PART 38

1.1K 116 119
                                    

Enam Bulan setelah kepindahan Vino ke Bali, banyak hal terjadi di dalam keluarganya. Sang Papa yang setiap bulan selalu rutin mengunjungi Vino dan ia benar-benar berusaha keras menjadi sosok Ayah yang baik untuk anak-anaknya, menjadi sosok suami yang bisa mencintai istrinya dengan baik seperti apa yang Vino minta. Melihat kehidupan Papanya saat ini, Vino sadar jika memang menikah adalah sebuah pilihan. Kita bisa memilih menikah dengan didasari cinta, atau hanya didasari sebuah komitmen yang membuat dua orang bertahan hingga tua karena terbiasa tanpa pernah tau cintanya untuk siapa.

"Paaaaaaap"

"Iya kenapa Nak? Teriak-teriak pulau kau ini macam Papamu budeg"

"Hahaha kirain lagi dimana"

"Kenapa?"

"Jas Papa udah pas beneran kan? Ga perlu dibenerin lagi?"

"Sudah, bawel sekali Anakku ini"

"Yaudah aku masukin koper nih ya, apalagi yang belum masuk?"

"Entahlah, tanya Mamakmu. Nanti dia lupa pula masukan sempakku"

"Hahaha ya tinggal beli elah, ribet amat" Chika tertawa seraya pergi meninggalkan Papanya yang kini tengah sibuk memeriksa kembali daftar undangan. Ia takut anaknya akan kembali menghapus setiap nama yang sudah ia tuliskan.

Dua hari lagi, Chika akan melaksanakan pernikahannya di Australia. Sebagai dua manusia yang tidak bisa melegalkan pernikahan mereka di negaranya sendiri, maka Chika dan Badrun akhirnya memilih Adelaide untuk melaksanakan pernikahan keduanya. Tapi setelahnya sebuah resepsi besar sudah disiapkan sang Papa di Jakarta, jangan pernah main-main dengan kemeriahan pernikahan orang Batak. Mereka rela menghabiskan banyak sekali uang demi bisa menyelenggarakan pesta besar-besaran.

Menjelang hari pernikahannya, Chika benar-benar merasa gugup. Ia tak menyangka pada akhirnya ia benar-benar memilih Badrun untuk menjadi pendamping hidupnya. Sedari dulu Chika memang seringkali menjalani hubungan dengan lelaki server sebelah, dan pada akhirnya ia harus menikah di Negeri orang. Namun satu hal yang masih mengganjal di hati Chika adalah tentang kehadiran Vino, Kakak sulungnya. Hingga detik ini, Chika tidak tau apakah Vino akan hadir di hari pernikahan Chika atau tidak. Bahkan kini sulit juga bagi Chika untuk berkomunikasi dengan Vino, lelaki itu seringkali sulit dihubungi dan ketika Chika bertanya apakah Vino akan hadir di pestanya, Vino selalu mengelak.

"Dek, Kak Vino dateng ga ya nanti?"

"Ga tau deh, semoga aja dateng. Chat Kak Chika dibales ga? Aku ga dibales chatnya"

"Engga juga, bingung aku gimana ya"

"Yaudah Kak kan kita ga bisa maksa juga, hak Kak Vino mau milih datang atau engga. Kita berdoa aja Kak Vino mau datang nanti"

"Iya sih, yaudah bantu doain ya Kiti"

"Bayar"

"Idih males, kamu ga akan ajak pacar kamu ke Ausi?"

"Pacar yang mana?"

"Emang pacarmu ada berapa Dek? Gila juga hahaha"

"Nah itu, ga ada"

"Hahahaha yaudah anak kecil ga usah pacaran lah"

"Ngaca dong dulu pacaran Kak Chika dari pas masih sekolah juga sama Kak Ara"

"Heh kok jadi bahas itu? Eh si Ara apa kabar ya?"

"Kak Badrun nih Kak Chika nanyain Ara nih"

"Apaan deh orang cuma nanya huuu" Chika langsung melemparkan bantal ke arah Christy yang tengah asik memainkan ponsel seraya merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Adu RayuWhere stories live. Discover now