BAB 40 | A

10.5K 1.1K 219
                                    

Akhirnya... bisa up juga. 🥲
4777 words.

HAPPY READING!
.
.

⚠️ ada (sedikit) adegan kekerasan, kasar. ⚠️

(masih lanjutan part flashback.)

(A/n : Author saranin buat baca part sebelumnya dulu bagi yang udah lupa sama alur ceritanya. 😉)

.
.
.

(Zira)

"Hasil rontgen menunjukkan adanya keretakan kecil pada bagian toraks—tulang punggung tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hasil rontgen menunjukkan adanya keretakan kecil pada bagian toraks—tulang punggung tengah. Keretakan diperkirakan sudah terjadi cukup lama jika dilihat dari lebam di sekitar goresan luka pada punggung pasien serta proses pemulihannya." Dokter itu menunjukkan hasil rontgen milik Zira sambil menjelaskannya kepada Martin.

"Hasil pemeriksaan CT-SCAN dan MRI akan keluar besok pagi. Malam ini pasien juga dijadwalkan melakukan pemeriksaan psikis. Hasil sementara menunjukkan kondisi fisik pasien pada saat ini baik-baik saja," jelas dokter itu. "Setelah prosedur pemeriksaan selesai dan wali pasien telah ditemukan, serta adanya surat izin dari pihak berwenang nantinya, sesegera mungkin saya membuat Visum et Repertum pasien dan menyerahkannya pada Anda."

"Anda benar-benar yakin bahwa Zira merupakan korban kekerasan?" tanya Martin memastikan.

"Ya, saya yakin. Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya menemukan beberapa bekas luka di punggung pasien yang cukup parah; dua bekas luka berukuran 6 hingga 9 sentimeter, satu luka di punggung dengan panjang sekitar 17 sentimeter yang menghubung hingga ke bagian lengan belakang pasien sepanjang 4 sentimeter, serta beberapa di antaranya lagi sudah mulai memudar." Dokter itu menjawab sambil menunjukkan beberapa foto bekas luka pada punggung Zira yang akan dijadikan sebagai laporan hasil visum nantinya.

"Saya sudah mengenal Anda sejak lama, Pak Martin. Anda sudah bekerja sebagai tim penyidik serta menjadi detektif swasta selama bertahun-tahun. Berdasarkan pengalaman anda dengan melihat foto ini, saya yakin Anda langsung dapat menyimpulkan bahwa adanya indikasi kekerasan yang dialami pasien."

Apa yang sebenarnya terjadi? Siapakah yang tega menyiksa gadis mungil itu? Martin mengusap wajahnya dengan kasar. "Baiklah. Saya akan mengusahakan yang terbaik untuk menemukan panti asuhan itu beserta pengurusnya. Terima kasih atas kerja sama Anda. Kalau begitu, saya permisi." Martin segera meninggalkan ruangan milik dokter itu.

Pemandangan Zira yang sedang duduk di kasur pasien—menatap ke arahnya—merupakan hal pertama yang dilihat Martin ketika masuk ke dalam ruang rawat inap yang ditempati Zira.

Martin segera duduk di kursi dekat kasur. "Untuk sementara, Om yang akan menemani Zira di sini. Zira enggak perlu takut, Om bukan orang jahat," imbuhnya sambil mengelus pucuk kepala Zira.

Zira's Brothers & DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang