Part 49: Yang Sebenarnya

341 28 2
                                    

Hai, bacanya pelan-pelan, part ini mulai masuk konflik •͈ᴗ•͈

Happy Reading 💛

"mulutnya mungkin berkata 'nggak pa-pa' tapi dalam hatinya pasti 'ada apa -apa'. "
~Anjani Laurinda~

Rasanya setelah melihat semua itu, Anjani ingin pulang sekarang juga. Namun, dia tidak enak mengatakannya pada Dimas yang sudah mengajak dirinya ke pesta Ulang Tahun Pamela untuk menemani lelaki itu di sini sampai selesai.

Padahal ruangannya outdour dan udaranya sejuk. Tapi, kenapa Anjani merasa panas ya di sini? Bukan panas sih, cuma seperti terbakar sedikit.

Apalagi saat melihat Delon menyuapi kue ke mulut Pamela. Rasanya Anjani ingin melemparkan piring plastik beserta kue potong miliknya ke wajah Delon yang sedang duduk berdua di depan pojok sana bersama kekasihnya itu. Tapi, sayangnya dia tidak berani sama sekali untuk melakukan itu.

Yang Anjani bisa lakukan hanya duduk, diam dan merenungi nasibnya yang malang.

Terkadang Anjani masih memikirkan tentang keputusannya untuk bertahan dengan Delon apa sudah benar atau malah salah, karena melihat untuk kesekian kalinya dikecewakan oleh lelaki itu. Bahkan malam ini.

'Bagaimana bisa aku terus menerus mencintaimu, sedangkan kamu terus menerus menyakitiku?'~Anjani Laurinda~

Tapi, saat ini Anjani masih mempunyai rasa sabar yang entah kapan stoknya akan habis atau malah... diperpanjang lagi.

Walaupun lagi-lagi suaminya membuat ulah.

Hingga suara Interupsi Dimas yang duduk di sampingnya membuyarkan lamunan Anjani.

"Jan, dimakan atuh kuenya. Ngelamun wae kamu dari tadi aku liatin,"ucap Dimas lalu mengambil sepotong kue dan menyodorkannya di depan mulut Anjani. Anjani menatap Dimas lalu akhirnya menerima suapan dari lelaki itu.

"Kamu kenapa?"tanya Dimas kemudian.

Mendengar itu, Anjani ngeleg sebentar lalu menjawab. "Nggak pa-pa."

"Kuenya enak nggak?"tanya Dimas lagi.

"Enak,"balas Anjani seadanya. Iya, kuenya beneran enak. Tapi entah kenapa dimulut Anjani terasa hambar.

"Kalau enak ya habisin. Biar pulang nanti udah kenyang,"kata Dimas. "Mumpung gratis kapan lagi' ya kan?" Kemudian, kedua alis Dimas bergerak naik turun.

Anjani tertawa kecil melihat itu. "Iya, tapi tadi sebelum ke sini, Jani udah makan di rumah. Jadi, udah kenyang, kok, Aa Dimas,"balasnya.

"Ya selagi perutnya masih muat, makan aja lagi gapapa,"ucap Dimas santai.

"Nanti Jani gendut gimana?"gurau Anjani. "Katanya sih, kalau ngemil di atas jam sembilan malam bisa buat badan jadi gemuk,"imbuhnya.

Emang iya, tah?

"Yaa nggak apa-apa. Biar pipi kamu ini tambah Chubby." Kemudian, Dimas mencubit pipi kanan Anjani dengan gemas lalu terkekeh kecil melihat gadis itu memegang pipi bekas cubitannya dengan mengerucutkan bibir.

"Aa Dimas bisa aja modusnya,"ucap Anjani.

Dimas pun tertawa kecil lalu membalas."Ya abisnya Jani selalu buat Aa Dimas gemas."

Mendengar itu, Anjani jadi tersipu malu.

Kemudian, Dimas bersuara kembali." Jan, aku mau izin ke toilet bentar, ya? Pengin pipis."

Marriage With DelonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang