Part 10: Pelukan hangat

564 41 35
                                    

Hai, jangan lupa tinggalkan jejaknya kalau suka sama part ini👇
Happy reading°•°

Delon panik, saat raut wajah Anjani mendadak pucat. Ia pun dengan segera menggendong Anjani ala bridal style, membawanya masuk ke dalam kamar.

Delon merebahkan tubuh Anjani di atas tempat tidur, lalu menyentuh keningnya dan ternyata panas. Nampaknya gadis itu sakit karena kelamaan bermain hujan.

Delon pun segera mengambil kotak P3K di dapur lalu mengoleskan minyak angin di kening Anjani.

"Kak Delon..." lirih Anjani dengan suara bergetar. "Anjani kedinginan..." Delon pun langsung mengambil handuk untuk Anjani.

"Baju lo basah kuyup, lo ganti baju dulu  sana," suruh Delon mendadak perhatian.

"Gantiin dong, Kak. Jani nggak kuat berdiri..." 

"Jangan manja! gue nggak suka!"ketus Delon.

"Kak Delon kok nggak keluar? mau liat Jani ganti baju ya?"Delon tersentak.

"Ini gue mau keluar."Anjani tersenyum tipis.

Delon menunggu di ruang tengah, Anjani pun keluar sudah memakai baju baru. Ia menghampiri Delon.

"Lo ngapain keluar, sana tidur aja di kamar. Istirahat," suruhnya.

"Jani takut tidur sendiri, temenin ya, Kak Delon?" Pinta Anjani, Delon menghela napas lalu bangkit, Anjani tersenyum simpul.

Anjani merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan ditemani Delon di sampingnya. Rasanya sangat bahagia sekali ternyata Delon masih ada rasa iba kepada dirinya walaupun sifat menyebalkannya masih tetap ada.

Dengan keberanian yang Anjani punya, ia menyenderkan kepalanya di bahu Delon yang kekar, dan laki-laki itu tidak menolak walaupun awalnya terkejut. Senyum Anjani mengembang.

"Eummm, Kak Delon..."

"Apa?"

"Jani haus. Boleh ambilin minum nggak?" Anjani menampilkan pupy eyesnya. Tadinya laki-laki itu ingin menyentak namun ia urungkan kala melihat raut wajah Anjani seperti itu. Ia pun bangkit. Saat hendak melangkahkan kakinya keluar, Anjani bersuara membuat Delon berhenti.

"Jani mau teh manis anget Kak Delon." Delon mengangguk." Eh iya, Kak Delon, Jani pengen martabak manis juga. Beliin ya..."Delon menghembuskan napasnya, lalu mengangguk lagi.

Anjani tersenyum tipis. Tumben, Delon tidak emosi.

Hampir setengah jam Anjani menunggu, dan akhirnya Delon kembali sembari membawa pesanan Anjani.

"Lama banget sih belinya. Jani nunggu lama banget tau, huh!" omel Anjani dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Rahang Delon mengeras, ingin sekali Delon mengeluarkan kata kasar tapi ia urungkan dulu.

"Masih syukur gue beliin. Sekarang makan." Suara Delon biasa saja, Anjani kira Delon akan marah ternyata tidak.

"Suapin dong kak Delon, aaaa..." pinta Anjani lalu membuka mulutnya lebar-lebar.

Anjani menerima suapan martabak dari Delon. Ia tersenyum simpul.

"Kak Delon mau juga?" Delon menatapi martabak sodoran Anjani,  setelah lama akhirnya Delon menerima suapan Anjani.

Tiba-tiba rasa kantuk datang menghampiri Anjani. Dia menguap, perlahan matanya mulai terpejam dan akhirnya dia tertidur di sandaran bahu Delon. Bahkan pulas.

Delon mengembuskan napas panjang melihat Anjani tertidur di bahunya. Ingin sekali ia menyingkirkan kepala Anjani, namun rasa tidak tega kini merenggut hatinya. Entah kenapa Delon malah tersenyum simpul memperhatikan wajah tenang Anjani saat menutup mata seperti ini. Dia pun  mulai ikut mengantuk, dan akhirnya Delon juga tertidur dan refleks kepalanya menempel di kepala Anjani.

Marriage With DelonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang