Part 33: Dia Belum Mencintaimu

328 26 9
                                    


Happy Reading💛

Pamela mendengkus kasar melihat sang kekasih seperti tidak menganggap dia ada di sana. Ia seperti diacuhkan dan tidak dipedulikan.

Pamela terus mencuri-curi pandang pada Delon, rasanya sangat kesal sekali gara-gara masalah foto itu, ia sekarang jadi canggung untuk bergabung bersama lelaki itu dan teman-temannya. Yang biasanya dirinya selalu satu meja di kantin dengan mereka dan sekarang posisinya di samping Delon digantikan dengan gadis lain.

Juga, beberapa Chat yang ia kirim ke Delon kemarin belum dibaca sama sekali. Sepertinya lelaki itu belum mau berbicara dengannya.

Pamela geram lantas berdecak sebal. "Ah, gue nggak bisa biarin. Gue harus berbuat sesuatu," kata Pamela mulai frustasi.

"Gue tebak, lo mau ngasih pelajaran sama cewek di samping Delon," sahut Sintiya--- teman Pamela.

"Harus." Pandangannya tidak lepas dari Delon.

"Mau kasih pelajaran apa, Mel? Sejarah? Matematika? Fisika? atau... Ekonomi?"Lantas Pamela melototkan matanya Pada Sintiya mengisyaratkan untuk diam saja.

"Lo pikir gue guru les privat apa," Pamela mendumel.

"Yaelah gapapa, Mel. Sekali-kali kasih dia pelajaran kelas dua belas. Ah! dijamin otaknya sekarat duluan."

"Diem, jangan bahas pelajaran di sini. Gue aja masih goblok masa mau sok-sok-an ngasih dia pelajaran kelas dua belas. Ih nggak banget pokoknya!"Sintiya menyengir, kemudian mengelus rambut Pamela.

"Aku padamuuu. Nggak nyangka gue, lo ngaku sendiri kalau lo goblok." Pamela mendelik.

"Diem lo Atun. Gara-gara omong kosong lo yang nggak berguna itu, gue jadi nggak bisa mikir mau berbuat apa."

Sintiya mengerucutkan bibirnya. "Nama gue Sintiya bukan Atun. Ih jelek banget nama Atun," protes Sintiya tidak suka dirinya dipanggil dengan sebutan Atun, walaupun sebenarnya nama panjangnya adalah Sintiya Farkhatun.

Teruntuk orang-orang pemilik nama Atun, Sintiya meminta maaf sebesar-besarnya. Bukan bermaksud untuk menjelek-jelekkan nama tersebut hanya saja dia tidak suka dipanggil dengan sebutan Atun karena menurutnya nama itu terlalu kuno untuk seorang remaja zaman sekarang:v

"Tuh, lo liat kan Anjani? Belagu banget sikapnya. Caper. najis banget! Iyuwww!"maki Pamela lalu bergaya seperti ingin muntah.

"Gaskeenn, Meell. Labrak yuhuuu."

"Nggak, gue nggak boleh gegabah dulu. Bagaimanapun juga Anjani itu sepupu Delon, kalau gue ke sana langsung, bisa-bisa gue dicap buruk. "Kemudian, Pamela tersenyum smirk. "Gue mau main cantik aja." ia mengibaskan rambutnya.

***

Anjani menanggapinya dengan tersenyum kikuk ketika teman-teman Delon menggodanya dengan kalimat-kalimat pujian. Biasalah!

Terlebih Eza yang sedari tadi gencar menggodanya. Maklum jomblo, dia sedang mencari pasangan hati dan kebetulan ada Anjani yang mengaku masih sendiri, jadi, gas terus sampai dapat walaupun gadis itu belum tentu mau sama dia, Haha.

Sedangkan Evan biasa senyum terpesona dan tidak berlebihan karena yang berlebihan itu tidak baik. Katanya.

Ada yang mau jadi ceweknya Evan?

"Tumben lo, Cak, nggak keluarin kalimat-kalimat buaya," Evan berkata pada Cakra, pasalnya lelaki itu sedari tadi diam, yang biasanya ketika melihat cewek cantik, Ingat! Cantik, yang nggak cantik dia skip, kalimat buaian manisnya keluar dari mulut.

Marriage With DelonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang