||"Zira's B&D"||
:)
HAPPY READING!
.
.
."Makan yang banyak," perintah Christian yang duduk di sebelah Zira, sambil mengelus pipi Zira yang sedikit menggembung.
"He'em"
Saat ini, mereka semua menikmati makan siang di restoran sushi yang letaknya tidak jauh dari perusahaan cabang Bintara. Peter dan Reihand ikut berkumpul bersama mereka.
"Dion, besok kamu punya waktu luang kan?" Tanya Abian pada Dion yang duduk berhadapan dengan Zira, dan bersebelahan dengan Sharen.
"Iya, kebetulan besok minggu, kenapa pi?" Tanya Dion balik.
"Besok tolong wakilkan papi ketemu klien kita dari Dubai, di Ca--,"
"NO!! GAK BOLEH!" ujar Zira tegas, sedikit meninggikan suaranya, memotong ucapan Abian.
"Zizi, kalau mau ngomong itu telan dulu," Ujar Klawnta sambil mengambil sebutir nasi yang lengket di sudut bibir Zira.
"Kenapa gak boleh? Papa Dion kan cuman ketemu sama klien, Zizi." Ucap Abian.
"Kakek mau bohongin Zizi lagi? Terakhir kali Zizi masih ingat, kakek bilang papa mau ketemu klien, tapi malah ketemu sama perempuan lain." Ujarnya cemberut, sambil melipat tangannya, memicingkan matanya pada Abian.
"Enggak kok, kakek gak gitu lagi deh, janji," ujar Abian sambil menunjukkan jari kelingkingnya pada Zira.
"No no! Zizi gak mau percaya lagi!" Ujar Zira sedikit sinis.
"Yaudah, besok biar kak Klawn aja yang gantiin papa, gimana?" tanya Dion membujuk Zira.
"Setuju!" Jawab Zira sambil tersenyum lebar pada Dion.
"Loh? Kok jadi kakak yang dikorbanin?! Gak mau lah, besok libur!" Tolak Klawnta.
"No no, itu tugas kakak, gak boleh nolak!" Ujar Zira dengan nada mengejek.
Klawnta mendengus mendengar ucapan adiknya itu.
"Papa?" Panggil Zira.
"Kenapa sayang?" Tanya Dion balik.
"Kenapa papa gak nikah sama mama aja? Cocok kok!" Ujar Zira serius.
Byurr
Dion yang baru saja meminum seteguk air putih, menyemburkan airnya tepat di wajah Zira.
Uhukk uhuk!
Dion tersedak. Dion menatap Zira horor, "Kenapa Zizi bisa punya pemikiran kayak gitu?!" Tanya Dion setelah berhasil meredakan batuknya.
Christian membantu membersihkan wajah Zira yang sedikit basah menggunakan sapu tangannya.
"Mommy sama mama itu mirip, lagian papa juga udah dekat sama mama dari lama, kenapa gak nikah aja? Lagian Zizi suka!"
"Kalau papa sama mama udah nikah, Zizi bisa bobok bareng langsung, Gak usah pindah-pindah kamar lagi!" Ujar Zira antusias.
Sharen menatap tidak percaya ke arah Zira. Bagaimana Zira bisa punya pemikiran seperti itu? Tanyanya dalam hati.
"Zizi mau papa sama mama nikah ya?" Tanya Reihand tersenyum tipis.
"Iya! Mau bangetttt!"
"Kalau gitu, kakek setuju!" Ujar Abian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zira's Brothers & Daddy
Teen FictionKisah Zira, bersama ketiga 'ayahnya' dan juga para abangnya dari ketiga keluarga 'ayahnya' itu. -------- Zira Wieny Anastasya, seorang gadis remaja berumur 16 tahun yang kehilangan mommy-nya sejak kecil, sehingga Zira dirawat oleh bunda panti hingga...