BAB 40 | B

10.9K 1.1K 443
                                    

Hi!

a/n

*Kalau cerita ini terbit, kira-kira, ada yang tertarik gak? 😳

(cerita ini tetap bakal diketik sampe tamat di wattpad)

Awalnya gak kepikiran buat nerbitin, sih. Tapi karna cerita ini pernah diplagiatin... mungkin bakal lebih aman kalau diterbitin (?) 
author bingung ^^

*ada yang paham & bisa bantu jelasin tentang GC?
Author enggak terlalu paham tentang GC, tapi ada beberapa pembaca yang tanyain tentang GC cerita ini. Author pengin buat, sih, tapi belum terlalu paham :)

okeh segitu aja dulu.

HAPPY READING!

.

.

.

***

File berisi rekaman suara itu telah berhenti berputar hingga menciptakan keheningan dalam ruangan itu. Martin mengambil sebuah salinan dokumen hasil visum Zira yang terletak di sebelah laptopnya.

"Rekaman yang baru saja kalian dengar adalah penjelasan dari Zira tentang apa yang dialaminya pada saat itu—sebelum Ariana terbunuh." Ia menjelaskan kembali sembari menyerahkan dokumen itu pada Albert yang berada di dekatnya. "Kalian bisa menyimpulkan sendiri seberapa parah kondisi Zira pada saat itu setelah melihat foto bukti serta hasil pemeriksaan dokter yang ada pada dokumen itu."

"Sekitar tiga bulan setelah kepulangan Zira dari rumah sakit, Saya yang menemukan jasad Ariana dan juga Zira yang terkurung di ruang kosong panti asuhan itu." Martin tersenyum kecut. "Saya akui, pada saat itu saya lengah dalam melindungi Zira."

Martin kembali menyerahkan berkas hasil penyelidikan beserta foto TKP yang diambil pada saat itu kepada Albert. "Setelah kejadian pembunuhan itu, Zira dirawat selama 6 bulan lamanya—semaksimal mungkin kami berusaha untuk menyembuhkan psikisnya. Kami juga memutuskan untuk menutup panti itu dan memindahkan semua anak panti lainnya. Kami dengan sengaja memindahkan Zira ke panti asuhan yang berbeda dengan anak lainnya agar pelaku sulit mengetahui keberadaan Zira."

Martin memindahkan Zira ke panti asuhan yang baru saja didirikan pada saat itu. Tidak ada ibu panti—hanya ada pekerja paruh waktu yang akan selalu berganti untuk menjaga anak panti, sehingga mempermudah dirinya menutupi seluruh akses setiap orang agar tidak dapat menemukan identitas Zira dengan lengkap.

Fakta bahwa Zira ditemukan secara tidak sengaja di halaman panti asuhan adalah hal yang Tiana—pengurus panti sekarang— ketahui hingga saat ini yang membuatnya tidak merasa curiga sama sekali mengenai asal usul Zira.

"Sebagai bentuk perlindungan, pengadilan mengeluarkan surat larangan pengadopsian terhadap Zira hingga berumur 14 tahun—usia remaja. Saya juga rutin menemani Zira menjalani terapi bersama psikiater hingga berumur 14 tahun," lanjutnya.

Tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari bibir ketiga pria yang biasanya saling memperebutkan status sebagai 'ayah' Zira itu. Mereka masih terlalu syok mendengar semua hal yang tidak pernah mereka duga selama ini.

Reihand mengepalkan tangannya, berusaha menarik kesadarannya kembali dari rasa keterkejutan. "Saya sudah bertemu dengan Zira sejak lama, tapi kenapa saya tidak tahu apapun mengenai hal ini?"

"Anda hanya menjenguk Zira sebanyak sekali hingga dua kali dalam satu tahun, sudah pasti sulit bagi Anda untuk mengetahuinya. Terlebih lagi, saya melakukannya secara diam-diam. Bahkan Ibu Tiana sekalipun, dia tidak mengetahui hal ini." Martin menjawab dengan lugas.

Zira's Brothers & DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang