BAB 25

18.4K 1.6K 224
                                    

||~Zira's B&D~||
.
HAPPY READING!!
.
.
.

6 bulan kemudian....

Brisbane, Australia.
15.19

Seorang gadis remaja dengan tinggi 149 cm, segera turun dari mobil yang ditumpanginya dengan tergesa-gesa.

Mobil itu berhenti tepat di sebuah gedung hotel yang begitu mewah. Gadis itu segera masuk ke dalam, tanpa memperdulikan supirnya yang ikut mengejarnya. Supirnya itu hanya mengejar dalam diam, tidak berani menganggu 'nona' nya yang masih dalam mode galak.

Gadis itu masuk ke dalam lift diikuti oleh supirnya menuju lantai paling atas. Tepatnya, restoran yang berada di lantai paling atas gedung hotel itu.

Gadis itu segera keluar dari lift ketika sampai di lantai paling atas. Banyak pengunjung yang memerhatikan gadis itu, gadis yang masih menggunakan seragam sekolahnya, jangan lupakan roknya yang berwarna biru bertema kotak-kotak.

Gadis itu celingak-celinguk mencari keberadaan orang itu. Ia menyipitkan matanya ketika memenemukan orang yang dicarinya sedang duduk di paling pojok. Orang itu, lebih tepatnya, Papa Dion, sedang duduk berduaan dengan seorang perempuan.

Mereka terlalu dekat.

Amarah gadis itu memuncak, dan alarm tanda bahaya yang tiba-tiba saja muncul, dengan langkah kesal ia menghampiri mereka.

"Papa!" panggil gadis itu dengan meninggikan suaranya.

Dion, orang yang dipanggil dengan sebutan papa itu terkejut, ia membelalakkan matanya.

"Zizi?! Ngapain ke sini?" tanya Dion spontan.

"Oh, jadi Zizi gak boleh ke sini gitu?! Zizi ganggu papa yang lagi romantis-romantisan sama tante itu?! iya?!" ujar gadis itu, Zira dengan kesal.

Dion menelan ludahnya dengan susah payah, putrinya sedang dalam mode marah sekarang.

"Kamu udah punya anak?" tanya perempuan yang duduk di depan Dion.

"Ya, dia papa saya, dan saya anaknya!" jawab Zira lantang menggunakan bahasa Inggris dengan aksen Australia yang terdengar cukup lancar.

"Ok, kalau begitu saya permisi," ujar perempuan itu pamit, dan pergi begitu saja.

Zira memicingkan matanya ke arah Dion, "BAGUS, BAGUS! Papa bilang hari ini gak bisa jemput Zizi karna ada meeting penting, tapi nyatanya papa malah berduaan sama tante itu di sini! Papa rela Zizi pulang sendirian sama supir hanya karna mau ketemu sama tante itu?! Ck." ujar Zira sambil melipat tangannya di dada.

"Ini yang dimaksud meeting? Meeting di restoran? Papa rela ngelanggar janji papa buat jemput Zizi hari ini hanya karna tante itu!"

"Zi-Zizi, gak gitu sayang, dengar papa. Pa--,"

"Papa gak usah cari alasan lagi ya sama Zizi! Papa mau bohong lagi sama Zizi kan?! Pokoknya Zizi ngambek sama papa! Jangan ajak Zizi ngomong selama satu hari ini!" perintah Zira mutlak.

Zira bergegas meninggalkan restoran itu yang diikuti oleh supirnya dari belakang. Zira tidak menggubris Dion yang sejak tadi memanggil namanya.

Dion segera mengejar Zira, setelah membayar.

"Biar saya yang kemudi mobilnya pak, minggir!" perintah Dion pada supirnya yang baru saja akan masuk ke dalam mobil, setelah ia berhasil mengejar Zira.

"Jadi saya pak?" tanya supir itu.

"Ya kamu pakai mobil saya lah, malah nanya lagi!" ujar Dion ketus lalu melemparkan kunci mobil yang dibawanya tadi pada supir Zira.

Zira's Brothers & DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang