PART 5

1K 123 107
                                    

"Hai selamat pagi" Chiko tersenyum menyapa Shani yang baru saja masuk ke ruang rawat inap puskesmas untuk memeriksanya. Chiko yang baru saja keluar dari kamar mandi masih menggosok rambutnya yang basah dengan handuk.

"Loh kamu keramas?"

"Iya"

"Astaga, basah dong lukanya Chiko" Shani benar-benar tak habis pikir dengan apa yang dilakukan Chiko.

"Engga kok, ditutupin pakai plastik nih baru dilepas tadi" Chiko menunjukan lukanya yang masih tertutup perban dan tidak terkena air.

"Ga usah keramas sih Ko, nanti ga kering-kering itu luka" Shani cepat-cepat memeriksa luka Chiko dan memastikan lukanya tidak basah.

"Gatel banget Ka, kemarin kan jalan jauh tuh keringetan terus ga keramas"

"Heh! Kenapa jadi manggil Kakak sih?"

"Ya kan lebih tua haha"

"Sembarangan banget bilang tua, udah lah panggil Shani aja jangan manggil Kakak"

"Hahaha ok kalo itu maunya. Masuk kerja sepagi ini Shan?"

"Iya hari ini mau ada rapat sama ahli gizi bahas isu stunting anak, jadi sengaja dateng cepet biar bisa periksa pasien dulu. Jadi gimana sekarang? Masih pusing banget ga?"

"Mendingan sih cuma airnya tadi dingin banget ya"

"Hahaha iya disini emang dingin airnya, maaf ya ga ada water heater juga"

"Iya gapapa santai aja, seger kok enak"  jawah Chiko seraya duduk di tepian tempat tidurnya.

"Sorry liat dulu matanya" Shani mendekat pada Chiko dan membuka mata Chiko lebar-lebar, memeriksa bagian dalam mata Chiko dengan sangat teliti.

"Better sih, kita coba tensi dulu ya"

Sama seperti kemarin, Chiko tanpa sadar kembali memperhatikan Shani. Jarak yang begitu dekat membuat Chiko leluasa memperhatikan setiap detail wajah Shani. Ia kini tau apa warna mata Shani, bagaimana bentuk hidungnya, bibirnya yang merah, dimana saja letak tahi lalatnya dan manisnya lesung pipi Shani saat tersenyum dan membuat matanya seolah hilang. Manis, Chiko kini benar-benar sadar jika perempuan itu begitu manis. Sikap lembutnya membuat Chiko tak mampu berkata apa-apa, ia hanya mengikuti setiap intruksi Shani dengan matanya yang masih saja melirik Shani diam-diam.

"Udah bagus sih sekarang tensinya, vitaminnya tetep diminum tapi ya"

"Iya siap, jadi udah boleh pulang nih hari ini?"

"Boleh, sekarang sarapan dulu, minum vitaminnya habis itu baru boleh pulang. Langsung naik ke Warebo?"

"Mau belanja beberapa kebutuhan dulu sih ke kota dikit"

"Eh serius? Saya juga mau belanja sih ada beberapa yang harus dibeli"

"Yaudah bareng aja ayo, saya bawa mobil sih"

"Bawa mobil darimana?"

"Dari Bandung"

"Hah? Kemarin kan dari Jakarta pake pesawat"

"Sebelumnya saya kan udah disini, jadi pas pertama kesini itu bawa mobil bareng temen cuma dia udah balik duluan"

"Ooooh, ga pegel itu kaki nyetir sampai sini?"

"Ya kan gantian dan banyak berhenti juga ko"

"Oh gitu, asik ya kayanya. Jaga kesehatannya tapi jangan kelamaan duduk loh"

"Iya siap, sering berhenti ko Shan kalo lagi nyetir gitu"

"Iya bagus harus gitu, ok udah silakan sarapan dulu habis itu minum vitaminnya baru boleh pulang ya"

Adu RayuWhere stories live. Discover now