Part 65: Datang

96 12 2
                                    

haii selamat malam! sebelumnya aku mau ngucapin selamat lebaran semuaa

aku minta maaf kalo selama kalian baca cerita ini bawaannya emosi karena alur/ tokoh2nya dan, semoga kalian nggak emosi baca part ini wkwk

Happy Reading💛

"Kalau ditanya pengen apa? cuma pengen punya sabar tanpa batas dan ikhlas yang tulus." ~Marriage With Delon

"Bu."

"Hm."

"Jani mau nanya boleh nggak?"

"Boleh. Mau nanya apa?"

"Kalau Jani sama Kak Delon pisah, Ibu setuju nggak?"

Sontak Renita langsung menoleh ke Anjani karena syok dengan pertanyaannya. Ya tentu saja dia tidak setuju. Renita menjewer telinga Anjani membuat sang empunya mengaduh kesakitan.

"Kamu dari kemarin ngomongin pisah, pisah, pisah terus! kamu nggak sadar sekarang kamu lagi hamil?"Renita mengomel.

"Ya emangnya apa hubungannya sama hamil, Bu? Jani sadar kok, Jani lagi hamil,"balas Anjani.

"Ya namanya lagi hamil nggak boleh ada kata perpisahan! perempuan sedang mengandung nggak boleh diceraikan! nggak boleh!"

"Boleh kok, bu. Cerainya setelah Jani lahiran."

Renita menghela napas lalu mulai berkata,"Kamu pikir hidup tanpa Suami itu enak? apalagi kamu nanti harus ngurus seorang anak!"ucap sang ibu mulai serius. "Ibu aja kalau bukan karena Ayah kamu meninggal, Ibu nggak mau jadi Janda. Kamu tau? kalau nggak ada kamu di sini, Ibu kesepian."

"Ya kalau tau gitu, kenapa dulu Jani harus dijodohin, dinikahin mendadak padahal Jani belum waktunya menikah,"balas Anjani.

Renita pun melanjutkan kalimatnya yang sempat terjeda karena Anjani yang tiba-tiba bertanya. "Terus setelah Ayah kamu meninggal, Ibu harus cari uang sendiri, karena udah nggak ada yang nafkahin. Tapi, Ibu bersyukurnya waktu kamu menikah. Hidup kamu ada yang biayain. Hidup kamu lebih terjamin. Harusnya kamu bersyukur untuk itu."

"Kamu udah enak punya Suami, malah mau milih jadi janda?"

"Tapi bu-"

"Apa? kamu mau bilang Delon jahat? dia nggak sayang sama kamu? dia nggak cinta sama Istrinya? Ibu muak dengar kalimat-kalimat itu dari kamu, Anjani!"

"Tapi emang kenyataannya seperti itu,"lirih Anjani dengan mata berkaca-kaca. "Ibu nggak pernah ngertiin perasaan Jani. Ibu pikir, Jani selalu bahagia hidup sama Kak Delon?"

"Nggak."balas Renita. "Ibu nggak pernah bilang kamu bahagia terus. Karena hidup emang nggak harus tentang bahagia. Pasti ada sedihnya. Itu wajar."

Tapi ini nggak wajar buu, soalnya Anjani sedihnya banyak bangettt!! ingin sekali Anjani mengatakan itu, tapi dia hanya bisa membatin.

"Kamu harus bertahan sama Delon ya. Ibu yakin bahagianya kamu ada dia dan dia bisa buat kamu bahagia, Anjani,"pinta Renita seraya menggenggam kedua tangan Anjani.

Benarkah? nyatanya saat ini pun Anjani masih merasakan sedih. Atau mungkin Renita mengatakan itu hanya sebagai penenang untuk Anjani?

Karena yang Anjani tau, Renita itu egois. sebagai contohnya dia tidak mungkin memaksa dirinya mengikuti perjodohan yang sama sekali tidak Anjani inginkan. Walaupun dengan alasan ini demi kebaikannya, demi kebahagiaannya.

Karena nyatanya, Anjani sekarang belum bahagia.

Semua ini tidak akan terjadi kalau perjodohan itu tidak ada. Semua ini karena Renita. Ya dari dulu sampai sekarang Anjani tetap menyalahkan sang Ibu. Karena dari awal Ibunya yang menginginkan perjodohan ini.

Marriage With DelonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang