Part 1: Pertemuan

1.3K 76 166
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejaknya<3

»Happy Reading«

Waktu sudah menunjukan pukul 08.00 am.  Gadis cantik dengan setelan baju tidur bermotif hello Kitty masih betah menguncikan dirinya di kamar. Terhitung sudah tiga hari. Keluar kamar hanya untuk makan. Bahkan dia sampai bolos sekolah. Alasannya karena dia masih marah dengan ibunya yang terus memaksa untuk mengikuti surat wasiat perjodohan peninggalan sang Ayah. Namun gadis itu terus menolak keras.

"Anjani! Ibu mohon kamu mau menggantikan posisi Rinjani di surat itu!" Ini yang sudah ke- sepuluh kali Rena memohon kepada putrinya.

Anjani menenggelamkan wajahnya di balik selimut pink kesayangannya. Telinganya ia sumpal dengan earphone yang bervolume keras. Matanya tertutup, pura-pura tidur. Sengaja, agar tidak mendengar suara sang ibu yang terus terdengar di telinganya dengan kalimat-kalimat yang sama.

Tok tok tok

"Jani! Kamu jangan jadi anak durhaka sama ibu! dengerin ucapan ibu, Anjani! Kamu harus mau mengikuti perjodohan itu!" ujarnya lagi dengan suara lebih keras.

"Jani nggak mau, Bu! Jani nggak mau nikah muda! Jani masih mau sekolah biar pinternya nggak luntur," sahut Anjani merengek. Rena menghela napas sejenak.

"Jani, kamu sayang sama Ayah kan?" Anjani mengangguk yang mungkin tidak terlihat oleh Rena." Kalau kamu sayang sama Ayah, turutin perintah wasiat itu!"

"Nggak mau! Yang dijodohin kak Ririn, kenapa Jani harus ikut campur?"

"Rinjani kan nggak ada. Jadi kamu yang menggantikan. Kalau soal sekolah, kamu bisa melanjutkan sekolahmu nanti sesudah menikah." 

"Jani tetep nggak mau. Lagi pula belum tentu juga si Delon Delon itu mau nerima perjodohannya. Dia pasti nggak mau sama Jani, Bu." Renita geleng-geleng kepala.

"Siapa bilang? kamu itu cantik, pintar juga. Delon pasti bakal tertarik dengan kamu. Delon itu anak orang kaya. Kalau kamu nikah sama dia, hidupmu akan jauh lebih enak. Lagi pula ayah juga tidak meninggalkan harta warisan sama sekali, palingan cuma rumah kecil ini."

Bisa dibilang, Anjani tergolong dari keluarga sederhana. Dulu, Ayahnya hanya bekerja sebagai karyawan biasa di perusahaan milik orang. Rena cuma menjadi ibu rumah tangga saja.

"Jadi ibu cuma mau jadikan Anjani jadi ladang duit nanti setelah menikah sama Delon?" Rena mendelik. Kenapa Anjani sampe bisa berpikiran seperti itu?

Karena Anjani tahu, Rena itu gila uang dari dulu.

"Nggak sayang. Ibu juga melakukan ini demi kebahagian kamu. Kamu mau, ya? Kamu sayang ibu, kan? kalau sayang turutin permintaan ibu."

Anjani meresapi kalimat-kalimat yang dilontarkan Rena. Dia masih berpikir keras untuk menyetujui atau menolaknya.

Saat tahu tidak ada jawaban dari dalam, Rena memikirkan cara lain untuk membujuk putrinya agar mau menuruti perintahnya, dan ini satu-satunya cara meluluhkan seorang Anjani. Senyuman seringainya pun muncul.

"Ternyata kamu nggak sayang sama ibu. Kamu sama seperti kakakmu Rinjani yang keras kepala, susah untuk diatur..."

Anjani bangkit dari tempat tidurnya pelan-pelan lalu berjalan mendekat ke arah pintu untuk mendengar apa yang di ucapkan Rena.

Marriage With DelonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang