reihand nanti. Anda bisa segera pulang ke panti."

Tiana memikirkan perkataan Albert cukup lama. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi mengecek keadaan panti sebentar, lalu segera kembali.

"Baiklah, saya tinggal sebentar pak Albert. Saya akan kembali dengan cepat nantinya." ucap Tiana bangkit meninggalkan ruangan itu.

Ini yang Albert inginkan sejak tadi. Keberuntungan saat ini berada di pihaknya.

Sejak tadi, Albert ingin membawa dan merawat Zira di mansionnya. Albert menyuruh suster yang lewat untuk memanggil Dian.

"Aku akan membawa Zira ke mansionku, bantu aku bawa infusnya." suruh Albert pada Dian.

Zira's Brothers & DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang