||"Zira's B&D"||
Happy reading!!
.
.
."Opa!!"
Christian menurunkan Zira dengan berhati-hati, membiarkan Zira menghampiri orang itu.
"Zizi kangen opa!" ujar Zira sambil memeluk orang itu.
"Opa juga kangen sama cucu opa!" ujar orang itu terkekeh kecil, lalu membalas pelukan Zira.
Abian yang berada di dekat mereka, segera menarik Zira mundur hingga pelukan mereka terlepas begitu saja.
"Pelukannya gak usah lama-lama, banyak kuman!" tutur Abian kesal.
"Ish, kakek! Zizi belum selesai tauk!" ujar Zira memanyunkan bibirnya lalu melipat tangannya ke dada.
"Ganggu aja," gumam orang itu.
Orang itu, tepatnya Peter Xanato, pria yang selalu datang setiap bulannya mengunjungi cucu perempuan satu-satunya. Peter selalu mengunjungi kediaman Bintara sejak bulan kedua kepindahan keluarga Bintara ke Australia.
Tidak mudah pada awalnya untuk mendapatkan izin mereka, hanya saja pada saat itu keberuntungan berpihak padanya. Zira melihat kehadirannya pada saat itu. Zira masih mengingat Peter meski mereka hanya pernah bertemu sekali saja. Karena permintaan Zira, keluarga Bintara mengizinkan Peter berkunjung. Yang tentunya, tidak gratis.
"Opa dengar Zizi masuk ke kantor polisi, ada masalah apa?" tanya Peter.
"Cuman masalah kecil, hampir aja aku mau mendaftarkan cucuku yang satu ini ke Guinnes World Record tadinya," ujar Abian sambil mencubit pelan pipi gembul Zira.
"Awh! Kakek! Sakit ish!"
"Kenapa?" tanya Peter bingung.
"Hanya perkara rebutan boneka, Zizi mecahin rekor jadi satu-satunya orang yang kena kasus karna boneka," jawab Klawnta secara tiba-tiba yang baru saja tiba bersama Sharen.
Tapi, yang menarik perhatian Zira bukan mereka berdua, melainkan orang yang berada di belakang mereka. Zira bahkan hanya menganggap penuturan Klawnta sebagai angin lewat.
"Huaah! Papi papi!" panggil Zira dengan antusias dan berlari memeluk orang itu, Reihand.
"Zizi! Jangan lari!" Peringat Christian.
Reihand membalas pelukan Zira tak kalah erat sambil menghujami seluruh wajah Zira dengan kecupan-kecupan kecil.
"Papi juga kangen sama Zizi," bisik Reihand.
Ya, dua minggu setelah kedatangan Peter di kediaman Bintara, Reihand yang pada saat itu masih sibuk mencari keberadaan Zira, secara mendadak dihubungi langsung oleh Abian yang memberitahu alamat mereka dan menyuruh Reihand agar segera datang ke alamat yang diberikan. Tentunya Reihand melakukannya dengan senang hati.
Zira belum berniat melepaskan pelukannya dari Reihand, melupakan fakta di ruangan itu masih ada satu 'Ayah' nya lagi yang melihat adegan itu dengan malas. Dion mengalihkan tatapannya, ia merasa udara di sekitarnya berubah menjadi panas seketika.
"Zizi mandi dulu sekarang ya," perintah Sharen lembut.
"Tap-tapi Zizi masih mau sama papi, mama!" pinta Zira dengan sedikit memelas.
"Papi sama Opa nginap di sini selama seminggu, Zizi masih punya banyak waktu buat main sama papi, sekarang Zizi mandi dulu aja ya," bujuk Reihand.
Zira kembali memanyunkan bibirnya, "Huh... Iya papi, Zizi mandi sekarang," ujar Zira tak rela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zira's Brothers & Daddy
Teen FictionKisah Zira, bersama ketiga 'ayahnya' dan juga para abangnya dari ketiga keluarga 'ayahnya' itu. -------- Zira Wieny Anastasya, seorang gadis remaja berumur 16 tahun yang kehilangan mommy-nya sejak kecil, sehingga Zira dirawat oleh bunda panti hingga...