Part 22: Sick

392 29 15
                                    

Hai, jangan lupa tinggalkan jejaknya kalau suka sama part ini
Happy reading💛

Anjani terkejut saat menyentuh kening Delon yang panas. Berawal dari dia menyentuh tangannya berniat membangunkannya dan beralih ke keningnya juga panas dan benar sepertinya lelaki itu Demam. Raut wajahnya juga pucat.

Anjani menuju dapur mengambil handuk kecil beserta sebaskom air hangat setelah itu mengompreskan ke kening Delon dan lelaki itu tiba-tiba terbangun.

"Lo ngapain?"

"Kening Kak Delon panas jadi, Jani kompres pake air anget."

"Nggak usah." Delon menyingkirkan handuk itu dari keningnya.

"Kak Delon lagi demam aja masih keras kepala."

Delon hendak mengubah posisinya menjadi duduk namun tertahan kala kepalanya tiba-tiba pusing. Dia pun memegangi kepalanya dengan meringis kesakitan.

"Tuh kan, makanya jangan ngenyel." Anjani membantu Delon merebahkan tubuhnya lalu mengompres kening lelaki itu kembali.

"Pasti Kak Delon kecapean gara-gara tadi malam pulang larut malam."

Delon memejamkan matanya untuk meredakan sakit kepalanya itu.

"Tunggu ya kak Delon, Jani mau pergi sebentar."

Anjani kembali lagi dengan segelas jahe hangat di tangannya.

"Minum Kak, biar badannya enakan." Sembari menyodorkan segelas jahe pada Delon. Delon membuka matanya.

"Gue nggak doyan minuman itu," sahutnya menolak.

"Kak, dulu saat Jani demam atau badan Jani nggak enak, ayah selalu beliin Jani minuman jahe kaya gini setelah Jani minum badan Jani jadi enakan," ujar Anjani.

"Nggak lo kasih racun, kan?"

"Nggak tau Kak, soalnya bukan Jani yang buat. Tadi Jani beli di jalan sebrang sana, Kaka tanya aja sama penjualnya di kasih racun enggak." Delon berdecak, setelah itu mengubah posisinya menjadi duduk dan menerima segelas jahe tersebut lalu meminumnya. Senyum Anjani merekah lalu Anjani duduk di samping Delon.

Delon terkejut saat kedua tangan Anjani menyentuh pundaknya.

"Mau ngapain?"

"Mijitin Kak Delon." Dan Anjani melakukan aksinya.

"Apaan sih lo." Delon menolaknya.

"Nurut sedikit bisa nggak sih?" Delon terdiam, dan membiarkan Anjani memijat pundaknya.

Nih bocah pinter mijit ternyata.

"Kok berhenti?"

"Tuh kan, pijitan Jani nagih kan," goda Anjani membuat Delon mengalihkan pandangannya setelah itu Anjani tertawa lepas dan melanjutkan pijitannya lagi.

"Dah-dah nggak usah mijet lagi."

"Gitu aja ngambek ih Kak Delon, gemes banget,"godanya lagi sambil menoel dagu Delon. Pasalnya, Anjani suka melihat raut Delon yang datar dan bercampur dengan kesal seperti ini membuat dirinya ingin terus menggoda.

"Minggir, gue mau istirahat," ujar Delon dingin.

"Mau Jani temenin nggak?" tawar Anjani sembari menyenggol lengan Delon, membuat sang empu membuang wajahnya ke arah lain.

"Yang ada gue nggak bisa tidur."

"Masa? tadi malem aja kak Delon tidurnya pulas banget di samping Jani. Malahan setiap malam Jani tau Kak Delon."

Marriage With DelonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang