°Zira's Brothers & Daddy°
HAPPY READING!!
.
.Dua minggu telah berlalu sejak kedatangan Clarissa dan Bianca. Bianca menginap di mansion milik Albert, menunggu kepulangan orangtuanya dari luar negri.
Begitu juga dengan Zira, ia menjalankan rutinitasnya seperti biasa. Sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat oleh Reihand dan Albert, mereka membagi waktu kebersamaan mereka dengan Zira secara adil.
Setiap minggunya, dua hari Zira tinggal di mansion milik Reihand, dua hari lagi ia tinggal di mansion milik Albert, dan dua hari juga Zira tinggal bersama bunda Tiana, sesuai dengan jadwal. Dan khusus di akhir pekan, mereka semua akan berkumpul di mansion milik Albert.
Hak asuh Zira yang masih berada di tangan bunda Tiana, menyebabkan mereka tetap harus membagi jadwal agar Zira tinggal di panti asuhan hingga mereka selesai mengurus hak asuh Zira.
Zira sudah mulai terbiasa dengan semuanya. Zira dan Lucio yang semakin hari semakin dekat, dan Reza yang sering memonopoli Zira dari Lucio. Bianca juga sering mengajak Zira untuk sekadar berbincang, menambah kedekatan mereka sehingga rasa canggung Zira mulai berkurang.
Tak jarang, Zira menghindar jika Albert mengajaknya mengobrol. Ia masih terlalu canggung jika berdekatan dengan Albert. Meskipun tidak dapat dipungkiri, bahwa Zira merasa senang dapat berdekatan dengan Albert.
Zira masih merasa tidak nyaman sepenuhnya tinggal bersama mereka. Ia menyadari, masih ada diantara mereka yang tidak menyukai kehadirannya. Ryan dan Clarissa. Ryan masih bersikap seperti dulu, ia jarang berinteraksi dengan kakaknya yang satu itu. Meskipun ia sering memergoki kakaknya itu selalu memerhatikan semua kegiatannya di mansion itu.
Clarissa tidak menunjukkan secara terang-terang mengenai ketidak sukaannya pada Zira. Hanya saja, Zira cepat menyadari bahwa Clarissa tidak menyukainya. Clarissa yang membalas sapaannya sedikit ketus dan terkesan tidak peduli. Sedangkan jika bersama yang lainnya bahkan Bianca sekalipun, Clarissa selalu tersenyum. Zira hanya dapat menerimanya saja. Ia masih menyadari statusnya saat ini.
Begitu juga dengan Andara dan Andro, setiap kali Zira menginap di mansion mereka, mereka selalu saja bertengkar untuk memperebutkan Zira. Andara yang tidak suka dan tidak rela kalau Zira lebih dekat dengan Andro, sedangkan Andro yang cemburu ketika Zira lebih sering tidur di kamar Andara.
Saat ini, tepatnya hari sabtu, Zira berada di mansion Reihand dengan posisi berada di pangkuan Andara, dan Andro yang menggenggam tangannya dari samping sambil mengecupnya sesekali, menonton kartun. Sedangkan Reihand tidak dapat bergabung karena ia masih harus menyelesaikan dokumen yang bertumpuk di kantornya.
"Maaf, tuan. Ada tamu yang ingin berjumpa dengan tuan." ujar bodyguard yang baru saja menghampiri ruangan itu, pada Andara.
"Siapa?" tanya Andara bingung.
"Klawnta Aruna, anak dari pemilik perusahaan Bintara." jawab bodyguard itu.
"Biarkan dia masuk." perintah Andara.
Andara segera menurunkan Zira dari pangkuannya, lalu berdiri dan menjabat tangan Klawnta, "Saya Andara, ada keperluan apa anda di sini?" tanya nya langsung tanpa basa basi.
Andro yang merasa memiliki kesempatan merebut Zira dari Andara, langsung saja mengangkat Zira agar duduk di pangkuannya.
"Tidak usah terlalu formal, santai saja. Saya hanya mau membahas tentang proyek kerja sama perusahan kita." jawab Klawnta ramah.
"Oh, silahkan duduk. Tapi kenapa sama saya? Bukannya harusnya langsung saja ke papi?" tanya Andara.
"Ah.. tuan Reihand? Dia cukup sibuk tadinya. Jadinya dia menyuruh saya agar langsung membahasnya denganmu." Alibinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zira's Brothers & Daddy
Teen FictionKisah Zira, bersama ketiga 'ayahnya' dan juga para abangnya dari ketiga keluarga 'ayahnya' itu. -------- Zira Wieny Anastasya, seorang gadis remaja berumur 16 tahun yang kehilangan mommy-nya sejak kecil, sehingga Zira dirawat oleh bunda panti hingga...