PART 32

1.1K 130 184
                                    

Sekilas tentang dirimu
Yang lama ku nanti
Memikat hatiku
Jumpamu pertama kali
Janji yang pernah terucap
Tuk satukan hati kita
Namun tak pernah terjadi
Mungkinkah masih ada waktu
Yang tersisa untukku
Mungkinkah masih ada cinta di hatimu

Andaikan saja aku tahu
Kau tak hadirkan cintamu
Inginku melepasmu dengan pelukan

Sesal yang datang selalu
Takkan membuatmu kembali
Maafkan aku yang tak pernah tahu
Hingga semuanya pun kini tlah berlalu

Maafkan aku
Maafkan aku

Mungkinkah masih ada waktu
Yang tersisa untukku
Mungkinkah masih ada cinta di hatimuAndaikan saja aku tahu
Kau tak hadirkan cintamu

Inginku melepasmu dengan pelukan
Inginku melepasmu dengan pelukan


Vino menatap langit-langit kamarnya, dadanya terlihat naik turun ketika ia menghela dan menghembuskan nafasnya yang ia buat setenang mungkin. Tapi sorot matanya kini benar-benar lekat menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih bersih, seolah ada sesuatu yang menarik perhatiannya di atas sana padahal tidak ada apapun. Suara khas dari Ipang dan lagu Tentang Cinta yang sudah cukup lawas itu terdengar memenuhi ruangan Apartemen Vino. Lirik lagu yang sendu dibalik suara berat Ipang benar-benar terasa sebagai gambaran seorang laki-laki saat patah hati.

Laki-laki dan patah hati selama ini memang seringkali dianggap tidak bisa menyatu, katanya laki-laki tak boleh patah hati apalagi menangis. Akhirnya banyak sekali laki-laki yang berusaha untuk tetap tegar dan tidak menangis demi mempertahankan harga dirinya, harga diri yang sesungguhnya hanya mengikuti parameter orang lain. Padahal, perkara patah hati tak bisa diukur berdasarkan gender, pria ataupun wanita semuanya bisa mengalami patah hati dan hal yang wajar jika mereka menangis.

Seperti Vino saat ini, ia masih memegang erat prinsip bahwa laki-laki haram hukumnya untuk menangis di depan orang lain. Namun pada akhirnya ia sadar jika ada saatnya air mata itu tak bisa lagi ia bendung dengan alasan apapun. Kehilangan orang yang sangat berarti di hidupnya benar-benar menjadi tamparan besar untuk meruntuhkan segala gengsi dan ego yang Vino bangun setinggi langit.

Mendengarkan kembali lagu-lagu lawas membuat Vino memanggil ulang memori – memori pada momen-momen terdahulu. Seperti momen pertemuan dirinya dengan Shani pertama kali, momen dimana rasa gugup saat kencan pertama dan tangan mereka bersentuhan untuk pertama kalinya, momen dimana bibir mereka bertemu untuk pertama kali dan menghasilkan ciuman lembut yang dilakukan dengan gugup. Lalu janji-janji yang mereka buat berdua, semuanya terpanggil oleh lagu-lagu lawas dan melow yang Vino putar di kamarnya. Sementara kenangan yang terpanggil tetaplah hanya menjadi sebuah kenangan, ia tidak akan menjelma jadi apapun kecuali menjadi sebuah penyesalan dalam diri Vino. Penyesalan yang tak akan pernah membuat Shani kembali padanya.

Vino POV

Aku terbangun menyadari air mataku kembali membasahi bantal. Pipiku basah, rambutku tidak beraturan, selimut juga tidak lagi melingkari kakiku. Belakangan, aku suka sekali bangun siang atau tidur lebih panjang daripada biasanya. Ada kesengajaan yang aku lakukan agar aku merasa lelah, bersepeda dari UI Depok sampai Kuningan, melakukan perjalanan kaki sejauh sepuluh kilometer, atau mencuci pakaian kotor setiap harinya. Karena jika aku lelah, aku mudah untuk tidur. Pada waktu tidurlah aku hanya bisa bertemu kamu.

Aku menyesal bangun sepagi ini dengan perasaan yang belum tuntas. Seingatku tadi, makananmu belum habis. Kamu sedang bercerita tentang keseharian barumu mengurus tanaman, belajar berjalan, mengurus kucing dan menjejaki hobi baru yakni mengoleksi mainan anak 90an. Katamu di masa penyembuhan kakimu begini harus lebih banyak kegiatan ketimbang kamu bersedih. Ucapan itu terdengar seperti sentilan buatku. Kegiatanmu mungkin adalah upaya agar kamu terus bergerak, berpikir, dan menghilangkan kejenuhanmu. Sementara kamu tidak perlu repot untuk memikirkan sesuatu yang tidak kamu harapkan. Lain denganku, rebahan sampai tertidur adalah caraku untuk bertemu.

Adu RayuWhere stories live. Discover now