BAB 14

24.3K 2K 157
                                    

°Zira's Brothers & Daddy°

HAPPY READING!!
.
.
.

Andara setia memeluk Zira sambil mengelus rambut Zira dari samping hingga tertidur.

Albert mengizinkan Andara menginap agar ia bisa menemani Zira hingga bangun.

Mereka semua telah balik ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena hari sudah malam. Albert dan Anita tidur di kamar tamu, karena kamar mereka telah dipakai oleh Zira. Reihand juga sudah pulang ke mansionnya, membiarkan Andara yang menjaga Zira.

Zira terbangun pukul dua belas malam. Tenggorokannya terasa kering, ia merasa haus sekarang.

Ia melirik ke arah perutnya yang terasa berat, tertimpa oleh tangan Andara. Ia memindahkan tangan Andara dengan perlahan, agar Andara tidak terusik. Ia mencium pipi Andara singkat, lalu bangkit dari kasur, meninggalkan Andara di kamar itu.

Zira turun ke lantai bawah, mencari dapur di mansion besar itu. Setelah sampai, ia segera membuka kulkas mengambil air dingin untuk menghilangkan rasa hausnya.

Zira tersentak kaget ketika melihat Ryan yang berdiri tepat di sebelahnya sedang menyeduh kopi. Ia baru saja menyadari keberadaan Ryan setelah menutup pintu kulkas.

Zira merasa canggung, grogi, tidak nyaman berada di dekat Ryan. Ia berusaha menghindari tatapan Ryan.

Ryan tidak melepaskan sedikitpun pandangan matanya pada Zira. Ia memerhatikan semua gerak gerik Zira.

"Apa yang kamu inginkan dari keluarga ini lagi?" tanya Ryan dengan ekspresi datarnya. "Mau menghancurkan keluarga ini lagi, sama seperti Mommy-mu dulu?"

"Belum cukupkah dulu kalian datang merusak semuanya? Sekarang, mau apa lagi kamu dari keluarga ini?"

Zira meremat ujung piyama dengan erat—berusaha menguatkan diri. Ia memberanikan diri menatap mata Ryan. "Hancur? Zi—maksudnya aku, aku akui kehadiranku mungkin merusak kebahagian keluarga kakak. Karena kehadiranku juga, mungkin mengganggu keharmonisan keluarga ini dan aku meminta maaf atas hal itu."

"Kebahagian keluarga Kakak terusik ketika Mommy memberitahukan kehadiranku pada saat itu. Tapi, setelah Mommy pergi dan tidak pernah muncul di hadapan keluarga ini lagi, semuanya berlangsung seperti semula kembali, bukan? Setelahnya, kalian hidup dalam keadaan baik-baik saja—seolah-olah Mommy dan aku tidak pernah hadir dalam kehdupan kalian."

Zira tersenyum kecut. "Tidak sekalipun aku berniat untuk mengusik keluarga ini terlebih lagi merusak kebahagiaan kalian. Aku juga sadar, aku tidak pantas berada dalam keluarga ini. Maka dari itu, secepat mungkin aku akan meninggalkan mansion ini dan sama seperti pada saat itu—ketika kalian melupakan kehadiran Mommy, anggap saja aku juga tidak pernah muncul di hadapan kalian pada saat ini."

Zira terdiam sesaat hingga menciptakan keheningan. Ia sedang berusaha menenangkan dirinya sebelum kembali berbicara.

"Sejak awal aku hidup di antara ujaran kebencian orang lain," ungkapnya. "Dibenci oleh orang lain tanpa sebab, dibenci dengan alasan yang bahkan tidak kuketahui. Mereka meledek dan menindasku dengan mengatakan bahwa aku adalah anak haram, anak yang tidak diinginkan, anak sialan, buangan, anak yang lebih baik mati saja dan tidak pantas hidup, dan masih banyak lagi yang bahkan tidak bisa kujabarkan seluruhnya." Bibirnya terasa kelu ketika mengucapkanya dan mengingat kembali perkataan buruk orang di sekitarnya.

Zira's Brothers & DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang