Part 68: Kebahagiaan

63 7 0
                                    

Haii, balik lagi dengan akuu, aku akan terus mengupdate cerita ini sampai tamatt

jadi, jangan lupa selalu tinggalkan jejaknya yaa, biar aku nggak ada niat buat unpub :(

sediih bngtt bnyk yg siderssss

oke, let's go! Happy Reading💛


Tanpa memedulikan Delon dan Pamela yang masih berdebat, Anjani memilih untuk pergi dari sana.

Delon menghela napasnya lega akhirnya berhasil membuat Pamela pergi dari rumahnya setelah drama-drama menangis dan mengemis perempuan itu padanya yang terus meminta agar dirinya menerimanya kembali. Kemudian, Delon menoleh ke belakang dan sudah tidak ada Anjani di sana.

Delon pun memutuskan masuk ke dalam rumah dengan tidak lupa menutup pintu dan menguncinya. Lalu dia menuju kamarnya.

Ternyata Anjani ada di sana. Delon tersenyum kecil. "Sayang, ini nasi Padang pesenan kamu,"kata Delon sembari menyodorkan tas plastik berwarna putih yang berisi satu bungkus nasi Padang pada Anjani.

Anjani menerimanya lalu meletakannya di atas nakas tempat tidurnya dengan diam tanpa mengucapkan sepatah kata membuat Delon bingung.

"Kok ditaruh? tadi katanya kamu laper. Dimakan dong sayang,"ujar Delon.

Anjani mendongak, lalu membalas. "Kak Pamela udah pulang?"

"Udah," balas Delon. Lantas dia beralih duduk di depannya. "Kenapa? kok mukanya muram gitu, hm?"tanyanya sembari menangkup wajah Anjani membuat perempuan itu mendongak, menatap Delon.

"Jani kasihan sama Kak Pamela. Kak Pamela lagi hamil... dia pasti sebenarnya butuh perhatian dan dukungan dari orang terdekatnya kan' Kak?"ucap Anjani. "Nggak seharusnya Kak Delon memperlakukannya seperti tadi."

Sontak Delon menghela napas. "Iya aku tau, tapi, kamu lupa apa yang mau dia perbuat ke kamu? dia mau nyakitin kamu, sayang. Aku nggak terima itu."

"Ini semua salah Jani..."ucap Anjani sembari menundukkan pandangannya. "Kak Delon tau? dari dulu sampai sekarang Jani selalu merasa bersalah ke Kak Pamela karena... Jani udah rebut Kak Delon dari dia. Semua ini nggak akan terjadi kalo Jani nggak hadir di hidup Kak Delon. Kayaknya memang seharusnya kita itu nggak ada, Kak."

"Apa sih? kenapa omongan kamu semakin ke sini makin ke sana,"kata Delon tidak terima dengan ujaran Anjani tersebut. "Dengerin aku ya, ini semua nggak ada hubungannya sama hubungan kita. Tolong kamu jangan salahin diri kamu sendiri. Karena ini semua salah aku! Puas?"imbuhnya dengan lembut namun meninggikan suaranya pada kalimat terakhir.

"Seharusnya Jani tinggal di rumah Ibu aja dan Kak Delon nggak usah datang. Jadi, Jani nggak perlu tau tentang kenyataan ini. Kayaknya itu jauh lebih baik,"balas Anjani.

Lantas Delon kembali menghela napasnya lelah ."Aku ngasih tau yang sebenarnya salah, aku nggak jujur juga salah,"ucap Delon lalu menatap Anjani." kalo aku nggak datang jemput kamu pulang, kamu pasti langsung berpikiran aku Suami yang jahat lah, nggak tanggung jawab lah apalah. Aku bingung. Kayaknya memang apa yang semua aku lakuin buat kamu itu salah, ya?"

"M-maaf..."ucap Anjani kemudian dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Jani cuma masih bingung sama semua yang udah terjadi. Semuanya terlalu cepat,"imbuhnya lalu menatap Delon. "Kak." Anjani memanggil Delon.

Mendapat panggilan itu, Delon membalas dengan satu alisnya terangkat.

"Jani pernah liat qoutes di salah satu sosial media, katanya, seorang laki-laki cintanya habis di orang pertama dan sisanya hanya menjalani hidup,"ucap Anjani menggantungkan kalimatnya.

Marriage With DelonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang