Part 23: Badmood

317 28 13
                                    

Hai, jangan lupa tinggalkan jejaknya
Kalau suka sama part ini
Happy reading💛

Selesai memasak nasi goreng, Anjani melangkahkan kakinya ke kamar untuk memberikan nasi goreng buatannya pada Delon dan berharap laki-laki itu mau menerimanya.

Kata Bi Inah Delon belum makan siang dan Bi Inah sudah beberapa kali menyuruhnya untuk makan dengan masakan yang dia buat tapi Delon terus menolaknya, kalau di paksa lelaki itu akan marah,  jadi selepas pulang sekolah, Anjani langsung membuatkan makanan lagi untuk Delon yaitu nasi goreng.

Siapa tau dengan masakannya dan bujukan lembut nantinya Delon mau makan.

Masuk ke dalam kamar, Anjani terkejut Delon tidak ada.

Anjani menutup pintu kamarnya kembali lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru arah. Kemana lelaki itu siang menjelang sore begini?

Dia pun menuruni anak tangga.

Tak lama Anjani mendengar suara percikan air yang Anjani pikir sepertinya berasal dari halaman belakang. Tepatnya di kolam renang.

Anjani segera melangkahkan kakinya ke kolam renang. Ia menghela napas lega benar saja Delon ada duduk di sana sedang memainkan air menggunakan kedua kakinya di pinggir kolam.

"Kak Delon." Delon menoleh. Anjani tersenyum kecil dan menghampiri Delon lalu duduk di sana.

"Lo udah pulang?" Anjani mengangguk.

"Kak Delon belum makan, ya?"

"Lagi nggak selera makan," sahutnya membuang wajahnya ke arah lain.

"Makan kak, nanti sakit."

"Gue udah sakit, Jani."

"Oh iya! dasar Jani goblok!" ucap Anjani sembari menepuk jidatnya. Delon terkekeh pelan.

"Kak Delon makan, ya, ini Jani buatin nasi goreng."  Sembari menyodorkan nasi goreng buatannya pada Delon.

"Lo sendiri aja yang makan sana."

"Tapi ini Jani buat untuk Kak Delon."

"Mulut gue pait, ngga selera makan." Anjani menghela napas.

"Kak Delon juga belum minum obat?"

"Belum."

"Tuh kan belum, pokoknya Kak Delon harus makan terus minum obat! biar cepet sembuh Kak!"omel Anjani perhatian.

"Sepeduli kah itu lo ke gue?"

"Ya kan Jani istrinya, jadi Jani khawatir sama Kak Delon. Ayo pokoknya Kak Delon makan."

"Bukannya lo malah seneng kalau gue sakit? jadinya kan gue nggak nyentak-nyentak lo."  Anjani terdiam, memang benar tiga hari ini suara Delon lebih rendah dari biasanya, lelaki itu tidak ngegas saat berbicara dengan dirinya walaupun sikap dinginnya masih ada.

"Iya Jani seneng, ehehe. Ayo makan kak,  ngebentak kan juga butuh tenaga." Delon menghela napas.

"Yaudah suapin." Anjani melotot.

"Gunanya tangan buat apa?" tanya Anjani balas dendam, soalnya waktu makan di kafe dengan Delon dirinya ingin disuapin lelaki itu saja jawabannya seperti itu. Ya walaupun akhirnya Delon menyuapi dirinya tapi dengan terpaksa.

Marriage With DelonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang