BAB 13

24K 2K 59
                                    

°Zira's Brothers & Daddy°

Pada nungguin gak??

HAPPY READING!!

.
.


***

"Hiks... Hiks...."

"Kalian tau gimana yang Zizi rasakan selama ini?!"

"Sakit... di sini, rasanya benar-benar sesak," ungkap Zira sambil menunjuk-nunjuk bagian dada Reza memberitahukan letak rasa sakit itu.

"Seberapa besar Zizi coba untuk hilangkan rasa sakit itu, semuanya terasa percuma, hiks.... Setiap kali Zizi memikirkannya, rasa sakit itu semakin hari semakin bertambah...."


Zira menangis dengan kuat, melampiaskan semua rasa sakitnya. Ia sudah terlalu lelah untuk menghadapi semuanya. Mereka tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya menjadi dirinya.

Zira berhenti memukul-mukul dada Reza dan melepaskan cengkraman tangannya dari baju Reza yang telah kusut.


Zira jatuh terduduk. Kepalanya terasa sakit, seperti dihantam dengan kuat. Detak jantungnya yang mulai berdegup dengan cepat secara tidak beraturan.

"Aakhh!" erang Zira kesakitan. Ia menjambak rambutnya untuk menghilangkan rasa sakit itu.

"Arrghh! Hiks... sakit,"

Reza yang tidak sempat menangkap Zira ketika terjatuh segera berjongkok mendekati Zira.

"Zira?! Jangan dijambak rambutnya! Zira!" tegur Reza sambil berusaha melepaskan tangan Zira yang menjambak rambutnya.

"Zira! Lepaskan Zira! Kasih tau Daddy mana yang sakit!" Albert segera mendekati Zira.

"Sakit! Pergi! Sakit!" racaunya lagi.

"Lepaskan Zira! Pukul Daddy aja, lampiaskan semuanya sama Daddy! Jangan nyakitin diri kamu sendiri, Zira!" Albert dan Reza tetap berusaha melepaskan jambakan pada rambut Zira.


"Zira! Zira, liat Daddy! Zira?!" panggil Albert yang mulai panik melihat keadaan Zira.

"Reza cepat hubungi dokter sekarang!" perintahnya pada Reza.

Reza segera berlari masuk ke dalam mansion untuk menghubungi dokter pribadi mereka. Ia tidak perduli lagi dengan keadaannya yang basah kuyup.

Tanpa pikir panjang, Albert segera menggendong Zira ke dalam mansion agar tidak kehujanan lagi. Ia segera membawa Zira ke kamarnya.

"Mas, Zira kenapa, Mas?!" tanya Anita khawatir melihat keadaan Zira.

Albert tidak menggubris pertanyaan Anita. Ia melewati istrinya begitu saja. Ia tetap fokus pada Zira yang masih kesulitan bernafas.

"Zira?! Zira?! Liat Daddy sekarang! Tatap mata Daddy!" Albert berusaha memanggil Zira agar tetap sadar.

"Zira?!"

Zira's Brothers & DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang