BAB 35

15K 1.3K 206
                                    

||° Zira's B&D °||
.
:)
HAPPY READING!!
.
.
.

"Kamu hanya tamu di sini.” Tegas Christian.

“Mau di manapun dan bagaimanapun, saya tetap abangnya Zizi. sampai kapan pun itu,” Andara tidak setuju mendengar penuturan Christian.

--------------
                     ---------------------


“Pokoknya yang Zizi panggil itu saya, bukan kamu.”

Andara berdecih. “Saya sarankan, anda jangan terlalu percaya diri. Yang Zizi pangggil itu--,”

Blamm!

“SETAN!! ”

Andara terpekik kaget ketika mendengar suara pintu kamar Zira yang dibuka dengan cara dibanting dari arah belakang.

Begitu juga dengan Christian yang sempat tersentak pelan akibat suara bantingan itu. Zira refleks menutup matanya menggunakan selimut.

Andara menatap tajam pelaku yang telah membuatnya beserta seisi ruangan kaget. Pelaku yang tak lain merupakan salah satu adiknya, Andro, hanya menyengir lebar.

“Andro! Di mana tata krama kamu hah?!” bentak Andara yang tersulut emosi bercampur kaget sekaligus malu, karena tidak dapat bersikap cool di depan adik manisnya, Zira.

Andro menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Peace, kak. Gak sengaja,” ucapnya sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf v.

Jerk!" umpatnya kesal.

“Sean! Your language, please!” peringat Reihand yang juga berdiri di belakang Andro.

Tidak hanya Andro dan Reihand, Reza, Ryan, Klawnta, Lucio, beserta ‘ayah’ Zira juga berdiri tepat di depan kamar.

“Sepertinya kalian tidak pernah diajarkan tata krama ketika bertamu,” ledek Christian, menatap remeh Andara dan Andro secara bergantian.

Andara menatap nyalang ke arah Christian, ia tidak terima dikatakan seperti itu.

“Abang,” panggil Zira mengalihkan perhatian mereka.

“Yes baby?”

“Kenapa Zi?”

Jawab Christian dan Andara secara bersamaan kembali.

Andara memutar bola matanya malas. “Zizi panggil saya, bukan anda!”

Christian menggeram rendah. “Zizi manggilnya abang. Sudah jelas saya abangnya di sini. Seharusnya saya yang mengatakan hal itu!”

“Intinya, Zizi panggil saya. Dan anda tidak usah terlalu percaya diri,” tekan Andara tidak mau kalah.

Andro yang sejak tadi jengah melihat kelakukan kakak dan orang yang berstatus sebagai ‘abang sepupu’ Zira itu mendengus kasar.

Andro memusatkan pandangannya pada satu titik. Layaknya seorang pemburu yang berusaha membidik mangsanya menggunakan senapan, Andro menajamkan pandangan matanya sambil membidik sasarannya menggunakan telapak tangannya.

Zira's Brothers & DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang