BAB 28

16.6K 1.5K 268
                                    

||•Zira's B&D•||
💖

HAPPY READING!
:)
.
.

"Papi! Opa! Huaa!" teriak Zira sambil berlari menghampiri Reihand yang sedang duduk di sofa.

Zira memeluk erat Rehaind dari samping, mencari perlindungan.

"Zizi, kenapa?!" tanya Peter yang duduk di sebelah Reihand.

"Zizi takut sama ab--,"

"Zizi diam-diam makan permen lagi," jawab Christian yang baru saja menghampiri, memberitahu mereka.

Sebelumnya, Zira berhasil kabur keluar dari kamar ketika Christian melonggarkan sedikit pelukannya. Zira memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur.

"Zizi!" peringat Sharen.

Dion mendekat ke arah Zira, "Zizi, buka mulutnya, biar papa liat." ujar Dion datar.

Zira semakin mengeratkan pelukannya pada lengan Reihand, menolak menatap Dion.

"Berdiri," perintah Christian tegas.

Refleks, Zira langsung menuruti perintah Christian tanpa membantah. Dengan cepat, Zira bangkit berdiri melepaskan pelukannya. Mana berani Zira melawan Christian? Bisa-bisa hukumannya bertambah.

"Letakkan tangan Zizi ke belakang, buka mulutnya," perintah Christian lagi.

"Setelah makan malam, langsung gosok gigi, jalani hukumannya. Zizi milih dihukum sama papa atau abang?" tanya Dion setelah mengecek mulut Zira.

Zira menatap memelas ke arah Reihand dan Peter secara bergantian, berharap mereka akan menolongnya. Peter dan Reihand memalingkan wajah mereka, pura-pura tidak melihat. Mereka tidak kuat melihat tatapan itu.

"Zizi?" panggil Dion lagi.

"Papa aja!" jawab Zira cepat.

Hukuman Dion lebih ringan dari hukuman yang diberikan oleh Christian. Tentu saja, Zira lebih memilih dihukum oleh Dion.

"Yakin? Abang kasih kesempatan tiga detik, jangan nyesal sama keputusan Zizi nantinya," ujar Christian santai.

Perkataan Christian lebih terdengar seperti ancaman bagi Zira. Kalau Zira memilih mendapatkan hukuman dari Dion, Christian pasti akan melarangnya memakan coklat, eskrim, dan lolipop selama setahun. Tetapi, kalau ia memilih nendapatkan hukuman dari Christian, Zira rasa ia tidak sanggup bertahan hingga hukuman itu selesai. Zira merasa serba salah sekarang.

"Satu,"

"Dua,"

"Tig--,"

"Abang aja! I-iya, abang aja!" ujar Zira panik.

Zira kembali menatap Abian dengan memelas. Abian segera memalingkan wajahnya, agar tidak terpengaruh.

"Harus sekarang ya, Zizi dihukum? Boleh gak besok aja abang? Please," mohon Zira sambil mengerjap- ngerjapkan matanya, memberikan tatapan puppy eyesnya.

"Menurut Zizi?" tanya Christian balik.

Zira memanyunkan bibirnya, pasrah. Rencananya untuk kabur, sepertinya harus diurungkan.

**

"Udah gosok gigi?" tanya Christian yang baru saja masuk ke kamar Zira.

"Udah, Abang." jawab Zira.

"Duduk di kasur," perintah Christian.

"Hukuman Zizi kali ini nonton film horor sama abang." ujar Christian sambil menyalakan tv, memilih salah satu film bergenre horor.

Zira's Brothers & DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang